STEFAN melamun di kantornya.
Ia masih ingat pertemuan pertamanya dengan Jessica. Benar-benar bukan pertemuan yang menyenangkan dan pantas diingat sebagai kenangan menyenangkan. Tapi toh Stefan bersyukur pada kejadian itu sehingga ia bisa mengenal Jessica.Stefan mendengus geli saat mengingat bagaimana ia dengan tekunnya membuat Jessica jengkel hanya untuk menarik perhatian gadis itu. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan pada orang lain.
Sesuatu yang tidak akan pernah ia lakukan sebelumnya.
Stefan mengerjapkan mata saat mendengar suara pintu dibuka dan memutar kursinya. Dan ia harus menahan diri untuk tidak menggeram jengkel.
"Ada apa?" tanyanya datar.
"Ayo makan siang," ajak Nicole sambil memeluk lengannya.
"Aku sibuk," kata Stefan dan menarik tangannya. "Keluarlah! Ada banyak pekerjaan yang harus kulakukan."
"Stefan..."
"Kubilang keluar!" teriak Stefan.
Nicole mengerjap sedikit. "Aku tunanganmu!"
"Pernahkah aku mengakuinya?" tanya Stefan santai. "Kau bertunangan dengan pewaris perusahaan ini. Bukan denganku. Lagipula yang kau inginkan hanya uang, 'kan? Aku akan tetap memberikannya. Sekarang pergilah!"
Plak.
Stefan hanya diam saat Nicole menamparnya.
"Aku melakukannya karena aku mencintaimu dan tak ingin kehilanganmu. Dan kedua orangtuamu setuju. Jadi apa salahnya..."
"Hanya ibuku yang setuju," ralat Stefan. "Bukan aku. Sekarang pergilah!"
"Kau masih tak bisa melupakannya, bukan?" tanya Nicole. "Kau masih menyayanginya hingga sekarang?"
Stefan memilih untuk diam.
"Kenapa?" tanya Nicole pelan. "Dia meninggalkanmu empat tahun lalu di saat kau paling membutuhkannya! Tapi dia justru pergi! Dia meninggalkanmu! Aku yang saat itu ada di sisimu! JADI KENAPA KAU MENCINTAINYA DAN BUKAN AKU?!"
Stefan menutup matanya dan menghela napas panjang sementara Nicole mulai menangis. Ia bangkit dari tempat duduknya dan menarik Nicole ke dalam pelukannya.
Hanya memeluk.Biar bagaimanapun Stefan berhutang pada gadis ini. Dan ia tak pernah lagi tega melihat wanita menangis.
@@@
Jessica harus berusaha sangat keras untuk bersikap tidak peduli. Untuk bersikap bahwa pemandangan itu tidak menyakitinya. Untuk bersikap bahwa semuanya baik-baik saja.
Lagipula, seharusnya Jessica tidak datang tanpa pemberitahuan. Ia sama sekali tidak tahu bahwa inilah yang harus ia lihat.
Tapi ada masalah mengenai kontrak kerja sama mereka. Jadi Jessica berpikir bahwa tak masalah untuk datang dan segera menyelesaikannya.
Atau sebenarnya Jessica hanya menggunakan itu sebagai alasan untuk datang?
"Maaf, Nona," kata sekretaris Stefan yang bernama Ryan. "Nona Nicole tiba-tiba saja datang dan..."
"Tidak apa," potong Jessica pelan sementara ia berusaha menampilkan senyumnya. "Kurasa ini kesalahanku yang datang tanpa pemberitahuan."
"Anda sudah melakukannya..."
"Secara mendadak," lanjut Jessica. "Ini kesalahanku. Aku akan meninggalkan kontrak ini. Tolong sampaikan pada Mr. Johnson mengenai beberapa keberatanku. Dan kuharap masalah ini bisa selesai sebelum rapat yang selanjutnya."
Ryan menerima dokumen itu. "Tentu, Nona. Sekali lagi Saya minta maaf untuk kejadian ini."
"Kau tidak melakukan kesalahan. Jadi tidak perlu minta maaf. Aku permisi dulu," kata Jessica sambil membungkuk sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm [Not] A Cinderella
RomanceEmpat tahun lalu, Jessica Lauren bersumpah ia akan melupakan semuanya dan memulai hidup baru di Berlin. Tapi kemudian ia mendapat kabar tentang kematian ayahnya dan harus kembali ke Jakarta untuk mengambil alih posisi ayahnya. Kembali ke kota yang m...