Hari demi hari berlalu dengan warnanya yang khas, menemani, menghiasi lembaran hidup manusia dengan garis yang telah ditetapkan tuhan. Indah, menawan, mengantarkan cerita, cinta, cita dan harap para penikmatnya.
Kini, saatnya bicara bagaimana hening menjaga cinta, bagaimana sepi melindungi kesetiaan. Kita tidak tahu, sekuat apa cinta mempertahankan rasa di hadapan sang pencinta, yang kita tahu, rasa itu memiliki kekuatan diatas rata-rata.
----
"Ngapain coba, itu duo racun jam segini?" Gabriel berjalan menuruni tangga dengan langkah tergesa, hendak membuktikan laporan Bi Inah yang mengatakan bahwa Alvin dan Cakka sudah menunggu di ruang tamu. Seingatnya, mereka tidak ada janji hari ini. dan ayolah, ini hari minggu, dia ingin jadi kaum rebahan seharian.
"Nggak bisa ya, bertamunya ntar aja! gue masih ngantuk!" Gabriel ngomel-ngomel setibanya di ruang tamu, mengambil tempat disamping Alvin yang sedang memainkan ponselnya, wajahnya serius, Ia jadi jiper sendiri mau ganggu.
Cakka cengar-cengir mengahadap si Tuan, "Ya, sorry. Agni bilang gue suruh tunggu disini, katanya para gadis pada mau jemput."
Gabriel menyerngit binggung, "Jemput apaan? Perasaan gue nggak ada janji sama Sivia."
"Gue juga kali." sahut Alvin yang masih belum selesai dengan ponselnya
Cakka mengangkat bahu, Ia menunjukkan layar Handphonenya yang menampakkan pesan Agni semalam. "Baca!" titahnya.
From : Ny. Nuraga
Pokoknya, Kalian berempat kumpul di rumah Iyel besok, sepagi mungkin ya, kita ada hukuman spesial buat kalian!
Agni nd Friends.Gabriel terkejut membaca pesan itu, "Hukuman apa, coba? nggak jelas banget sih si Agni, Cakk!"
Cakka menggeleng, "Gue juga binggung. orang dia nggak jelasin apa-apa," jelasnya
"Sorry telat!" Rio yang baru datang lansung menyalami Gabriel dan dua sahabatnya, mengambil tempat duduk di samping Alvin dan bersandar di sofa. "Jadi gimana?"
Cakka melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukannya pada Gabriel, Rio membaca pesan itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya pada para sahabatnya.
"Gimana nih, Yo? ngeri gue, pasti bakalan nggak masuk akal nih mereka ngerjain kitanya!" ujar Gabriel
"Kita pakai aja strategi PDKT-nya Cakka Nomor 14, ngerayu. Pokoknya jangan mau kalah deh, balik keadaan sekalian," jelas Rio yang kembali menyandarkan badannya di sofa, sisa serangan semalam masih terasa meski tidak sesakit biasanya. "Lo pada pikirin deh gimana caranya, gue masih ngantuk banget."
"Yaelah, mentang-mentang kemanten baru." sindir Cakka sengaja
"Peje, peje, peje"
"Berisik ah!" kali ini Alvin yang menyahut, netranya menatap sendu pemuda lain yang bersandar di badan sofa, meringis pilu mengingat apa yang tidak sengaja dilihatnya semalam. kalau saja Pak Dedi tidak mengintruksikannya untuk mundur, tentu Alvin akan dengan senang hati menjadi samsak pesakitan sahabatnya. Sejenak dia lupa, Rio adalah manusia dengan kepala sekeras batu koral.
❇❇❇
Cakka menatap Agni yang memasang muka jutek sejak mereka masuk ke dalam mobil. seketika niat merayu yang semula direncanakannya menguap, yang ada malah jiper duluan.
Sekitar setengah jam yang lalu, Agni kompak datang bersama para sahabatnya. Entah dari mana ide hukum - menghukum ini, tapi yang jelas alasannya sama sekali tidak masuk akal. Mana ada cewek yang menghukum cowoknya hanya karena batal nonton seleksi basket adik kelas?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] BAHASA RASA
Teen FictionSEKUEL : [1] LUKA SEMESTA Blurb : Akhirnya, setelah melewati perjuangan yang panjang Rio bisa berdamai dengan masa lalu, menikmati kebersamaan keluarga yang selama ini dia rindukan bersama wanita yang dia perjuangkan. Siapa sangka, Rio akhirnya b...