Usaha pertama belum berhasil, Dokter Andrean tidak mau menyerah, bagi beliau selama masih ada yang bisa diupayakan, mu'jizat tuhan bisa saja terjadi.
Setelah memanjatkan doa dalam hati, Beliau bergerak mengarahkan kedua tangannya bertumpu di dada Rio, menekannya kuat dan teratur dibagian itu, sambil sesekali memberikan nafas buatan manual, sesekali memukul pelan dadanya sesuai siklus CPR - Cardiopulmonary resuscitation.
"Satu... Dua... Tiga..."
"Satu... Dua... Tiga..."
"AYO BANGUN, MARIO! BANGUN!!"
"Satu... Dua... Tiga..."
"Kamu sudah janji buat nurut sama saya, saya mohon buktikan itu sekarang!"
"Satu... Dua... Tiga..."
"Saya nggak peduli bagaimana caranya, Rio!"
"Satu... Dua... Tiga..."
"Satu... Dua... Tiga..."
"BANGUN ANAK NAKAL, SAYA MOHON BANGUN!!"
"Kamu tidak bisa ngelawan perintah saya seenaknya seperti ini, kamu sangat tahu itu!"
"Satu... Dua... Tiga..."
"Saya mohon kembali, Rio!"
"Satu... Dua... Tiga..."
"Bangun anak nakal! Jangan sampai saya benar-benar mengurung kamu nantinya!"
"Satu... Dua... Tiga..."
Dilakukannya hal itu berulang kali hingga tak terhitung lagi, sungguh besar harapan beliau melihat pasiennya kembali membuka matanya, besar sekali.
Baginya, Rio bukan sekedar pasien biasa. Mereka bertemu 3 tahun yang lalu, waktu Rio datang untuk periksa karena demam dan sakit kepala. Sebagaimana pasien lain, beliau menyarankan pada anak itu untuk melakukan tes darah, Rio menyanggupi dengan catatan tes itu tidak sakit.
Sejak pertemuan itu, mengalirlah pertemuan kedua, ketiga, keempat sampai kesekian kalinya seperti hari ini, Rio bahkan datang tidak hanya untuk berobat melainkan berupaya agar hidupnya tidak melulu sama.
Bahkan, pernah suatu hari Rio tinggal dengannya dan Debo selama satu minggu penuh demi tidak ingin membuat Alvin panik karena dia sedang kambuh, dia bertekad kuat dan bersedia melakukan pengobatan apapun selama itu mampu untuk menyempurnakan kebahagiaan yang baru diraihnya. Sampai perlahan, Tuhan menjawab usahanya, harapan demi harapan yang pernah dia ijabkan dalam doa terjawab. Rio berhasil bertahan dan menunjukkan arti harapan dengan cara yang begitu besar. Untuk itu beliau yakin Rio tidak mungkin menyerah dengan cara seperti ini.
"MARIIO!"
"Bangun, jagoan!"
"Bangun, Kamu nggak bisa menyerah sekarang, Mario!"
"MARIO!"
"Kembalilah, Nak!"
"KEMBALILAH ANAK NAKAL!"
"SAYA MOHON BANGUN RIO! BANGUN BOCAH EDAN, SAYA MOHON BANGUN!"
Tiiiitt...
Deg...
Deg...
Deg...
"Tekanan darahnya kembali normal, Dok!"
Huft...
Dokter Andrean menghela nafas lega, Grafik di monitor menunjukkan garis berbeda daripada beberapa saat yang lalu, kini keadaan pasien berangsur membaik meski kesadarannya bekum kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] BAHASA RASA
Teen FictionSEKUEL : [1] LUKA SEMESTA Blurb : Akhirnya, setelah melewati perjuangan yang panjang Rio bisa berdamai dengan masa lalu, menikmati kebersamaan keluarga yang selama ini dia rindukan bersama wanita yang dia perjuangkan. Siapa sangka, Rio akhirnya b...