PART TUJUH BELAS

2.7K 171 2
                                    

Rara menatap Gandi dan motor ninja yang ada di hadapannya ragu. Dia mencoba untuk percaya pada kata-kata Gandi, bahwa dia akan baik-baik saja. Tapi dia masih ragu, dia takut kejadian dulu terulang lagi. Kejadian saat dia jatuh dari motor dengan kak Tara. Kecelakaan yang membuat kak Tara koma selama seminggu. Dan untungnya, kak Tara sudah sehat kembali sampai sekarang.

"Laura, ayo naik." ucap Gandi lembut.

Rara menghembuskan napas lalu menaiki motor pelan-pelan. Dan setelah Rara duduk di belakang Gandi, Gandi menarik tangan Rara dan melingkarkan tangan Rara dipinggangnya.

"Kok gue deg-degan ya, Gan?" tanya Rara pelan.

"Mungkin karena lo meluk gue," ucap Gandi sambil menstarter motornya.

Rara membulatkan kedua bola matanya, dia merasa pipinya memanas.

"Pegangan ya." ucap Gandi.

Rara menganggukkan kepalanya dengan mata terpejam.

Gandi tersenyum sambil mengendarai motornya. Dia senang bisa membonceng Rara. Dia melirik Rara dari kaca spion. Dan seketika, senyumannya hilang saat dia melihat wajah Rara yang pucat.

"Lau, Laura ... coba buka mata lo. Jangan takut, ada gue kok. Coba buka mata lo," Gandi teriak sambil mengusap tangan Rara yang melingkar dipunggungnya.

Rara menggelengkan kepalanya, "Gue takut." ucapnya balas teriak.

"Coba buka mata lo pelan-pelan ... dan rasain sensasinya naik motor. Coba deh."

Rara membuka matanya pelan-pelan dan mengeratkan pelukannya pada Gandi. Dia merasakan angin masuk ke dalam pupil matanya. Rara melihat ke sekelilingnya dan melihat banyak kendaraan lain.
Dia menghela napas lalu menghembuskannya perlahan.

Gandi yang melihat dari kaca spion tersenyum, "Udah baikan? Masih takut?"

Rara melihat ke kaca spion dan tersenyum, "Jangan ngebut."

Gandi mengangguk lalu mengendarai motornya dengan kecepetan sedang.

^^

Rara tersenyum lebar melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Pepohonan yang rindang, gazebo-gazebo yang jaraknya tidak terlalu berdekatan.

Gandi melihat pemandangan yang ada di depannya lalu menghela napas, dia menatap Rara dari samping dan tersenyum. Dia senang bisa membuat Rara melupakan phobianya. Dia menarik tangan Rara untuk duduk di salah satu gazebo. Mereka menikmati udara yang segar sambil mengobrol.

"Mau nggak kalo gue boncengin lo tiap hari?" Gandi menatap Rara.

Rara mengerutkan dahi, "Tiap hari? Maksudnya?"

"Gue anter jemput lu ke sekolah. Gimana? Mau?" Gandi tersenyum lebar.

Rara menatap Gandi lalu melihat pemandangan di depannya, "Why not," ucapnya tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya, dia tetap memandang pepohonan yang ada di depan.

"Yes," ucap Gandi tanpa suara. Gue bakal dipeluk Rara setiap hari, batinnya.

Rara menepuk bahu Gandi, "Kenapa senyum-senyum?"

"Lo bakal meluk gue setiap hari, Ra."

"Hah?"

Gandi mengerjapkan matanya, "Apanya yang hah?"

"Lo tadi ngomong apa?" tanya Rara.

"Gue ngomong apa? Gue nggak ngomong apa-apa."

Rara menyipitkan matanya, "Gandi ... lo tadi ngomong apa?"

Gandi tersenyum sambil menggaruk tengkuknya, "Mm ... gue lupa gue ngomong apaan.

Rara medengus mendengar ucapan Gandi. Dia berdiri lalu berjalan ke depan. Rara merentangkan tangannya lalu memejamkan mata, menikmati udara yang segar. Dia senang Gandi mengajaknya ke sini, sangat senang. Tapi dia masih bingung, apa tujuan Gandi mengajaknya ke sini? Apa ada hal yang mau dibicarakan? Entahlah.

Gandi mendekati Rara, entah mendapat keberanian dari mana, dia memeluk Rara dari belakang lalu menumpukkan dagunya di bahu Rara. Dia tahu kalo Rara kaget, tapi dia tidak mempedulikannya. Gandi tidak melakukan apa-apa, dia hanya menumpukkan dagunya di bahu Rara.

"Suka tempatnya?" tanya Gandi mengubah posisinya.

Rara menganggukkan kepalanya pelan, "Gan ... bisa nggak lo lep-"

"Biarin kayak gini, sebentar aja. Gue ngerasa nyaman kayak gini."

Rara mengangguk dalam diam, dia mulai relax. Dia membiarkan Gandi memeluknya. Dia tahu ini tidak baik. Tapi dia merasakan hal yang sama dengan Gandi. Dia nyaman dengan posisi seperti ini.

Gandi memejamkan matanya lalu menghirup campuran bau parfum dan shampo yang Rara kenakan. Dia selalu menyukai bau ini.

"Gandi ... pegel tahu," ucap Rara tiba-tiba.

Gandi membuka matanya lalu terkekeh. Dia memutar tubuh Rara untuk menghadapnya.

"Pegel," Rara mengerucutkan bibirnya.

Gandi terkekeh lalu mengacak rambut Rara, "Maaf deh. Abis gue betah sih kayak gitu."

"Enak do lo, nggak enak di gue," cibir Rara.

"Apa Ra? Mau dipeluk kayak tadi lagi?" Gandi pura-pura tidak mendengar ucapan Rara.

Rara mendengus lalu berjalan ke arah gazebo, "Lo ngapain ngajak gue ke sini?"

Perasaan tadi udah kayak orang pacaran, kenapa sekarang jadi kayak biasa lagi? batin Gandi.

"Gue cuma mau ngasih tahu tempat yang bagus. Suka 'kan?" Gandi menghampiri Rara lalu duduk di sampingnya.

"Suka."

"Gitu doang jawabannya?"

"Makasih udah bawa gue ke sini. Gue suka tempatnya," Rara tersenyum.
"Satu lagi ... makasih udah buat gue nggak takut naik motor lagi."

Gandi mengangguk lalu tersenyum.
"Sebenernya, ada yang mau gue omongin sama lo."

"Hah? Apaan?" tanya Rara.

"Jadi gini, g-gue ...."

"Ya? Lo mau ngomong apaan?" tanya Rara gemas.

"G-gue ... gue mau kuliah di Indonesia. Lo dimana?" Bego, batin Gandi.

Rara memutar bola matanya kesal. Kirain mau ngomong apa, batinnya.

"Lo nggak bakal jauh dari gue 'kan, Lau?" tanya Gandi lagi.

"Jauh dari lo?" Rara mengangkat sebelah alisnya.

"Eh? Jauh dari gue sama anak-anak lain maksudnya. Lo nggak bakal kuliah jauh-jauh 'kan?"

Rara mengangkat bahunya, "Gue belum tahu. Ada dua pilihan sih sebenernya, tapi gue masih bingung mau pilih yang mana."

"Boleh gue tahu dua pilihan itu?" tanya Gandi pelan.

Rara tersenyum kecil, "Rahasia."

Gandi menghembuskan napas. Dia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 04.00 PM.
"Pulang yuk!" ajak Gandi.

"Yuk!" Rara berdiri dari duduknya lalu berjalan mendahuli Gandi.

Gandi berjalan mengikuti Rara dari belakang. Dia merutuki mulutnya yang tidak berbicara sesuai dengan rencananya.

Kadang rencana yang kita rencanakan tidak selamanya akan berjalan lancar seperti yang kita harapkan.

*****
Hai! Maaf baru dilanjut nih wkwkwk
Kemaren2 sibuk+sempet stuck jugaa. Maaf kalo ceritanya jadi ngaco_-
Happy reading! Jangan lupa vomment:*

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang