Ten - Family Reunion (Part 1) (Vio's Secret)

3.7K 171 12
                                    

"Vino awas!"

Vio langsung menutup mulutnya setelah ia meneriakan nama itu. Tapi semuanya terlambat. Semua sudah terlanjur terjadi. Vio terlambat. Karena Vino, sudah berdiri didepannya dengan tatapan bingung.

Ya. Tepat saat mendengar namanya dipanggil, Vino menyadari apa yang terjadi. Ia mundur satu langkah untuk menghindari truk itu. Setelah itu, ia berjalan lagi ke pinggir jalan, lalu berdiri dihadapan Vio yang sedang menutup mulutnya.

"Tadi kamu liat gak siapa yang ingetin aku?" tanya Vino. Vio menggeleng. "Ya ampun. Dia malaikat banget. Kalau dia gak ada, mungkin aku udah dikerumunin orang-orang, abis itu masuk koran," kata Vino.

"Sorry, I have to go," Vio akhirnya bersuara lalu pergi meninggalkan Vino. Vino masih tidak percaya dengan pendengarannya. Tadi Vio baru ngomong? Iya kan yah? 

Vio berlari tanpa menengok ke belakang lagi. Apa Vino akan bertanya-tanya? Apakah Vino akan mengejarnya? Atau mungkin Vino malah akan menjauhkannya? Hatinya tidak siap menerima semua jawaban itu. Untuk membayangkan Vino menjauh dari kehidupannya saja sudah sulit. Bagaimana kalau itu terjadi?

Setelah sepuluh menit berlari, Vio akhirnya berhenti. Ia berhenti di sebuah jalan yang cukup sepi. Vio memilih untuk duduk dan melihat ke sekelilingnya. Vio baru sadar kalau ia duduk di bangku taman. Taman itu sepi. Tidak ada orang.

Langit sudah berubah gelap. Vio masih duduk sendirian disana. Angin mulai berhembus kencang. Vio memeluk tubuhnya sendiri, menahan dingin. "Dingin?" tanya seseorang. Vio langsung menengok dan mendapati Vina sudah duduk di sana.

Vio mengangguk. Vio merogoh sakunya dan mengeluarkan handphonenya. 

'Gimana caranya lo ada disini?'

"Gue tadi abis jalan sama Vian, abis itu gue ngeliat lo duduk sendirian disini. Jadi, gue suruh Vian pulang duluan dan nyamperin lo," jawab Vina. 

'I have a secret. I think you have to know this'

"Silakan. Gue bakal jadi pendengar yang baik," jawab Vina sambil tersenyum. Vio menatap mata Vina dengan serius. "Gue bisa ngomong," katanya. Vina langsung menutup mulutnya kaget. "Gila! Lo gak tau berapa lama gue nunggu lo buat ngomong!" kata Vina. Vio langsung menyuruhnya diam.

"Please, dengerin gue dulu," pinta Vio. Vina mengatur wajahnya dan serius mendengarkan lagi. "Gue udah nyakitin hati Vino," gumam Vio, tapi masih bisa ditangkap jelas oleh Vina. "Vino?" tanya Vina bingung. Vio mengangguk.

"Selama ini gue udah bohongin dia. Gue udah bohongin lo semua," kata Vio sambil menundukan kepalanya. "Gue bilang kalau gue gak bisa ngomong, padahal gue bisa. Gue gak kebayang Vino ngejauhin gue karena selama ini gue ngebohongin dia," kata Vio.

"Santai aja lagi. Dia pasti gak bakal ngejauhin lo kok," kata Vina sambil mengelus punggung Vio. "Lo yakin?" tanya Vio. Vina mengangguk. "Gue udah kenal dia dari orok. Bahkan dari di dalem perut," kata Vina. "Dia itu orangnya pemaaf kok!" sambung gadis itu yang langsung membuat Vio tersenyum.

"Perlu gak sih gue kasih tau dia kalau gue bisa ngomong?" tanya Vio. "Kalau lo merasa perlu, ya kasih tau. Kalau engga, ya simpen dulu. Lambat laun dia juga pasti tau sendiri. Tapi tau sekarang sama tau nanti beda. Dia bakal berasa lebih dibohongin kalau dia udah tau sendiri," jawab Vina. Vio tersenyum lagi.

"Vino enak yah punya kembaran kayak lo. Gak kayak gue," kata Vio meratapi nasibnya. "Kalau gue boleh tau, lo kenapa selama ini diem?" tanya Vina. Vio langsung terdiam. Haruskah ia memberitahunya?

Flash back

Saat itu Vio baru memasuki kelas satu SD disebuah sekolah ternama di Jakarta. Violet Winata, gadis berumur 6 tahun yang hobby menanyi. 

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang