PART LIMA BELAS

2.9K 182 1
                                    

Hari ini adalah hari dimana, Rara, Sheril, Grace, Alvian, Randi, Gandi, dan Sam akan belajar bersama di rumah si kembar. Mereka akan belajar untuk persiapan UN yang dua bulan lagi akan mereka hadapi.

"Pulang sekolah jadi 'kan ke rumah gue?" tanya Gandi pada Rara.

"Jadi kok," Rara tersenyum kecil.

"Eit ... jangan lupa Gan, gue juga ikut." ucap Sam yang duduk dibelakang bangku Gandi dan Rara.

"Iya-iya, gue nggak lupa."

^^

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Dan di sinilah mereka, berkumpul di lapangan parkir.
Karena Alvian membawa mobil, Sheril, Rara dan Grace ikut ke mobil Alvian. Dan sisanya, mereka membawa kendaraan mereka masing-masing.

"Gimana kalo balapan?" ucap Randi sambil memaikan gas motornya.

"Ayo!" ucao Sam semangat.

"Gue nggak ikut. Bahaya," Gandi melajukan motornya dengan santai.

"Abang li tuh," cibir Sam.

"Bener kata abang gue. Kita 'kan niatnya mau belajar bareng, entar kalo salah satu dari kita ada yang kecelakaan, yang ada kita berduka bareng, bukan belajar bareng." Randi memakain helmnya.

"Berduka? Ngaco lo kalo ngomong," Sam tertawa kecil lalu melajukan motornya menyusul Gandi diikuti Randi.

Sesampainya di rumah si kembar mereka berkumpul di ruang keluarga dan mengeluarkan buku masing-masing. Mulai belajar dan memahami materi-materi yang tidak dipahami.

Semuanya fokus belajar kecuali Gandi. Dia sedang memperhatikan Rara yang sedang mengajari Sam. Gandi sesekali menghembuskan napasnya dan mencoret-coret buku yang ada dihadapannya, matanya menatap Rara dan buku secara bergantian.

Alvian diam-diam mengintip buku yang sejak tadi di coret-coret oleh Gandi, "Cantik," gumamnya yang hanya bisa didengar oleh Gandi.

Gandi mendengus saat menengok ke arah Alvian yang tersenyum jail sambil memainkan alisnya.
"Ngapain lo?" ketusnya.

"Rara cantik juga, ya? David seneng banget kayaknya diajarin sama Rara," Alvian mentap Rara dan Sam secara bergantian.

Gandi mencebikkan bibirnya, "Berisik lo! Laura selalu seneng kalo dia bisa ngebantu siapa pun."

"Masa?" Alvian mengangkat sebelah alisnya lalu melihat ke arah Rara, "Ra, ini Gandi nggak paham materi halaman 24. Bisa lo ajarin nggak? Gue juga nggak paham-paham amat soalnya."

Gandi hanya bisa menatap Alvian tidak percaya. Pasalnya, dia sudah paham betul materi di halaman 24 itu.

Rara hanya menganggukkan kepalanya ke arah Alvian, "Lo paham 'kan, Sam?" tanyanya pada Sam yang sedari tadi sedang dia ajari.

Sam menganggukkan kepalanya, "Thanks," ucapnya lalu tersenyum.

Rara mengangguk dan berjalan menghampiri Gandi.

"Halamam 24?" tanya Rara bingung, "bukannya lo jago ya di materi ini?"

Gandi menggaruk tengkuknya salah tingkah, "Lo tahu nggak, Lau? Alvian becanda doang tadi. Gue udah paham kok materi ini."

Kadang, Gandi seperti anak kecil kalau sedang salah tingkah.

Rara memutar bola mata dan melihat ke arah buku yang ada dihadapan Gandi, "Ini apaan?" tanyanya sambil melihat buku yang tadi dicoret-coret oleh Gandi.

Gandi tergagap melihat Rara yang sedang memperhatikan coretannya, "I-itu gue iseng, Laura. I-iya, i-iseng doang." Mampus lo, Gan. Mampus. Ketahuan lo, batin Gandi.

"Bagus kok. Lo jago gambar?" Rara kembali memperhatikan buku Gandi.

"Nggak sih. Tadi gue bosen aja, jadi gue gambar." ucap Gandi.

"Ada-ada aja."

"Cantik 'kan cewek yang gue gambar?" Gandi tersenyum lebar.

"Makasih lho ... udah bilang gue cantik," ucap Rara lalu tertawa.

Sam sesekali melihat Gandi dan Rara. Dia mendengus kesal saat melihat Rara tertawa karena ucapan Gandi.

^^

Randi sedang asyik bermain PS dengan Alvian. Belajar sudah selesai sekitar sepuluh menit yang lalu, dan sekarang, mereka sedang asyik dengan aktivitas masing-masing. Grace dan Sam sedang serius bermain catur ditemani oleh Sheril, sebagai pendukung Grace. Rara sedang membaca novel yang belum sempat dia selesaikan. Dan Gandi, dia sedang sibuk dengan ponselnya.

"Nonton kek, atau ... ngapain kek. Jangan sibuk masing-masing," ucap Gandi yang merasa bosan dengan ponselnya.

"Nonton," ucap semuanya kompak.

Gandi tersenyum lebar dan berdiri, "Nih," Gandi kembali sambil membawa tas DVD koleksinya.

"Civil war aja," usul Sam.

"Bosen," tolak Gandi, "lo mau nonton apa, Lau?"

"Nggak enak banget lo manggil Rara pake Lau," ucap Sheril.

"Suka-suka gue," Gandi melempar bantal sofa ke arah Sheril.

"Hiyaaaattttt ... Aku akan melindungimu dari serangan cowok cemen ini," Alvian memukul bantal yang Gandi lemparkan hingga terpental ke arah Grace.

"Nggak ada kerjaan lo, Al!" ucap Grace kesal.

Yang lainnya hanya tertawa melihat Grace yang sedang membenarkan rambutnya dengan kesal.

Setelah berargumen tentang film apa yang mau ditonton, akhirnya pilihan mereka adalah menonton film Harry Potter.

"Bosen gue, nontonnya ini mulu" keluh Randi dan Grace.

Sheril hanya tertawa melihat sahabatnya yang mengeluh karena pada akhirnya mereka menonton film favoritenya.

^^

Setelah semua sahabatnya pulang ke rumah-masing Gandi langsung masuk ke kamar dan duduk di depan meja belajarnya. Dia mengambil buku dan pensil yang ada di atas meja belajar dan tersenyum menatap ponselnya, yang menampilakan foto candid Rara yang dia ambil saat Rara sedang di perpustakaan. Cantik, batinnya.

*****
Halo! Part 15 nya nih. Happy reading. Jangan lupa vomment yaa;)

Let It FlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang