Epilog

10.8K 392 33
                                    

SETH melambaikan tangannya untuk yang terakhir kali pada penggemarnya malam itu.

Ia baru saja menyelesaikan konsernya di Tokyo dan antusiasme serta cinta dari penggemarnya benar-benar luar biasa. Bahkan meskipun tubuhnya banjir keringat, Seth merasa bahwa malam itu adalah salah satu malam terbaik di hidupnya.

Ia turun dari panggung dan memeluk Alex erat-erat.

"Aku berhasil,"

"Kau berhasil," kata Alex sambil menepuk punggung Seth. "Segeralah ke mobil. Kau berhak mendapatkan malam yang tenang malam ini."

Seth mengangguk dan memukul bahu Alex. "Terima kasih untuk bantuanmu selama ini."

"Ingat saja untuk katakan pada Tuan Hery untuk menaikkan gajiku," kata Alex sedikit berteriak karena Seth sudah berjalan menjauh.

Seth tertawa keras mendengarnya. "Oke!!"

Seth masuk ke dalam van miliknya dan menyandarkan punggungnya.

Rasa lelah tiba-tiba saja menghampirinya.

"Kau terlihat benar-benar lelah,"

"Hmm."

"Terlalu lelah hingga bahkan mengabaikanku selama ini?"

Seth membuka matanya bingung sebelum menoleh ke bangku di sampingnya dan terlonjak.

Rachel sudah duduk di sana dengan tatapan polosnya yang biasa.

"Sejak kapan kau ada di situ?"

"Sejak tadi," jawab Rachel polos.

"Bagaimana bisa aku tidak melihatmu?"

"Kau masuk sambil memandangi ponselmu. Dan begitu kau duduk, kau langsung memejamkan mata," jelas Rachel.

Seth hanya terdiam.

Sejak dulu ia selalu mengejek Rachel dengan mengatakan bahwa Rachel itu setan karena suka muncul begitu saja. Apakah sebenarnya hanya karena Seth yang memang kurang memperhatikan?

"Tidurlah," kata Rachel. "Kau terlihat benar-benar lelah."

Mendengar kata 'tidur' membuat mata Seth kembali terasa berat. Tapi ia mengabaikannya dan menarik Rachel ke pelukannya.

"Sejak kapan kau di Tokyo?"

"Kemarin," jawab Rachel yang menyandarkan kepalanya di dada Seth.

"Kau sudah ada di kota ini sejak kemarin dan kau baru berpikiran untuk menemuiku sekarang?" tanya Seth tidak terima.

"Jangan marah dulu dan dengarkan penjelasanku, oke?" pinta Rachel. "Aku memberi alasan pada Angel dan stafku yang lain bahwa aku datang untuk survey mengenai lokasi butik yang akan kami buka di sini. Tidak terlalu bohong juga sih karena sebenarnya aku memang berniat ke Tokyo. Tapi karena sekalian kau ada di sini, aku mempercepat perjalanan. Jika aku tidak mengerjakan tugas, mereka mungkin akan kembali memimpin fans-fansmu untuk membenciku."

Seth tertawa mendengarnya. "Jangan khawatir! Mereka tidak akan pernah membencimu."

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?"

"Karena mereka adalah fans terbaik di dunia. Mereka hanya ingin aku bahagia. Jadi selama kau tidak membuatku patah hati... kurasa kau akan aman."

Seth tak bisa melihatnya, tapi ia merasa Rachel pasti sedang memutar bola matanya saat ini.

"Jessica meneleponku kemarin," gumam Rachel.

Seth sedikit melonggarkan pelukannya untuk melihat Rachel.

I'm [Not] A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang