Alex - Violet

12 2 0
                                    


"Gue nggak tahu kenapa rasa khawatir ini harus ada dihati gue, saat gue lihat sisi rapuh loe.
Bagi gue loe itu lawan yang tangguh dihidup gue.''






Alex mengedarkan pandangn kepenjuru kantin, mencari para sahabat nya.
Ben dan Nando kecuali Vino tentunya.
Alex sudah bisa memaklumi keputusan Vino untuk pindah sekolah dan untuk beberapa bulan ini mereka sudah terbiasa bertiga.
Mungkin The boys sudah tak se rusuh dulu,karena mereka sekarang benar-benar tobat hehehe.
Alex, Nando dan Ben menjalani kesibukan masing-masing, selain kini mereka harus fokus Ujian mereka juga lagi fokus ke masa depan.
Ben sie model terkeren di Sekolahnya,dia lagi sibuk-sibuk nya mengatur jadwal pemotretan dan juga belajarnya.
Nando, sie muka pucet alias sie muka blesteran itu lagi sibuk-sibuknya bantu orang tuanya mengurus Perusahaan keluarga, maklum calon CEO.

Sementara Alexander, yahhh tak banyak yang harus di urusin Alex, Alex punya segalanya dan juga kebebasan .
Dia sedang menikmati hoby lamanya dan juga harus belajar meskipun terpaksa.
Anak pemilik yayasan sekolah dan seorang CEO ternama, membuat Alex bisa melakukan apa saja yang dia suka.

Setelah cukup termenung menggambarkan kehidupan para sahabat dan juga dirinya Alex lamgsung menghampiri meja kedua sahabatnya itu.

"Pesan nan gue mana Do?"tanya nya pada Nando yang sibuk mengotak-atik smartphone nya sementara Ben juga melakukan hal yang sama.
"Belum datang lagi di bikinin tuh sama mbak wati, pesenan gue aja belum."terang Nando menyudahi aktifitasnya mengotak-atik hpnya.
Dan tampak Alex berdecak kesal, dia paling tidak suka yang namanya menunggu.
"Ehh lex, akhir-akhir ini loe balapan lagi ya?"kali ini Ben yang bertanya,dengan tatapan menyelidik.
Alex memandang nya tanpa ekspresi Dan hanya dibalas anggukan.

"Sebenarnya bukan itu sich yang gue pengen tahu."Alex semakin memandang sahabat nya itu penasaran, karena tumben-tumbenan Ben sie super sibuk menanyakan hal yang jelas-jelas dia mungkin tahu.

"Penasaran saja soalnya gue denger dari Sie Dinda loe sering balapan bareng sama Violet."

Fuck it...
Sudah Alex kira pasti teman-temannya ini penasaran kenapa akhir-akhir ini setiap akhir pekan ada aja alasan Alex untuk hangout bareng dan itu semua untuk balapan.
Tapi kenapa harus membawa nama Vio.
Dia berpikir bagaimana dia tahu kalo akhir-akhir ini dia terlibat dengan cewek jadian itu yang entah kenapa membuat Alex lebih nyaman menikmati hoby nya itu.

"Biasa bro, loe kenapa sich jadi kaget gitu?"seloroh Nando menepuk-nepuk pundak Alex
"Lagian tahu darimana loe, kalo gue sering balapan sama makhluk jadi-jadi an Vio."
"ahahahaha, jadi beneran loe damai sama tuh anak gila seru kali ya kalo kalian bisa pacaran, yang satu singa betina yang satu singa jantan."

"Ngomong apaan sich loe, ya nggak mungkinlah."elak Alex tapi sementara hati nya bergemuruh hebat dan pikiran nya melayang teringat kebersamaan dia dengan Vio akhir-akhir ini meskipun hanya sekedar partner sesama hoby.
"Udah-udah stop bahas itu, sekarang kita makan!"seru Nando ketika pesannan mereka sudah datang.
Dan dia yang paling semangat untuk membahgiakan cacing-cacing dalam perut nya yang sedari tadi meronta meminta makanan

"Itadakimas.."serunya dan kedua sahabatnya pun berdesis jengah melihat tingkah Nando.

Vio Pov

Disinilah kita bertiga, duduk dikelas Reyna.
Hari ini kita lagi malas ke kantin jadi yahh begini, nongkrong cantik dikelas teman tercinta gue.
Setelah selsai menghabiskan bekal roti bakar Reyna yang sempat dia bawa tadi ,sebenarnya hanya gue dan Reyna yang makan sedangkan Dinda hanya makan sebuah apel, katanya lagi diet.
Percayalah model seperti Dinda selalu menjaga penampilannya.

"Vio, akhir-akhir ini loe sibuk banget kayak nya setiap gue chat bales nya lama, sibuk ngapain sichh?"tanya Reyna dan kontan membuat gue sedikit terkejut dan merasa bersalah karena akhir-akhir ini gue memang jarang buka hp karena harus menjaga Ibu gue di Rumah sakit dan gue semakin bersalah ke kedua sahabatnya ini karena tidak pernah menceritakan kalau Ibu ku masuk Rumah Sakit lagi.
Gue punya alasan kenapa gue sembunyiin ini semua,gue nggak mau buat kedua sahabat gue ini khawatir dan malah membuat mereka repot.
Sudah cukup gue nyusahin mereka,terutama Reyna.
Bagi gue Reyna adalah sahabat merangkap malaikat dalam hidup gue karena sikap baik nya dia yang kelewatan.
Dan Dinda, meskipun dia bawel dan sering bikin gue kesel dia sahabat yang bakal nglakuin apa aja buat nolong sahabatnya.
Gue sangat beruntung memiliki mereka.

Dinamika Cinta Reyna  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang