JESSICA merasa kepalanya pening.
Pemberitaan media mengenai jatuhnya Seth dan vonis dokter yang mengharuskannya bed rest membuat media dengan mudahnya menyalahkan GLEnt. dengan anggapan memperkerjakan artisnya secara paksa tanpa jeda istirahat.
Dan akibatnya semua fans Seth melampiaskan amarah mereka pada Jessica sebagai Presiden Direktur GLEnt.
Sebenarnya Seth sudah berkata bahwa ia akan mengadakan konferensi pers untuk meluruskan permasalahan. Tapi Jessica tidak akan biarkan Seth yang harusnya istirahat justru ikut memikirkan masalah perusahaan.
Setelah ia memberi sedikit ancaman, Seth akhirnya menyerah dan setuju untuk menyerahkan semua masalah ini pada Jessica.
"Semuanya akan membaik dan orang-orang akan mulai lupa dengan masalah ini," kata Rachel menenangkan di hari ketiga masalah ini muncul. "Setelah Seth sembuh semuanya akan segera selesai."
Tapi rupa-rupanya perkataan Rachel kali ini tidak terbukti.
Bahkan meskipun Seth sudah dinyatakan pulih dan dokter sudah memperbolehkannya kembali bekerja, para fans justru semakin marah pada GLEnt.
Bahkan pernah sekali, ketika Jessica keluar dari mobilnya dan berniat masuk ke kantor, seorang fans melemparkan telur yang tepat mengenai bagian belakang kepalanya.
"Jangan," katanya saat security berniat menangkap fans itu. "Tidak apa-apa,"
"Tapi, Nona..."
"Biarkan saja," kata Jessica lelah. "Lain kali pastikan tidak ada yang masuk lingkungan perusahaan."
"Baik."
Jessica masuk dan langsung menelepon Rachel.
"Keberatan mengirimkan salah satu pakaianmu untukku?" tanya Jessica tanpa memberi salam terlebih dahulu.
"Hah?"
"Fans-fans Seth sepertinya cukup membenciku hingga mereka bahkan melempariku dengan telur." kata Jessica yang menerima handuk basah dari Emily dan membersihkan rambutnya. "Aku ada rapat siang ini dan tidak mungkin aku menghadirinya dengan kondisiku seperti ini. Kau bisa datang sebelum jam satu siang, bukan?"
"Tentu saja," kata Rachel langsung. "Aku akan segera ke sana sekarang."
"Terima kasih, Rach," kata Jessica benar-benar bersyukur. "Kau sungguh-sungguh teman terbaikku."
"Aku tahu," kata Rachel ringan.
"Sampai nanti, Jess.""Okay,"
Jessica meletakkan ponselnya tepat dan tepat setelah itu pintu kantornya terbuka keras.
Seth masuk dengan ekspresi marah di wajahnya sementara Emily di belakangnya dengan wajah gugup.
"Maaf, Nona. Saya sudah katakan padanya bahwa beliau tidak bisa masuk, tapi..."
"Tidak apa-apa, Emily," potong Jessica tenang. "Keluarlah!"
Emily segera membungkuk dan keluar sambil menutup pintu di belakangnya.
"Jadi," kata Jessica tenang sebelum meletakkan handuk yang ia pegang perlahan agar tidak memancing perhatian. "Ada yang ingin kau bicarakan, Seth August?"
"Mari kita lewati fase profesional, Jess. Kapan kau akan beri aku kesempatan untuk mengadakan konferensi pers?" tanya Seth langsung. "Selama ini aku diam karena kau bilang kau sendiri yang akan mengurusnya. Tapi jika menerima dirimu sendiri sebagai objek kebencian fansku adalah bagaimana cara kau mengurusnya, maka aku akan melakukan konferensi pers."
"Sudah kukatakan untuk tidak melakukan apapun, Seth!" kata Jessica tenang. "Apa kau tidak percaya padaku?"
"Ini bukan masalah kepercayaan, Jess." kata Seth keras. "Kalau kau berpikir aku akan diam saja dan melihatmu menjadi sasaran kebencian orang lain untuk sesuatu yang tak pernah kau lakukan, maka kau salah besar. Aku tak bisa diam saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm [Not] A Cinderella
RomanceEmpat tahun lalu, Jessica Lauren bersumpah ia akan melupakan semuanya dan memulai hidup baru di Berlin. Tapi kemudian ia mendapat kabar tentang kematian ayahnya dan harus kembali ke Jakarta untuk mengambil alih posisi ayahnya. Kembali ke kota yang m...