PART SEBELAS

3.2K 203 3
                                    

Yeay! Besok weekend. Aku, Grace, dan Sam akan menghabiskan waktu bersama, pasti akan sangat menyenangkan. Bermain seharian lagi seperti dulu.
Aku tersenyum mengingat masa SMP-ku bersama mereka.
Bermain dari pagi sampai sore, menghabiskan waktu bersama.

"Besok jadi" tanya Sam yang duduk di belakangaku.

"Jadi dong," aku tersenyum lebar.

"Perhatiin guru, lagi nerangin," ucap Gandi dengan pandangan lurus ke depan.

Aku hanya mengerutkan dahi dan kembali memperhatikan guru yang sedang menerangkan.

"Mau kemana, Lau?" tanya Gandi saat ibu guru menyuruh kita membaca materi.

"Ish jangan Lau manggilnya," aku mengerucutkan bibir.

"Mau kemana?" tanya Gandi lagi tanpa merespon protesan-ku.

"Maen," jawabku ketus.

"Ke mana?"

"Kepo banget," cibirku.

"Laura," Gandi menyebut namaku dengan suaranya yang beda dari biasanya.

Aku yang tadinya sedang menatap buku langsung melihat ke arahnya, "Hm?" Gandi terus menatapku tanpa bicara apapun, "Jangan liatin gue kayak gitu."

"Kenapa?" tanya Gandi tanpa mengalihkan perhatian.

Aku merasakan pipiku memanas, aku langsung menunduk dan pura-pura membaca,  "Risi."

"Oh sorry deh kalo lo risi sama gue," ucap Gandi datar.

Aku langsung mendongakkan kepalaku, "Bukan gitu. Gandi baper nih ya."

"Mau maen ke mana sama David?" Gandi kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

"Dufan. Sama Grace juga kok."

Gandi menganggukkan kepalanya dan kembali membaca buku. Dih ya, ini anak kenapa coba? Batinku.

"Kalo gue ikut, boleh?"

Pertanyaan Gandi membuatku melihatnya dengan mata melotot, "Ikut?"

"Nggak jadi deh. Kayaknya kalian mau flashback sama masa SMP kalian, yakali gue ikut. Nggak, gajadi," Gandi menggelengkan kepalanya.

Sebenernya enggak masalah sih kalo Gandi ikut. Tapi, gimana sama Sam dan Grace? Kali aja mereka nggak suka. "Ntar kita kapan-kapan ke Dufan deh," ucapku diiringi senyuman.

"Berdua?"

"Hah? Ya sama yang lain juga." jawabku.

"Kalo gue maunya berdua, lo sama gue, gimana?" ucap Gandi sambil menatapku.

Jantungku berdetak melebihi ritme, aku balas menatap Gandi yang sedari tadi menatapku, "I-iya, ntar kapan-kapan kita berdua kesana."

"Kita ya?" Gandi tersenyum.

"Eh? Gue sama lo maksudnya," ucapku salah tingkah. Aduh pipi nya merah nggak ya? Ish.

"Iya gue sama lo, jadi kita," Gandi tersenyum dan mengacak rambutku.

Aku masih menatap Gandi yang sekarang sudah fokus dengan bukunya lagi.

"Baca, ntar kena marah." ucap Gandi tanpa menatapku.

Aku langsung melihat ke arah buku dan memfokuskan untuk membaca kembali. Tapi pikiranku kemana-mana.
Aku merasa, ada sesuatu diantara aku dan Gandi. Entah itu hanya perasaanku saja, atau Gandi juga merasakannya. Tapi sepertinya, memang ada sesuatu diantara aku dan Gandi. Dan aku menyukai sesuatu itu.

^^

Aku menuruni anak tangga satu persatu sambil menyenandungkan salah satu lagu yang aku sukai dan berjalan menuju meja makan.

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang