PART TIGA

4K 285 6
                                    

Sudah tiga bulan aku duduk sebangku dengan Gandi. Gandi, tetap menjadi Gandi yang sama. Gandi yang pendiam. Tapi, setidaknya aku dan dia sudah sedikit akrab sekarang. Sedikit.

Sekarang, aku dan Gandi sedang kerja kelompok di rumah Sita, teman sekelas kita.

"Udah selesai?" tanya Sita.

Aku mendongak, "Satu nomer lagi. Lagian kalian cepet banget ngerjainnya, gue 'kan nggak bisa diburu-buru." ucapku yang sudah kembali mengerjakan soal bagianku.

Aku mendongak melihat ke arah teman-temanku.

"Tinggal nomer berapa, Ra?" tanya Gandi yang duduk di hadapanku.

Aku tersenyum kecil, "Udah selesai kok."

"Oke. Kita pulang," Angel -teman sekelasku- berdiri dari duduknya.

Aku dan Gandi ikut berdiri.

"Langsung pulang?" tanya Sita.

Kita semua mengangguk.

"Rara pulang sama siapa?" tanya Sita.

"Naik taksi, Sit." jawabku.

"Sama gue aja, Ra. Gue bawa mobil kok," Gandi tersenyum kecil.

"Emang kenapa kalo lo bawa mobil?" tanya Angel bingung.

"Gue takut naik motor." ucapku pelan.

"Yaudah. Kita pulang duluan ya," Gandi menarik tanganku tanpa mendengar jawaban dari yang lainnya.

"Taksi aja," aku mencoba melepaskan genggaman Gandi.

"Nggak bakal hening kok. Ntar gue ajak lo ngobrol," Gandi membuka pintu mobilnya dan mengisyaratkan supaya aku masuk ke dalam mobil.

Aku menghembuskan napas dan masuk ke dalam mobil.

"Kita makan dulu ya, Ra?" ucap Gandi.

"Nggak deh, udah sore. Jalan juga macet." keluhku.

"Lo belom makan, tadi istirahat juga nggak ke kantin." ucap Gandi.

Jangan memberiku harapan dengan perhatianmu itu.

Aku menghela napas, "Ntar gue makan di rumah aja."

"Oh, yaudah." ucap Gandi datar

Setelah menempuh perjalanan yang sangat macet dan membosankan, akhirnya kita sampai di rumahku.

"Makasih." ucapku sebelum keluar dari mobil.

"Sama-sama," Gandi tersenyum kecil, "jangan lupa makan."

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Pulang sama siapa, Ra?" tanya mama saat aku berjalan melewati ruang keluarga.

Aku menghampiri mama dan mencium tangannya, "Sama Gandi, kak Tara belum pulang?"

"Belum sayang. Adel juga daritadi nanyain kakak tuh," tunjuk mama kepada Adel yang sedang serius menonton film kartun.

Aku tersenyum kecil melihat Adel, "Aku ke kamar dulu ya, Mah. Mau mandi."

"Iya sana. Nanti bantu mama siapin makan malem ya, kamu yang masak," mama tersenyum jail.

Aku tertawa pelan, "Iya deh, ntar Rara bantuin."

^^

Aku kembali memasuki kamar setelah selesai membereskan piring kotor bekas makan malam.

Menghempaskan tubuh ke tempat tidur dan terdiam memandang langit-langit kamarku.

Drrrt... Drrrtt... Drrrtt....

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang