TUJUH

4.9K 248 2
                                    


"KITA munculkan kembang api ketika Seth menyanyikan 'Believe' di bagian bridge akhir dan nada tinggi saat reff terakhir. Untuk memberi efek luar biasa. Sementara itu, kita akan menggunakan lima penari latar lebih banyak dan akan ada beberapa koreografi yang kita ubah," kata Rangga. "Oh, dan untuk lagu 'Love You' akan dibawakan secara akustik. Seth sendiri punya ide untuk membawakan 'That Night' dengan versi rock."

Jessica mendengarkan penjelasan Rangga sambil membaca laporan dari tiap tim.

"Cover lagu 'Mr. Chu' milik A-Pink yang akan dibawakan oleh Girlfriend... sudah kalian persiapkan dengan baik?" tanya Jessica.

"Mereka masih berlatih," kata Stella cepat. "Tapi secara keseluruhan mereka siap. Hanya perlu penyempurnaan."

Jessica mengangguk. "Lalu untuk X0Y, tambahkan satu lagu slow untuk mereka. Pakai di depan sebelum mereka menggebrak panggung. Lalu pastikan Seth, Dimas, Chris, Fany, Jennifer, dan Laura untuk siap dalam battle dance."

"Baik," kata Stella sebelum mencoret-coret di kertasnya.

"Kostum... Rach?"

'Ya?"

"Persiapan kostum?" tanya Jessica jengkel karena bukannya menjelaskan, Rachel justru balik bertanya.

Rachel terkekeh. "Semuanya sudah siap. Tapi untuk Seth August, kami belum bisa memastikan kostum mana yang akan ia kenakan karena dia sangat sibuk akhir-akhir ini dan timku tidak bisa bertemu dengannya."

"Aku akan suruh dia melakukan fitting di butikmu," kata Jessica. "Well... kurasa rapat selesai. Dan suruh DoubleD dan manajer mereka untuk menemuiku di ruanganku setelah makan siang. Ada yang ingin kubicarakan mengenai tawaran iklan untuk mereka."

"Baik, Nona." kata Emily sebelum kemudian orang-orang membubarkan diri.

"Makan siang?" Rachel menawarinya.

"Tentu," kata Jessica meskipun ia sibuk dengan laptopnya. "Beri aku waktu menyelesaikan e-mail ini, kumohon?"

"E-mail untuk siapa?" tanya Rachel sambil duduk di samping Jessica.

"Mr. Collins. Salah satu pemegang saham di perusahaan. Dia mempertanyakan mengenai comeback Seth. Kurasa ia mencari waktu yang tepat untuk menjual sahamnya dalam harga yang tinggi."

"Woah... Seth benar-benar terkenal, ya?" tanya Rachel pada dirinya sendiri. "Aku jadi penasaran apakah aslinya memang sebaik dengan apa yang dikatakan di media."

"Kau belum pernah bertemu dengannya?" tanya Jessica heran. "Bukankah Seth sudah sering menggunakan kostum rancanganmu?"

"Angel yang biasanya berhubungan langsung dengannya," kata Rachel sambil mengedikkan bahu. "Lagipula bukan hanya dia yang sibuk."

Jessica tertawa sambil menutup laptopnya. "Kuberitahu kau, dia orang yang benar-benar serius dan jarang bisa diajak bercanda."

"Benarkah?"

Jessica memutar bola matanya. "Ayo makan,"

"Akhirnya," erang Rachel. "Kupikir aku tak akan bisa makan siang jika menunggumu menyelesaikan pekerjaan. Tapi sebagai sahabat yang baik..."

"Oh, diamlah, Rach!" kata Jessica main-main.

Rachel mendorong bahunya sementara mereka tertawa dan keluar dari ruang rapat.
@@@
Stefan menahan diri untuk tidak mengerang saat melihat ibunya dan Nicole duduk bersama. Ia sudah tahu bahwa pasti ada sesuatu saat tiba-tiba saja ibunya menelepon Stefan dan mengajaknya makan siang.

"Halo, Sayang,"

Stefan memaksakan diri untuk tersenyum dan membalas pelukan singkat ibunya. "Hai, Ma."

I'm [Not] A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang