Bab 8

7.3K 380 1
                                    

[Bab ini bukan bab flashback]
---------

3 Bulan Kemudian...

RASA nasi ini kian menjadi hambar jika kutatap wajah wanita yang sedang menyuapiku ini. Semakin ku coba untuk mengingat, selain rasa pusing juga ada rasa lemas yang menggerogoti tubuhku.

Sebulan yang lalu, aku menjalani operasi yang tak ku mengerti tujuannya. Katanya untuk mengembalikan ingatanku. Tapi, tetap saja tidak berhasil padaku. Tapi aku merasa baik - baik saja dengan ingatanku.

"Udah inget mama belom?" Tanya wanita itu untuk tanpa memalingkan pandangannya dari makanan rumah sakit ini. Aku menjawab dengan gelengan kepala. Dan percakapan ini sudah terjadi untuk ke-sejuta-kalinya.

"Ibu bisa gak sih gak nanya itu? Lagian, emangnya aku punya mama?" Tanya ku dengan seketus mungkin agar wanita tersebut tidak menanyakan hal yang sama itu lagi.

Wanita yang mengaku sebagai 'mama'ku itu mendengus lelah. Yang membuat dirinya lelah kan dirinya sendiri. Siapa suruh ia menanyakan hal yang sama itu padaku? Ha? Aneh.

"Udahlah ma. Dia gak bakal inget." Ucap laki - laki remaja ini. Berbeda dengan wanita tadi, ia tidak ingin membahas lebih lanjut tentang ingatan yang 'hilang'ku. Dan itu membuatku nyaman saat kami bercakap - cakap. Walau obrolan yang disuguhkan hanyalah basa - basi semata.

"Kak, coba tebak itu warna apa?" Tanya wanita itu sambil menjulurkan telunjuknya ke arah baju laki - laki tadi.

"Merah." Jawabku asal. "Aku tau itu. Dan semua orang juga tau, kali".

"Apa yang kamu inget dari warna merah?" Tanya nya dengan penuh harap. Aku memejamkan mata untuk mengingat apa yang terekam di memoriku. Tidak ada. Hanya gelap gulita yang muncul di hadapanku.

"Ga ada." Jawabku penuh tanda tanya.

"Red?" Tanya wanita itu lagi.

"Red?" Tanyaku balik. Sebelum ku jawab dengan kata 'ga ada' tiba - tiba sebersit kenangan merembes begitu saja di otakku membuat kelopak mataku terpejam.

"Red. Album Taylor Swift." Aku melanjutkan dengan membuka mata perlahan. "Merah. Warna kesukaanku."

Matakku terbelalak mendengar pikiran itu. Wanita itu sekarang menatapku dengan penuh harap. Mungkin berharap agar aku dapat mengingat lebih banyak lagi. Tapi tidak. Hanya itu yang aku ingat.

"Akhirnya kamu inget!" Teriak wanita itu membuat ruangan ini bergema olehnya.

Aku hanya bisa tersenyum dengan perasaan heran. Heran dengan kegembiraan yang terlukis di wajah kedua insan di depanku ini.

***

"Bagus. Ibu coba terus tanya - tanya ya." Ucap pria berjas putih ini pada 'mama'ku. Matanya berbinar - binar seperti anak kecil diberi permen. Mereka berdua berbincang perbincangan yang tak kumengerti. Jadi aku memilih opsi terakhir. Tidur.

Kuposisikan tubuhku untuk miring-menghadap jendela. Malam ini, bintang - bintang bersinar sangat terang. Nyaris tak ada awan yang menutupi angkasa. Aku sangat menyukai pemandangan indah ini.

Dan semburat cahaya bintang - bintang itu menghantarkanku ke depan gerbang mimpi.

Angin mengalun lembut ke pipiku. Menari - nari bersama rambutku. Di taman ini lagi ku berlari. Tempat yang kami-sekeluarga-kunjungi sekali dalam seminggu.

Seorang wanita itu memelukku dari belakang disaatku sedang asik mengejar kupu - kupu. Terdengar tawa dari keduanya. Namun, tawa wanita itu berbekas di hati hingga membuatku ikut tertawa meriah. Tawa yang penuh kasih sayang.

Diriku yang masih berusia sekitar 7 tahun ini menatap ke atas untuk melihat wajah wanita itu. Walau tak tampak wajahnya karena terhalang pancaran sinar mentari, namun aku mengenalnya. Dia adalah ibuku. Yang kukenal karena ketulusannya dalam mengasuhku.

Sedetik kemudian, pancaran sinar tersebut meredup. Dan semua pemandangan taman ini dilahap oleh kegelapan. Entah itu berasal dari mana. Sampai akhirnya kudengar suara wanita tadi memanggilku. Walau agak terasa lebih tua. Namun aku mengenalnya.

"Kak, bangun yuk. Sarapan." Ucap wanita itu sambil mengelus pipiku dengan lembut.

Aku terperanjat mendengar suara itu. Kelembutan tangannya yang khas. Seperti disaat ia memelukku di mimpi itu. Bukan. Itu bukan mimpi. Itu.

Ingatan.[]

***

Broken Home (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang