"Vina, ini Demion udah dateng. Masa lo gak mau rundingin sama-sama?" panggil Vino dari luar. Sudah 15 ment Vino mengetuk pintu Vina, memintanya untuk keluar. "Terserah lah!" kata Vina lalu membuka pintunya dan berjalan ke kamar Vino. Vina langsung duduk di tempat favoritenya, RANJANG.
"Oke. Lo dapet sms dari Vio juga kan?" tanya Vino pada Demion. Demion mengangguk.
From: Violet
To: DemionHahaha. Gue gak tau kenapa gue krm ini ke lo. Mungkin karena lo termasuk salah satu dari Zhes dan gue? Gue cuman mau bilang, gue bakal pergi entah sampai kapan. Gue bakal pergi ke Semarang, tinggal disana mungkin sama bokap gue. Take care Vina yah! Gue tau lo suka sama dia
"Lo suka sama gue?" tanya Vina kaget. "Eh, eng-enggak! Gue juga gak tau kenapa Vio nulis gitu!" kata Demion panik. "Udah-udah! Sekarang lo berdua perhatiin sms kita bertiga. Jogja, Tegal, Semarang. Maksudnya apa?" tanya Vino.
"Mungkin lokasi dia sekarang ada diantara ketiga kota itu?" tanya Demion. "Bisa jadi. Tapi yang mana?" tanya Vino. "Gimana kalo kita cek satu-satu?" tanya Vina. "Vina, Tegal, Jogja, sama Semarang itu gak sekecil sekolahan! Lo mau nyari sampe kapan?" kata Vino gemas.
"Iya yah. Mungkin berusaha ngasih clue?" tanya Vina. Mereka bertiga memperhatikan sms itu. "Gak ada clue apa-apa!" kata Demion. "Tunggu. Semua kota ini ada di Jawa, kan? Mungkin dia ngasih tau kalau dia gak pergi kemana-mana?" tanya Vino.
"Vio gak sebodoh itu. Kalau dia gak mau kita cari, pasti dia gak mungkin kasih clue segampang itu," jawab Vina. "Gimana kalau ternyata yang dimaksud Vio itu bukan diantara ketiga kota tersebut?" tanya Demion. Semua spontan langsung menoleh.
"Nah! Pinter! Tumben otak lo jalan," kata Vino. "Provinsi ada 34. 34 dikurang 4, sisanya ada 30 provinsi. Mau nyari kemana?" tanya Vina. "34? Setau gue provinsi cuman ada 33 deh," kata Demion. "Baca berita dong abang. Udah nambah satu lagi, Kalimantan Utara," kata Vina.
"Jangan sok pinter sekarang deh. Vio gimana ini nasibnya?" tanya Vino. "Gimana kalau kita ke rumahnya? Mungkin ada sesuatu yang bisa kita dapat?" tanya Demion. "Nah! Boleh juga! Ayo cabut sekarang! Nanti keburu malem," kata Vino lalu berdiri dan berjalan keluar.
***
Tok tok tok!
Pintu rumah itu terbuka. "Eh, selamat sore, tante," sapa Vina. "Sore, mau cari siapa yah?" tanya Lidya. "Aku Vina, sedangkan ini Vino dan Demion. Kami mau cari Vio. Vionya ada gak tante?" tanya Vina. Vino dan Demion masih terdiam dibelakang Vina.
Lidya langsung menunduk sedih. "Tante gak apa-apa?" tanya Vino. "Ayo masuk. Duduk dulu," ajak Lidya. Vina, Vino, dan Demion mengikuti Lidya dan duduk di sebuah sofa panjang, sedangkan Lidya di sofa khusus untuk satu orang.
"Vio," kata Lidya membuka pembicaraan. "Vio pergi dengan ayahnya, calon mantan suami saya," kata Lidya. "Kalau boleh tau, kemana yah?" tanya Vina. "Kalau tempat, saya tidak tahu pasti. Varo tidak pernah memberi tahu kemana," kata Lidya.
"Apa tante gak ada saran lokasi kemana mereka pergi?" tanya Vino yang akhirnya bersuara. Lidya terdiam sejenak, mungkin berpikir. "Medan. Varo orang Medan asli. Mungkin mereka ada disana. Kalau mereka gak ada, ya saya tidak tahu lagi," kata Lidya.
"Oh, ya sudah deh! Makasih ya tante!" kata Vina sambil bangkit berdiri, diikuti tiga orang lainnya. "Iya, sama-sama," jawab Lidya. "Kalau begitu, kami pulang dulu. Makasih tante!" kata Vino. Mereka bertiga berjalan mendekati rumah itu.
"Vina, Vino, Demion," panggil Lidya. Mereka bertiga serempak menoleh. "Good luck," kata Lidya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Teen FictionBagaimana kalau kau mempunyai 4 orang teman yang selalu tertawa bahagia setiap kali kalian bertemu. Pasti asik, bukan? Tapi tidak dengan Zhevino, Zhevina, Demion, dan Violet. Mereka boleh tertawa dihadapan temannya masing-masing. Tapi siapa sangka...