STEFAN turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke restoran.
Seorang pelayan membungkuk dan berjalan lebih dulu untuk mengantar Stefan ke ruangan yang sudah disewa oleh karyawannya untuk makan malam bisnis dengan perusahaan Jessica.
Pelayan itu mengetuk pintu sebelum membukanya dan mempersilahkan Stefan untuk masuk.
Stefan berjalan masuk dan berhenti di ambang pintu. Ia mengangkat alisnya saat melihat dua gadis yang sudah duduk di sana.
Jessica menghela napas dan wajahnya terlihat jengkel.
Sementara itu Rachel hanya diam meskipun dari wajahnya terlihat menahan tawa.
"Apa kalian akan memberitahuku apa yang salah?" tanya Stefan sebelum duduk di kursi yang bersebrangan dengan kedua gadis itu.
"Kupikir ini makan malam bisnis, Mr. Johnson," kata Jessica dengan suara profesionalnya meskipun ia tidak terlalu berhasil menutupi rasa jengkelnya. "Kenapa awalnya hanya ada dua kursi di ruangan ini?"
"Ini memang makan malam bisnis, Miss Ronald. Tapi sejak kapan makan malam bisnis dilakukan beramai-ramai?" tanya Stefan tenang.
Jessica terlihat lebih jengkel lagi dan Stefan merasa bahwa ia memilih pilihan kata yang salah. Tapi anehnya Stefan tidak menyesal. Ia justru suka menggoda Jessica.
"Ehm... bisakah kita melalui ini dengan tenang?" pinta Rachel. "Jess, aku ada untuk menemanimu. Stefan, jika aku mengganggu, maka mohon pengertianmu dan anggap saja bahwa aku tidak ada di sini. Kalian bisa bicara tentang bisnis sesuka kalian dan jangan khawatir, mulutku tertutup rapat. Bagaimana?"
"Aku tak peduli apakah kehadiranmu mengganggu kami," kata Jessica kalem. "Aku tak akan pernah mau berada di satu ruangan yang sama hanya dengannya."
"Kenapa?" tanya Stefan tenang. "Kau takut kau akan jatuh hati kedua kalinya padaku?"
"Itu tak akan pernah terjadi," janji Jessica. "Sekarang, apa yang ingin kau bicarakan?"
Stefan tersenyum untuk menyembunyikan kekecewaannya.
"Masalah perayaan ulang tahun hotel..."
Mereka membicarakan masalah itu dan juga masalah Seth dan DoubleD menjadi brand ambassador mereka selama hampir tiga jam.
"Selama pembukaan taman hiburan nanti, aku berharap tidak ada kabar buruk tentang Seth ataupun Danny dan Dion, kumohon?" pinta Stefan.
"Jangan khawatir," kata Jessica menenangkan. "Kau tahu bahwa mereka bertiga tidak suka dengan skandal. Jadi tidak perlu khawatir,"
"Aku percaya padamu," kata Stefan. "Mari makan?"
Rachel menghela napas. "Kupikir aku akan lebih dulu mati sebelum kalian menyelesaikan rapat kalian,"
"Mungkin kau bisa berpikir lebih panjang ketika Jessica mengajakmu lagi," kata Stefan kalem.
"Tentu,"
"Hanya jika kau ingin kehilangan pekerjaanmu," kata Jessica kalem yang membuat Rachel melemparkan pandangan jengkel.
Stefan tersenyum tanpa sadar melihat interaksi dua orang itu. Tapi di sisi lain dirinya, itu membuatnya sedih karena mengingatkannya pada sahabat baiknya.
"Ngomong-ngomong," kata Rachel sebelum menatap Stefan. "Dimana temanmu saat SMA dulu? Charlie, bukan?"
Well, kenapa Rachel bisa menyinggung apa yang sedang ia pikirkan?
"Aku tak tahu," aku Stefan. "Dia menghilang tepat setelah kelulusan,"
Stefan mendapati Jessica sedang menatapnya dan entah kenapa ia merasa Jessica bisa memahami dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm [Not] A Cinderella
RomantikEmpat tahun lalu, Jessica Lauren bersumpah ia akan melupakan semuanya dan memulai hidup baru di Berlin. Tapi kemudian ia mendapat kabar tentang kematian ayahnya dan harus kembali ke Jakarta untuk mengambil alih posisi ayahnya. Kembali ke kota yang m...