PART SEPULUH

3K 207 1
                                        

Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Tersenyum menatap langit-langit kamar. Sam dan Grace mengantarku pulang. Hari ini, aku, Sam, dan Grace menghabiskan waktu bertiga di sekolah. Aku senang kita bertiga bisa berkumpul seperti dulu lagi. Bahkan, aku tidak mengobrol dengan Gandi, teman sebangku-ku. Dia akan meninggalkan kelas, saat aku memasuki kelas bersama Sam. Sam duduk tepat di belakangku. Dia bisa duduk di situ, karena salah satu murid di kelas kita di DO, gara-gara dia menggunakan narkoba. Ck, dasar anak nakal.

Drrttt .... Drrttt ... Drrttt ...

Aku mengambil ponselku yang bergetar di dalam tas gendong-ku. Ada notif LINE.

Gandi: Ra, gue mau nanya.

Aku manutkan kedua alisku. Kenapa nggak langsung nanya aja? Dasar Gandi. Aku tersenyum dan mengetikkan balasan untuk Gandi.

Rara: Iya, nanya apa?
Gandi: Gue lupa mau nanya apa.

Lah? Bales chat-nya cepet banget.

Rara: Coba inget2 lagi.
Gandi: David siapa?

Oh. Mau nanya itu.

Rara: Sahabat SMP. Kenapa?
Gandi: Cuman sahabat? Kok dia bisa masuk pas semester 6 sih?
Rara: Iya sahabat. Dia anak homeschooling SMA Wijaya. Jadi bisa masuk.
Gandi: Oh gitu.
Rara: Iya.
Gandi: Lagi ngapain Ra?

Aku tersenyum melihat balasan chat dari Gandi. Kita sudah biasa chat seprti ini sekarang. Dan chat selanjutnya adalah aku dan Gandi membahas hal-hal Random.

^^

Malamnya, setelah makan malam aku duduk di balkon kamarku sambil membaca novel dan ditemani hot chocolate. Masih dengan Novel Esti Kinasih, tapi yang ini judulnya Still.

Setelah lelah membaca aku menutup novel dan menatap langit yang gelap. David Samantha. Kenapa aku kepikiran dia terus? Padahal sekarang dia sudah ada di dekatku. Apa ... perasaan ini masih sama? Perasaan yang sejak dulu terpendam. Perasaan yang seharusnya sudah hilang. Karena aku pikir, sudah ada orang yang menggantikan posisi Sam.

^^

"Rara, udah siap belum? Itu di ruang makan udah ada David sama Grace." ucap kak Tara dari luar pintu kamar.

"Iya kak. Bentar lagi Rara turun," aku sedikit merapikan kunciranku dan berjalan keluar kamar, menuruni anak tangga satu persatu.

"Pagi," sapaku pada semua yang ada di meja makan.

"Pagi," jawab semuanya.

"Udah lama ya kita nggak sarapan bareng, apalagi sekarang ada Sam," ucap mama sambil mengambilkan nasi goreng untuk papa.

"Iya tante. Sam kangen nasi goreng tante," Sam tersenyum lebar.

Saat kita SMP, kita memang sering sarapan bareng di rumahku. Dan nasi goreng buatan mama adalah menu favorite kita.

Setelah selesai menghabiskan sarapan masing-masing. Kita berangkat ke sekolah.

"Pagi," sapaku saat sudah berada di dalam kelas diikuti Sam di belakangku.

"Pagi Ra."

"Pagi Rara."

"Pagi juga."

"Yo Ra, pagi."

Hampir semuanya menyauti sapaanku. Hanya beberapa orang yang tidak menyauti, termasuk Gandi, dia sedang sibuk dengan ponselnya.

"Pagi Gandi," ucapku saat sudah duduk di sampingnya.

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang