DUA PULUH SATU

4.8K 247 8
                                    

RACHEL menghela napas panjang.
Masalah Jessica adalah salah satu masalah yang membebani pikirannya. Tapi ada juga masalah lain yang menyita pikirannya.

Seth.

Ada apa dengan pria itu?

Demi Tuhan! Seth tidak menjawab teleponnya bahkan tidak membaca pesan yang ia kirim.

Dan Rachel tahu bahwa Seth sedang tidak terlalu sibuk karena ia sedang tidak mengerjakan proyek apapun saat ini. Jadi kenapa laki-laki itu tidak mau menemuinya? Kenapa laki-laki itu tidak mau bicara dengannya?
Sebenarnya apa, sih, salah Rachel?!

Putus asa, Rachel kembali mengubungi Seth. Dan begitu sambungan di angkat, ia langsung mengomel.

"Dasar laki-laki brengsek menjengkelkan!" umpat Rachel. "Kenapa tiba-tiba saja menjauh? Memangnya apa salahku, hah?!"

Sesaat hening hingga Rachel berpikir bahwa mungkin sambungan dialihkan ke pesan suara.

"Kau ingin bicara?"

Rachel membeku.

"Aku tak suka disebut brengsek," lanjut Seth. "Ingin bicara atau tidak?"

"Oh... ehm.. oke. Di.. di kedai kopi dekat kantormu?"

"Oke,"

Seth langsung memutuskan hubungan tanpa mengtakan apapun.
Sakit hati dan bingung, Rachel bangkit berdiri dan mengambil mantel serta kunci mobilnya sebelum keluar dari kantornya.
@@@
Rachel langsung melihat Seth yang duduk di pojok ruangan. Anehnya, Seth hanya mengenakan topi sehingga Rachel yakin siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa dia Seth August.

"Kau tak memakai masker?" tanya Rachel sebelum duduk. "Orang-orang akan mengenalimu dengan mudah."

"Apa kau keberatan?"

Rachel menghela napas. "Apa yang salah? Memangnya apa yang sudah kulakukan? Kenapa kau bersikap seakan kau tak mengenalku?"

"Apakah aku mengenalmu?" Seth balik bertanya.

Rachel tersentak.

"Bukankah selama ini kita berhubungan karena aku perlu membayar hutangku? Bukankah selama ini kita berhubungan karena kita sama-sama peduli tentang Jessica? Jika tidak ada dua hal itu, apakah kita akan menghabiskan waktu bersama?"

Rachel diam.

Ia tak tahu bahwa penolakan bisa sangat menyakitkan seperti ini. Ia tidak tahu bahwa ia akan pernah menangis di depan umum.

"Kenapa kau begitu dingin?" tanya Rachel. "Apa karena aku gadis aneh? Dan karena kau benci dengan gadis aneh sepertiku?"

Seth terlihat membeku sesaat.

"Aku mendengar percakapanmu dengan Jessica, bodoh!" kata Rachel sambil terisak pelan. "Kau bilang bahwa kau tak pernah ingin mengenal gadis aneh sepertiku, bukan?"

Seth hanya diam.

Dan itu membuat Rachel yakin bahwa dugaannya benar. Seth memang menganggapnya gadis aneh. Dan Seth benci pada gadis aneh.

Satu-satunya alasan kenapa mereka berhubungan hanyalah karena Jessica dan rasa hutang budi Seth. Tanpa itu Seth tak akan pernah mau berhubungan dengan Rachel.

Dan itu cukup membuat Rachel benar-benar merasa kalah.

"Kau memang gadis aneh," aku Seth. "Kau gadis pertama yang tidak berteriak histeris ataupun tersipu saat bicara denganku. Kau sering bicara tak masuk akal dan bersikap menjengkelkan. Kau bahkan sering menggodaku dan kau satu-satunya orang yang mengejekku selain Jessica."

I'm [Not] A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang