Fourteen - Ehem.. Taken?

3.4K 161 16
                                    

"God! Vio!" kata Vina sambil berdiri, membuat Vino dan Demion menengok dengan mulut ternganga. "Em, sorry. Tapi kayaknya ibu salah orang deh," kata Vio berusaha menutupi wajahnya. "Gue gak mungkin salah orang. Jelas-jelas ada bordiran nama lo dibaju itu," kata Vina. Great, Vio!

"Fine," jawab Vio sambil mengangkat wajahnya. Vio duduk disalah satu kursi kosong. "Gimana caranya lo pada bisa nemuin gue disini?" tanya Vio. "Your step mother," jawab Vina. "Kenapa lo ngirim tempat yang beda-beda sih?" tanya Demion.

"Biar lo pada gak nyari gue. Tapi percuma," jawab Vio. Hening. "Kok kamu tumben gak ngomong?" tanya Vio pada Vino. Vino tersadar dari lamunannya. "Eh, gak apa-apa," jawab Vino. "Kenapa kamu gak cerita ke aku?" tanya Vino.

"Sorry. Someday, you'll know," jawab Vio. "Udah. Gini aja. Gue, sama dua bocah ini bakal nginep di rumah sepupunya Demion. Lo harus ikut. TITIK!" kata Vina. "Bokap gue?" tanya Vio. "Nanti gue yang ngomong lah. Abis itu lo juga harus balik ke Jakarta," kata Demion.

"Gue tinggal dimana?" tanya Vio. "Gue ada apartemen deket sekolahan. Harusnya gue tinggal disitu, tapi gue males. Berasa sepi banget. Lo mau?" tanya Demion. Vio terlihat berpikir. "Ya udah lah," jawab Vio akhirnya.

"Sepupu Demion namanya siapa?" tanya Vio. Mungkin dia kenal? Oh. Vio terlalu banyak berharap. "Oliver," jawab Demion singkat. Pupus sudah harapannya.

***

"Bang," panggil Demion dari luar pagar. "Bang woy!" Demion mengencangkan suaranya. Seorang pria dengan pakaian santai keluar dari kediamannya yang bisa dibilang cukup besar untuk satu orang. "Ayo, masuk aja," kata pria itu sambil membuka pintu.

"Vi, ayo masuk," ajak Vina. Vio yang dari tadi sedang terpana dengan bunga didepan rumah itu langsung menengok. Mulutnya ternganga. "Kenzo?" tanya Vio tidak percaya. Kenzo yang sedang memainkan handphonenya langsung mengalihkan pandangannya pada Vio.

"Loh, Violet kan?" tanya Kenzo. Vio mengangguk. "Lo berdua ceritanya udah kenal? Fine. Jahat lo sekarang, bang," kata Demion. "La elah. Baru juga kenal tadi siang, dek," kata Kenzo. "Oh iya. Sejak kapan lo mau dipanggil Kenzo lagi?" tanya Demion.

"Sejak gue udah bisa nerima kepergian Fira, dek," jawab Kenzo. "Fira?" tanya Vino SKSD. "Iya. Mantan abang. Sekarang ada di Amerika situ," jawab Kenzo. Mereka hanya ber'o' ria. "Udah. Tamu jangan dibiarin diluar. Ayo masuk," kata Demion sambil mendorong tubuh mereka semua.

Mereka semua membereskan barang masing-masing. Vina dan Vio sekamar, Demion dan Vino juga sekamar. Kenzo? Ia tidur dikamarnya sendiri.

Vina mengetuk pintu kamar Kenzo pelan. "Masuk!" jawab Kenzo. Vina membuka pintu dan menemukan Kenzo sedang duduk di ranjang dengan komputer di hadapannya. "Lagi sibuk ya, kak?" tanya Vina. Kenzo menatap Vina lalu menggeleng. "Sini," suruhnya sambil menggeser tubuhnya. Vina duduk di sebelah Kenzo.

"Aku gak tau harus cerita sama siapa lagi, kak," kata Vina. Kenzo menutup laptopnya. "Emang kamu kenapa?" tanya Kenzo. Vina menundukkan kepalanya. "Aku jatuh cinta sama dua orang," jawab Vina. "Dua? Siapa? Vino dan Demion?" tanya Kenzo. "Vino itu kembaranku, kak," kata Vina. "Jadi kamu jatuh cinta sama Demion?" tanya Kenzo. Vina mengangguk kecil.

"Aku salut sama kamu," kata Kenzo. Vina hanya menatap Kenzo bingung. "Seumur-umur, pacarnya hanya tempat gym," sambung Kenzo. Vina hanya ber'o' ria. "Kak, Demion itu orangnya gimana sih?" tanya Vina akhirnya.

Kenzo bangkit berdiri dan memandang ke langit yang sudah berubah menjadi oranye. "Demion itu baik, sayang banget sama mamanya," kata Kenzo. Tiba-tiba Kenzo tersenyum kecil. "Kakak gak tau kenapa kakak cerita ke kamu, tapi ya berhubung kamu disini, ya sudahlah," kata Kenzo lalu duduk dihadapan Vina.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang