7 - Mengukir Kenangan Bahagia

1.1K 73 3
                                    


Sekian hari berlalu, sebagian orang merasa waktu berjalan begitu cepat, sebagian lagi menganggap harinya melambat seperti siput yang merangkak bersama rumahnya, sementara sebagian lagi tampak tidak peduli.

Cakrawala berlaku sama, sibuk dan padat menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan situasi disana dalam beberapa hari terakhir. Tidak terasa, Ujian Akhir Sekolah dan segala kegiatan ekstra yang menyertainya telah selesai sebagaimana mestinya. Para siswa berusaha menunjukkan kemampuan terbaik mereka sesuai passion masing - masing.

Gabriel masih keren dalam essay bahasa ingrisnya, Cakka yang selalu menakjubkan dalam logaritma, begitu pula Alvin dan Rio yang selalu klop menaklukkan pelajaran spesial dari Bu Winda, Biologi dan fisika. Para gadis pun tidak mau kalah, melihat kemampuan pasangan mereka yang mengagumkan. Ify, Shilla, Sivia, dan Agni menghabiskan waktu sendiri mereka dengan belajar bersama, mengembangkan ide dan kemampuan masing - masing untuk menjadi lebih baik lagi.

Terhitung mulai hari ini, kegiatan belajar mengajar di SMA Cakrawala tidak lagi seefektif biasanya, meski demikian tidak ada kata santai siswa disana. Dalam satu minggu terakhir, anggota Osis dan panitia penyelenggara telah bekerja keras untuk menyelesaikan segala keperluan acara akhir tahun yang akan segera digelar. Hari ini persiapan terakhir, anggota Osis dan panitia serta pengisi acara datang sejak pagi untuk latihan sekaligus menyelesaikan apa-apa yang belum selesai.

Belakang panggung tampak riuh, Rio sibuk merapikan kain, isolasi, kertas, dan bahan dekorasi lain yang berserakan ke dalam kardus besar. Alvin, Cakka dan Gabriel memindahkan meja dan peralatan lain yang beberapa waktu lalu mereka gunakan untuk meneyelesaikan dekorasi panggung. Ify, dan Sivia membantu seksi konsumsi membagikan kotak makan siang. Sementara Shilla dan Agni merapikan peralatan lainnya di backstage utama. Meski sudah menyiapkan vendor dan lain - lain mereka tak lantas lepas tangan, bagaimanapun kelancaran acara besok adalah tanggung jawab bersama.

Jam makan siang pekerjaan dihentikan sementara. Baik pengurus, panitia, pengisi acara dan beberapa dewan guru yang hadir menikmati makan siang dengan obrolan ringan seputar acara yang akan dilaksanakan besok malam.

Seperti biasa, mereka berkumpul di pojokan podium, cowok-cowok di sebelah kanan dan cewek-cewek di depannya. Meski menunya hanya nasi kotak, tapi kebersamaan yang mereka ciptakan ampuh untuk membuat suasananya seperti restoran bintang lima.

"Oiya, ngomong-ngomong besok lo jadi mangung, Fy..." tanya Shilla memastikan ditengah makan siang, Osis merencanakan opening yang berbeda tahun ini, bukan lagi dance atau sambutan Kepala Sekolah.

"Jadi, doong..." Agni, Sivia, dan Shilla mengacungkan jempol mereka bersamaan, memberi semangat.

"Siip! Pokoknya bikin semua mata terpana sama lo, oke?" lanjut Sivia berbinar, Agni mengangguk mengiyakan.

"Beres... jagain aja para pacar, ntar pada naksir ke gue, bahaya!"

"Wah, ngomongnya ya..." Alvin, Gabriel, Rio dan Cakka menahan tawa melihat ekspresi pacar - pacar mereka, meski tidak secara utuh Ify sudah menceritakan garis besar opening yang digagas para gadis untuk besok, tinggal bersiap dan berusaha agar semuanya lancar sampai selesai.

Setelah makan siang, suasana kembali sibuk dengan berbagai tugas dan tanggung jawab masing - masing.

---

Rio dan Alvin sibuk mengangkut barang-barang ke belakang panggung sesekali bercanda mengingat permainan masa kecil mereka, aneh memang jika dimainkan sekarang. Namun, siapa sangka hanya dengan mengenangnya saja obrolan mereka menjadi lebih menyenangkan. Persaudaraan keduanya terasa lebih kental meski tanpa hubungan darah.

"Woi, Yo ... yang ini di taruh dimana?" tanya Alvin yang tampak kerepotan dengan kardus besar ditangannya.

Rio memutar badan mendengar namanya di panggil, "Apaan sih?"

[2] BAHASA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang