STEFAN benci hidupnya.
Sejak kecil, kedua orangtua Stefan tak ada yang memperhatikannya. Mereka hidup hanya untuk bisnis dan tidak peduli pada Stefan.
Satu-satunya orang yang peduli dan merawatnya sejak kecil adalah kakak laki-lakinya, Daniel.
Orang pertama yang ia kenal.
Kata pertama yang ia sebut.
Orang pertama yang melihatnya berjalan, makan, dan bermain.
Orang yang mengajarinya banyak hal.
Orang yang menghindarkan darinya kesepian.
Daniel adalah satu-satunya orang yang disayangi dan dihormati Stefan. Daniel menjadi satu-satunya orang yang bisa menenangkannya saat ia marah, orang yang bisa mengontrol Stefan.
Pernah suatu kali Stefan bertanya pada kakaknya apakah orangtua mereka tidak menyayanginya karena sepertinya mereka tidak pernah peduli pada Stefan.
Daniel meletakkan tangannya di atas kepala Stefan dan menjawab dengan tenang, "Bukan berarti bahwa mereka tidak menyayangi kita. Mereka hanya tidak tahu bagaimana menunjukkannya. Saat kau sudah besar nanti, katakan pada Papa dan Mama bagaimana menyayangi anaknya dengan benar, oke?"
Stefan tersenyum lebar dan mengangguk. "Siap, Komandan."
Daniel juga biasanya mengajak Stefan pergi ke taman di perumahan tempat mereka tinggal.
Daniel akan membelikan Stefan es krim dan mereka akan bermain sampai matahari terbenam.
Kemudian Daniel akan menggendong Stefan yang ketiduran untuk pulang.
Ketika kegiatan Daniel di sekolah mulai padat dan membuatnya jarang berada di rumah, Stefan jadi sendirian.
Stefan tak mau makan dan hanya mengurung diri di kamar. Ia tak akan membukakan pintu untuk siapapun.
Dan seperti biasa, hanya Daniel yang bisa membuatnya membuka pintu dan kembali makan. Tapi itu hanya akan berlangsung saat Daniel di rumah. Ketika kakaknya pergi sekolah, Stefan akan kembali melakukan hal yang sama dan menolak untuk makan.
Hingga akhirnya Daniel memutuskan untuk berhenti sekolah di sekolah umum dan memilih home schooling sehingga ia tetap bisa menjaga dan menemani Stefan.
Meskipun Daniel saat itu sudah lima belas tahun dan mereka berjarak sekitar sepuluh tahun, toh Stefan justru lebih nyaman dengannya daripada dengan orangtua mereka.
Daniel juga yang bisa mengontrol Stefan.Bisa dibilang bahwa Daniel adalah segalanya bagi Stefan. Daniel adalah satu-satunya alasan Stefan bangun tiap harinya.
Dan ketika Stefan tahu tentang apa yang selama ini disembunyikan kakaknya, itu menghancurkannya.
@@@
Stefan berdiri di dekat tempat tidur kakaknya dengan bingung.Kenapa kakaknya belum bangun?
Kenapa selang-selang itu masuk ke tangan dan hidung kakaknya?
Kenapa ada banyak benda aneh di sekeliling tubuh kakaknya?
"Tuan muda..."
"Apa yang terjadi pada kakak?" tanya Stefan pada Bibi Ana yang merawatnya sejak kecil.
"Tuan Daniel sedang sakit," kata Bi Ana pelan. "Sebaiknya Tuan Stefan berdoa agar Tuan Daniel cepat sembuh."
"Kalau Kakak sembuh, Kakak akan bermain lagi dengan Stefan, 'kan?" tanya Stefan.
"Tentu saja,"
"Kakak akan membelikanku es krim lagi?"
"Tentu, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm [Not] A Cinderella
RomanceEmpat tahun lalu, Jessica Lauren bersumpah ia akan melupakan semuanya dan memulai hidup baru di Berlin. Tapi kemudian ia mendapat kabar tentang kematian ayahnya dan harus kembali ke Jakarta untuk mengambil alih posisi ayahnya. Kembali ke kota yang m...