SEPULUH

4.3K 232 3
                                    

RACHEL berjalan cepat dari mobilnya menuju ke apartemennya.

Saat itu masih pagi-pagi buta sehingga jalanan sepi. Dan itu membuat Rachel takut. Karena itulah ia berjalan cepat menuju apartemennya.

Ia hanya tinggal beberapa langkah dari pintu masuk apartemen saat seseorang menubruknya dari samping hingga mereka berdua terjatuh.

Rachel menjerit pelan saat pantatnya mencium trotoar dengan kasar. Ia berniat marah-marah pada siapapun yang menabraknya sebelum ia sadar bahwa orang yang menabraknya adalah seorang laki-laki bertubuh besar.

Rasa marah berubah jadi takut apalagi ketika ia mencium bau alkohol dari dekat pria itu.

Rachel sudah akan berteriak ketika pria itu mendongak.

Mata pria itu tampak tidak fokus, tapi Rachel mengenali wajahnya.

Rachel segera menutup mulutnya agar tidak berteriak.

"Apa orang ini gila?" bisiknya jengkel sebelum mendorongnya menjauh.

Rachel bangkit berdiri dan membersihkan pakaiannya dari debu. Ia memandang pria itu sebelum menghela napas panjang.

"Kau berhutang padaku," gerutunya sebelum menarik Seth August ke arah apartemennya.

Dan Rachel menyesalinya karena pria itu sangat berat dan justru membuatnya jatuh.

Rachel menghela napas panjang.
"Nona Rachel?"

Rachel mendongak dan menghela napas lega saat melihat Pak Agus, satpam di apartemennya, mendekat.

"Ada yang bisa Saya bantu?" tawarnya.

"Tentu," kata Rachel dengan penuh ucapan syukur. "Temanku mabuk dan aku tidak kuat membawanya. Bisa tolong bantu aku membawanya ke apartemen?"

"Apartemen Anda?" tanya Pak Agus memastikan. "Anda yakin tidak ingin memanggil taksi untuk mengantarnya pulang?"

"Aku tidak tahu dimana ia tinggal," kata Rachel tanpa berpikir.

Tapi ketika Rachel melihat perubahan ekspresi di wajah Pak Agus, barulah ia menyadari kesalahannya.

"Maaf. Bukan itu maksudku. Maksudku adalah... tidakkah Bapak mengenali wajahnya?" tanya Rachel.

Pak Agus terlihat mengamati Seth, yang dengan menyebalkannya, sudah tertidur di jalan.

"Ehm... dia penyanyi terkenal itu, 'kan?"

"Dan dia artis dari perusahaan Jessica. Aku harus segera memasukkannya ke dalam agar tidak ada orang yang mengenalinya. Jessica akan mengamuk jika ada artisnya yang terlibat skandal," jelas Rachel. "Jadi, kumohon tolong aku?"

Pak Agus kemudian menggendong Seth dan membawanya masuk.

Rachel berjalan di depan mereka agar bisa lebih dulu membuka pintu lift dan juga membuka pintu kamarnya.

Pak Agus menjatuhkan Seth ke atas ranjang.

"Terima kasih," kata Rachel sambil mengulurkan uang tip. "Dan tolong, jangan sampai siapapun tahu. Kumohon?"

Pak Agus mengangguk sebelum membungkuk. "Selamat malam, Nona."

"Malam," kata Rachel sambil tersenyum.

Setelah menutup pintu, Rachel segera berusaha mencari ponsel Seth. Begitu menemukannya, Rachel awalnya ingin menelepon manajernya. Tapi Seth memproteksinya dengan sandi.
Rachel sudah mencoba berbagai kata yang mungkin berhubungan dengan Seth, tapi tak ada yang berhasil.

Ditambah kemudian ponselnya mati karena kehabisan baterai.

Rachel melempar ponsel itu ke samping pemiliknya.

I'm [Not] A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang