"Mungkin, disini aku sudah menjadi orang yang sangat kamu benci, tapi bisa kah kita memulainya dari awal lagi."***
Hellena datang ke sekolahan Fabian lagi, entah apa yang dia lakukan yang jelas membuat Fabian tidak nyaman.
Meskipun Hellena anak dari kepala sekolahnya bukan berarti dengan seenak hatinya untuk datang.
Itu pemikiran Fabian, dia terpaksa menemui Hellena di jam istirahat.Disinilah mereka berdua, di taman sekolah.
Berdiri berhadapan dengan kebisuan."Ada apa datang kemari lagi? Kamu tahu ini sekolah dan aku tidak mau mendapatkan masalah gara-gara kamu!"
Fabian memecah keheningan."Kamu tidak akan mendapatkan masalah, aku sudah bilang Daddy." ucap Hellena begitu lancar berbicara bahasa Indonesia. Karena dulu waktu kecil pernah tinggal di indonesia.
Fabian mendengus kesal, sejujurnya dia tidak mau melihat lagi sosok Hellena di depannya.
"Kenapa mencariku?"
Hellena menghela nafas, dia tahu posisinya saat ini adalah seorang yang sudah menyakiti Fabian.
Dia nekat datang ke Indonesia hanya ingin mendapatkan kata maaf dari Fabian.Dia juga tahu alasan Fabian kembali ke Indonesia.
Dia cukup dekat dengan keluarga Fabian jadi tidak sulit untuknya mendapatkan informasi."I miss you."ucap Hellena.
Fabian memandangnya dingin, sosok yang pernah dicintainya itu mengucapkan kata rindu untuknya.
Hatinya tidak akan berpengaruh lagi, layaknya Vino.Hellena juga masa lalu nya.
Dia hanya tidak ingin berurusan dengan masa lalu nya lagi."Pulanglah! Jangan menemui ku lagi."
"Mungkin, disini aku sudah menjadi orang yang sangat kamu benci, tapi bisa kah kita memulainya dari awal lagi?Jujur aku merasa bersalah dan tidak bisa melupakan mu."
"Hentikan omong kosong mu, aku tidak mau mendengarnya."
Hellena terkesiap dengan sikap Fabian yang dingin, dia sadar itu memang sifat nya dari dulu tapi Fabian tidak akan bersikap seperti ini terhadapnya.
"Maafkan aku, yang pernah mengkhianati mu."
"Berhentilah minta maaf, karena itu sulit untuk ku berikan."
Hellena menunduk, dia tahu sampai kapan pun dia tidak akan termaafkan oleh Fabian. Setetes air mata jatuh membelah pipi putihnya.
Dengan kasar dia menghapusnya dengan tangan.
Hellena menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan pelan, dia hanya ingin berharap sesak di dalam hatinya berkurang."Waktu itu aku terpaksa meninggalkan mu dan mengkhianatimu Bian, aku tidak mempunyai pilihan lain.Aku dijodohkan dan aku tidak bisa menceritakan semuanya kepada mu."
"Terpaksa? tapi kamu lakukan selama 6 bulan terakhir hubungan kita.Apa itu tidak menyakitkan untuk ku?''
Fabian mengingat keterpurukannya saat itu, betapa bodohnya dia saat itu.
Sulit jika harus memaafkan Hellena begitu saja.
Mengingat selama ini di hati Fabian hanya ada rasa dendam dan benci.
Itu mengingatkan pada tujuannya datang kemari."Maafkan aku, Bian. Aku menyesal."
"Bukan namanya penyesalan jika datangnya di awal perjuangan, semuanya sudah terlambat."
"Aku, tahu."
"Pergilah!"ucap Fabian dingin.
"Tolong, maafkan aku! Agar aku mendapatkan ketenangan kedepannya, hanya ini tujuan ku untuk menemui mu. Aku sadar, aku sudah tidak bisa mengharapkan hatimu." Ucap Hellena memelas, dia hanya ingin mendapatkan maaf Fabian.
Fabian memandang Hellena lama, sejujurnya ada rasa iba di hatinya.
Selama ini mungkin dia menjadi orang yang sulit memaafkan orang lain tapi itu semua sudah mulai berubah.
Dia hanya ingin berdamai dengan masa lalu nya dan menjalani kenyamanan yang ada."Baiklah, aku memaafkan mu."
Hellena tersenyum lega mendengar kata maaf dari Fabian, tujuannya untuk kesini telah tercapai.
"Ijinkan aku memeluk mu untuk terakhir kalinya, besok aku sudah kembali ke Sidney."
Fabian terkesiap mendengar permintaan Hellena, dia bingung harus mengijinkannya atau tidak, mengingat ini adalah Sekolahan.
Dia juga heran kenapa Hellena memilih mengunjunginya saat berada di sekolah, kenapa tidak di luar sekolah."Kau selalu mempersulit keadaan ku Hellen, aku bingung kenapa kamu selalu menemui ku di sekolahan?"
"Hehehe, itu karena kamu tidak akan mau jika ku minta menemui ku."
Fabian tersenyum tipis, entah kenapa kini dia mulai memaafkan Hellena.
Keadaan sudah mulai mencair, tidak seperti awal tadi mereka bertemu."Hmmm, lagian aku hanya ingin membuat seseorang cemburu."
Hellena tersenyum jahil, memandang Fabian dengan menggoda.
Sementara Fabian tidak mengerti.Dia terkejut saat Hellena menghambur ke pelukan nya, dia menepuk-nepuk lembut punggung Fabian.
Sejujurnya dia juga sangat merindukan pelukan itu."Terima kasih, sudah memaafkan ku."
Fabian tersenyum, dan terpaksa membalas pelukan Hellena.
"Hehe aku minta maaf lagi, karena membuat pacar mu cemburu."
Fabian segera melerai pelukannya, dia bingung apa yang dimaksud Hellena.
"Hahaha, aku seneng lihat reflek kamu yang ketakutan. Mungkin kamu sangat menyukainya." goda Hellena, namun membuat Fabian semakin tidak mengerti.
"Apa maksud mu? aku tidak mempunyai pacar."
"Ohw belum, baiklah seperti nya kamu harus memperjuangkan dia. Aku tahu kamu seperti apa Bian."
"Hmmm, Hellen berhentilah membuat ku bingung."
"Hahahaa, Baiklah Bian. Sepertinya aku harus pergi. Aku tidak mau membuat gadis di ujung sana menangis karena cemburu."
Fabian mengerutkan keningnya heran , siapa yang dimaksud Hellena.
Dia pun mengikuti arah pandang Hellena.Matanya membola karena terkejut melihat Reyna berdiri memandang nya dari koridor kelas dengan tatapan yang sulit diartikan.
Lalu Reyna melangkah pergi begitu pandangn mereka bertemu untuk sekilas."Hehehe, maaf yah.Aku pamit dulu. Terima kasih kata maaf nya.Aku akan merindukan mu, saat kamu kembali ke Sidney temui aku sebagai teman mu."ucap Hellena tulus dan Fabian pun mengangguk, seraya langkah Hellena yang menjauh.
Fabian juga melangkah beranjak dari taman, dia harus menjelaskan sesuatu ke Reyna.
Entah kenapa, dia tidak ingin membuat Reyna salah paham.Hati dan ego nya tidak menginginkan hal itu.
*tbc 😘😙

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinamika Cinta Reyna
Teen FictionMungkin aku menyukaimu sejak lama, tapi kenapa aku tidak bisa mencintaimu lebih lama? Mungkin karena masa lalu mu yang sulit berdamai dengan hati ku. - Reyna Ku kira hanya dendam yang aku punya saat aku pergi, tapi ternyata aku melihat cinta di hati...