[1] The First Knock!

23.7K 1.1K 160
                                    

Bagi Nata pramuka itu nyebelin. Cowok seperti Nata nggak suka sama sesuatu yang berbau outdoor, apalagi harus menyangkut dengan lumpur, debu, pasir. So iiuhh baginya. Nata terus menyusuri jalan setapak yang medannya aduhai "mulusnya". Tongkat yang ia bawa nggak begitu membantu dirinya. Sialnya, kakinya terpeleset saat menginjak batu berlapis lumpur. Badannya yang nggak seimbang, langsung mendarat kasar di tanah.

"Buruan angkat!" Pekik Ferdy-sang ketua regu- pada yang lainnya. Mereka mengangkat Nata ke tempat yang sedikit berumput.

"Lo nggakpapa, kan?"

"Fine." Bualnya. Padahal pergelangan kakinya linu nggak ketulungan.

Ferdy segera meminta bantuan DA (Dewan Ambalan) di pos terdekat. Kebetulan mereka sedikit lagi akan sampai di pos pengetahuan umum. Ferdy kembali dengan membawa dua orang rekan DA. Mereka cowok. Memakai kaos hitam dan celana office pramuka.

Deg!

Mendadak manik Nata melebar. Matanya mendapati pemandangan nggak biasa. Bagai menemukan emas di kubangan lumpur, Nata sedikit terperangah.

Kakak yang satu itu cute banget? Batin Nata.

"Apanya yang sakit?" Gerak DA-nya cepat.

"Uh.. ini kaki kiri. Kesleo." Ucapnya. Lantas cowok di hadapannya itu sedikit membuka celana training Nata. Melepas sepatunya dan ketahuan kalo dia pake kaos kaki putih, bukanya hitam.

But nope. Mereka nggak mempermasalahkan itu. Kaki kiri Nata lebih penting dibanding sepasang kaos kaki.

"Masih bisa lanjut?"

Nata menggeleng. DA-nya mengangguk. Paham. Mengerti keadaan Nata. Kedua DA itu saling bertatapan.

"Lo bisa bawa dia balik ke lapangan, kan?"

"Gue?" DA cute versi Nata yang sempat membuatnya tercenung ini meninggikan alis. Dia hanya berdiam diri sedari tadi. Sepertinya, dia ini lebih suka memperhatikan dibanding ikut membantu rekannya menangani Nata. "Yang jagain pos?"

"Ada gue sama Tania."

Cowok itu terlihat menimang beberapa saat. Mengerutkan alis. Menggigit bibirnya beberapa kali. Nata berharap cowok itu mau menolongnya.

"Oke, gue pinjem motor lo."

Binggo!

Nata langsung berbinar. Kalo di drama-drama Korea, di belakang Nata sudah ada banyak merpati beterbangan dan membentuk formasi bentuk hati. Tanpa menunggu lama, pujaan hati Nata itu pergi mengambil motornya.

"Lo istirahat aja dulu." ucap DA yang masih bersimpuh di sebelah Nata. Menatap cowok itu prihatin. Lantas mengalihkan pandangannya ke regu Nata yang masih berkumpul tuk memastikan keadaannya. "Yang lain, lanjutin perjalanan!"

"SIAP, BISA!"

Derungan motor mendekati mereka. Sebuah Honda Beat merah dengan stiker logo superman di salah satu bagian plat nomor depannya berhenti di dekat mereka.

"Bisa naik motor kan?"

***

"Awas pelan-pelan." Titah cowok di samping Nata. Menuntun cowok itu hati-hati. Mereka sampai di ruang medis, yang merupakan sebuah perpustakaan sebuah sekolah dasar di dekat lapangan tempat tenda-tenda mereka di bangun.

Di sepanjang perjalanan, Nata senang bukan main. Gimana enggak? Secara sekarang dia sedang di bonceng cowok ganteng. Kalo bisa Nata gambarkan, dia itu tinggi, putih, dan berisi. Potongan rambut ala-ala tentara. Pokoknya potongan rambutnya semakin ke bawah semakin tipis dan mempunyai jambul pendek di depannya. Dan yang paling bikin Nata kesemsem adalah, mata bulat dan bibir merah muda unyunya. Dan sialnya, Nata nggak bisa mengalihkan pandangannya dari sana. Terlalu mubazir tuk diabaikan.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang