Gandi menatap Rara, "Yang kemarin ketemu di Dufan itu ... dia gebetan gue, namanya Riri. Dia cantik nggak?"
Rara terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Gandi, dia menatap Gandi yang hanya beberapa senti di depannya dengan pandangan yang sulit diartikan. Rara tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Speechles.
Rara dan Gandi masih saling tatap, sampai akhirnya Rara tiba-tiba mendorong tubuh Gandi. Entah karena tenaga yang Rara keluarkan kuat atau Gandi yang memang sedang lengah, Rara berhasil menyingkirkan Gandi dari hadapannya.
Rara menghembuskan napas lega, dan menatap Gandi tajam.Gandi balas menatap Rara dan tersenyum, "Santai dong, Laura."
"Santai apaan?!" ucap Rara emosi, "gue nggak suka sama sikap lo yang barusan. Dasar gila!"
"Kok lo malah ngatain gue gila sih?" protes Gandi.
"Gandi Lazuardi, gue kasih tahu ya, kalo lo mau nanyain tentang sesuatu, lo nggak usah kayak tadi. Nggak usah deket-deket gitu, karena gue nggak budek!" Rara berdiri dari bangku dan berjalan meninggalkan Gandi yang masih terdiam.
"Beg*!" umpat Gandi, "kenapa malah pertanyaan itu yang keluar dari mulut gue?!"
Gandi mengacak rambutnya kesal, "Ancur semuanya, ancur!"^^
Rara memasuki kelas yang ternyata kosong. Tidak ada satu pun murid yang berada di kelas. Dia keluar kelas dan menatap sekeliling koridor yang sepi.
"Pada kemana sih," ucap Rara bingung.
Dia berjalan menyelusuri koridor menuju kantin. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal. Suaranya dari arah kelas 12 IPA4. Dia mendekat ke arah pintu kelas dan mengintip ke dalam. Di dalam kelas ada Sam dan Grace yang sedang berhadapan seperti membicarakan sesuatu yang serius. Rara penasaran dan menajamkan pendengarannya.^^
"Gue tahu lo mau ngomong apa, dari dulu juga gue tahu," Sam memandang perempuan yang ada di hadapannya, "dan gue yakin, lo pasti tahu jawaban gue apa, Graceya Mourena."
Grace menatap Sam dengan mata berkaca-kaca, "Jawaban lo masih sama?"
Sam mengangguk mantap, "Gue nggak bisa nerima lo. Gue masih cinta sama Rara. Sorry Ren," Sam menarik Grace yang sudah menangis kedalam pelukannya.
Grace hanya menangis tanpa berniat membalas pelukan Sam.
Dan tanpa mereka ketahui ada seseorang dibalik pintu kelas yang menatap mereka berdua dengan mata berkaca-kaca. Dia mengusap air matanya dengan kasar dan pergi dengan langkah yang cepat.
^^
Gandi mencari Rara kemana-mana. Bahkan dia sudah menghubungi Sheril dan yang lainnya. Tapi jawaban mereka sama, mereka tidak tahu Rara kemana.
Dia berjalan menuju tempat favoritenya untuk menyendiri. Dan saat dia sampai di tempat itu, dia menemukan orang yang sedari tadi dia cari. Laura Veronika, dia sedang duduk membelakangi Gandi sambil menangis.
Apa sikap gue tadi keterlaluan banget ya? Laura sampe nangis kayak gitu, batin Gandi."Laura ...," Gandi mendekati Rara dan duduk di sampingnya, "Laura, gue tadi cuman becanda. Lo jangan nangis gini dong, gue jadi ngerasa bersalah."
Tidak ada respon apa pun dari Rara. Dia masih menundukkan kepalanya sambil menangis.
"Sebenernya gue bukan mau ngomong itu. Gue tadi mau bilang, kalo sebenernya ... sebenernya gue suka sama lo." Gandi menatap Rara yang tiba-tiba berhenti terisak.
Rara mendongakkan kepalanya, "L-lo bilang a-apa tadi?" ucapnya dengan suara khas orang sudah menangis.
"Gue. Suka. Sama. Lo." ucap Gandi penuh penekanan.
Rara kembali menangis. Bahkan sekarang tangisannya lebih kencang dari sebelumnya. Gandi gelagapan melihat respon yang Rara berikan. Gandi memeluk Rara dan menenangkannya dengan mengusap punggung Rara.
"Gue salah lagi ya, Lau? Lo nggak suka ya gue bilang kayak tadi? Lo ... nggak suka sama gue?" tanya Gandi pelan. Dia tidak siap dengan jawaban yang nanti Rara berikan, "denger ya, lo nggak usah pikirin pernyataan gue tadi. Gue cuma bilang yang sejujurnya. Tolong jangan ngejauhin gue setelah lo tahu kalo gue suka sama lo. Anggap aja gue belum pernah bilang kayak tadi sama lo. Anggap hari ini nggak pernah terjadi. Oke, Laura?"
Rara masih menangis dalam pelukan Gandi. Dia tidak merespon apa pun yang dikatakan Gandi, yang bisa dia lakukan hanya menangis dan menangis.
Rara bingung harus bicara apa. Dia masih shock atas apa yang dia dengar dari pembicaraan Sam dan Grace. Dan sekarang ditambah lagi dengan Gandi yang menyatakan perasaannya.
Disatu sisi, dia senang ternyata perasaannya yang dulu mencintai seorang David Samantha tidak bertepuk sebelah tangan. Dan disisi lain, dia senang kalau ternyata Gandi menyukainya.
Perasaan macam apa ini? Senang saat ada dua orang laki-laki yang ternyata mencintainya.
Ingin bersama kedua laki-laki tersebut. Dan tidak mau kehilangan mereka. Ck.Pura-pura nggak denger apa yang dibicarain Sam sama Grace. Dan pura-pura ngga pernah denger pengakuan Gandi yang ternyata suka sama gue. Anggap aja kejadian hari ini nggak pernah terjadi. Dan untuk kedepannya, let it flow, batin Rara yang masih berada dipelukan Gandi.
*****
Aneh? Nggak nyambung? Gatau lagi deh :v
Makasih udah baca. Jangan lupa vomment;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Flow
Teen FictionAku bingung dengan perasaanku sendiri. -Laura Veronika Do not expect, Let it Flow. Cover by: Fara Publish: Jum'at, 18 Maret 2016