Vina, Demion, Vio, dan Vino kali ini berada di sebuah restoran. Privat concert yang diadakan oleh Vio itu hanya mengundang 200 orang saja. Konser ini sengaja diadakan seminggu sebelum lagu Vio dimunculkan. Disini Vino dan Vina juga akan menari untuk mengisi acara.
Setelah Vino dan Vina turun dari panggung, Vino langsung melesat entah kemana. Begitu pula dengan Demion. Semuanya hilang .__.
"Dengan lagu selanjutnya, mari kita sambut.. Violet!" kata sang pembawa acara. Violet dengan anggun menaiki panggung dan berdiri dalam tenang.
"Lagu ini merupakan lagu favorit seseorang dan kembarannya. For Vino, Vina, this is for you guys," ucap Vio sebelum ia mulai bernyanyi.
You know all the things I've said
You know all the things that we have done
And things I gave to you
There's a chance for me to say
How precious you are in my life
And you know that it's trueTo be with you is all that I need
'Cause with you
My life seems brighter and these
are all the things
I wanna say...I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to youYou're the reason why I stay
You're the one who cannot believe
Our Love will never end
Is it only in my dream?
You're the one who cannot see this
How could you be so blind?To be with you is all that I need
'Cause with you
My life seems brighter and these
are all the things
I wanna say...I will fly into your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you(I will fly - ten2five)
Tepuk tangan riuh langsung melanda seluruh restoran besar itu. Vio hendak turun dari panggung sebelum sebuah suara menghentikannya. "Maaf mengganggu sebentar. Untuk Vio dan Vina, boleh diminta untuk naik ke panggung sekali lagi?" tanya Gerald.
Vio dan Vina hanya bisa berpandang-pandangan sebelum naik ke atas panggung. Vina belum sempat menukar bajunya, masih sama dengan yang tadi, dress pendek berwarna putih berbahan tipis. Selain itu, Vina hanya mengenakan sebuah jaket abu-abu. Tidak ada lagi. Ia kelihatan kucel.
Tak berapa lama kemudian, Vino dan Demion menaiki panggung. Mereka berdua sudah berdandan rapih dengan kemeja dan setelannya masing-masing. Vino dan Demion membawa sebuah buku. Tebal, dengan hard cover. Seperti ensiklopedia jaman dahulu.
"Aku hanya jadi perwakilan. Kami tahu ini gak romantis, ini gak kayak di film-film atau novel yang biasa kalian baca.. Tapi kalian hanya perlu tau, kalau kita bikin ini sekuat tenaga," kata Demion.
"Vina, kita kenal karena kita sebangku. Kita dekat karena tugas miss Ajeng jaman sekolah dulu. Dulu, aku hanya menjaga jarak denganmu, hingga kebaikanmu membuatku luluh. Segala tembok yang aku bangun karena wanita diruntuhkan hanya dalam sekejap.
Awalnya aku bingung, apakah harus jatuh cinta kepadamu atau tidak? Tapi hatiku memutuskan lebih cepat daripada pikiranku. Aku jatuh cinta padamu.
Sulit sekali untuk mendapatkanmu, apalagi untuk bersaing dengan dua pria macam Harry dan Vian. Kalau dibandingkan dengan mereka, aku tidak ada apa-apanya. Tapi mereka melakukan kesalahan bodoh, dan kamu memilihku. Aku tidak tahu mengapa mereka menyia-nyiakan gadis secantik dirimu. Well, my time is up! It's Vino's turn now," kata Demion lalu memberikan micnya pada Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Teen FictionBagaimana kalau kau mempunyai 4 orang teman yang selalu tertawa bahagia setiap kali kalian bertemu. Pasti asik, bukan? Tapi tidak dengan Zhevino, Zhevina, Demion, dan Violet. Mereka boleh tertawa dihadapan temannya masing-masing. Tapi siapa sangka...