"Hands, Vina!" teriak pelatih mereka. Walaupun sudah membuat tempat les sendiri, Vina dan Vino masih belajar tari untuk memperluas ide mereka. Saat ini Vina sedang melatih tarian kontemporernya yang baru dengan teknik yang lebih rumit.
"Okay! Tukar dengan Vino!" suruh Ms. Fanny. Vina mengambil minum yang disodorkan Vino dan duduk di pinggir kelas. Sekarang saatnya Vino untuk berlatih hip hopnya. Lagu hasil remix Ms. Fanny langsung terdengar ke seluruh penjuru ruangan.
"Excuse me, miss," kata seorang gadis sambil memunculkan kepalanya diantara celah pintu. Ms. Fanny menghentikan musik itu dan menghampiri gadis yang sekarang sudah berdiri di dekat pintu. "Ada apa, Isla?" tanya Ms. Fanny.
"Emm.. Vino dan Vina sudah ditunggu oleh Mr. Billy di ruangannya, sekarang. Katanya penting," kata gadis yang bernama Isla itu. "Vina, Vino, kalian berberes untuk bertemu dengan Mr. Billy. Habis ini kalian boleh langsung pulang," kata Ms. Fanny. Vino dan Vina langsung mendouble pakaian mereka dan membawa tas masing-masing.
Tok Tok!
Kali ini Vina yang memunculkan kepalanya. "Bapak mencari kami?" tanya Vina. Mr. Billy langsung berdiri dan menghampiri Vina dan Vino. "Iya! Orang yang mau bekerja sama sudah datang. Ayo masuk!" ajak Mr. Billy. Vina dan Vino menghampiri seorang gadis yang berada di salah satu sofa itu.
"Caca?" seru Vino dari belakang Vina, sehingga membuat Vina terlonjak kaget. "Gak nyangka yah bisa ketemu lagi disini," kata Caca sambil berdiri dan menjabat tangan Vino dan Vina. "Jadi gimana?" tanya Vina.
"Tenang dulu, Vina. Bukan saya yang akan menjelaskan, tapi atasan saya. Saya hanya asisten di sini," kata Caca. Sambil menunggu, Vina sibuk dengan handphonenya, memainkan minion rush yang terbaru. Sedangkan Vino hanya menatap kosong ke meja, bingung mau ngapain.
"Maaf, saya terlambat," kata seorang pria dengan suara berat dari arah pintu, membuat semua orang menengok, kecuali Vina. Vina sedang melawan Vector di dalam laboratorium. Tidak bisa diganggu gugat.
"Yah, kalah!" gumam Vina lalu mematikan handphonenya. Vina kaget saat melihat sekelilingnya sedang berjabat tangan dengan seorang pria yang saat ini memunggunginya. Sontak, Vina langsung bangkit berdiri dan ikut-ikutan menyalami pria itu.
"Vina," ucap Vina sebelum ia menatap si pria tadi. Sepersekian detik mata Vina menemukan sosok mata yang pernah dilihatnya. Mata berwarna biru tua itu...
"Demion?" tanya Vina tidak percaya. Demion masih sempat berpikir, kemudian wajahnya cerah. Walaupun rambut Vina sudah di cat berwarna pink, wajah Vina masih sama.
"Vina?" kali ini Demion balik bertanya. Mereka hening seketika. Mereka masih menyadari ketidak sengajaan mereka bertemu setelah lost contact selama 5 tahun.
"Ini sumpah lo?" tanya Vina. Demion mengangguk. "AAAAAAAAAAAAA!! Demion!! Gue kangen banget sama loo!" teriak Vina girang sambil memeluk Demion. Terdengar tawaan dari belakang mereka, Vino.
"Pacaran jangan disini woy! Kerja dulu!" kata Vino. Vina langsung melepas pelukannya dan duduk di sofa, malu!
"Jadi kalian sudah kenal?" tanya Mr. Billy. Vina dan Vino hanya mengangguk. "Jadi bagaimana?" tanya Vino. "Begini. Saya akan membuat sebuah music video untuk teman saya. Rekamannya sudah selesai, tinggal pembuatan videonya. Saya meminta ZDC untuk menjadi pengisi sekaligus penari di video itu," kata Demion.
"Kalau boleh tau, artisnya siapa yah?" tanya Vino penasaran. Demion hanya tersenyum penuh arti. "Sabar, Vino. Gue jamin, lo gak bakal kecewa," jawab Demion. Vino hanya bisa pasrah dengan aura dominan itu.
"Can we hear the song?" tanya Vina. Demion mengangguk dan mengacungkan sebuah kaset. "Semuanya ada disini," kata Demion. "Itu lagu pelan. Lo denger sekali, abis itu coba kasih gue satu koreografi, bisa kan?" tanya Demion. "Pindah ke ruang tari aja. Ayo," ajak Vina. Semua orang bangkit berdiri dan pindah ke ruangan sebelah. Vina membuka kaset dan memutar lagu itu.
Dengan seksama,mereka mendengarkan lagu itu. Tunggu. Suara itu tidak asing... Vina mendengarkan lebih lagi.
OH
MY
GOODNESS
Reflek Vina langsung menutup mulutnya. "No way! It can't be!!" seru Vina. "Kenapa lo, Vin?" tanya Vino bingung. "You know who the singer is?" tanya Mr. Billy. Vina langsung mengangguk dengan semangat.
"Don't you ever tell him, Vina. Rahasia kita berdua," kata Demion. "Tell me, please!" pinta Vino. Vina menggeleng sambil menahan tawanya. Lagu itu habis. "Can you?" tanya Demion. Vina mengangguk lalu bersiap-siap.
Lagu itu diputar lagi. Kali ini, Vina langsung menari dengan lincah. Melompat, berputar, menunduk, tiduran, dan sebagainya. Setelah lagu itu berakhir, semua orang langsung bertepuk tangan. Vina tidak menyadari orang-orang sudah berkerumun disekeliling ruangan.
"Bravo, Vina. Bravo!" kata Mr. Billy sambil bertepuk tangan dan menghampirinya. "Thank you, sir," jawab Vina. "Mungkin lain kali, kalian bisa ikut SYTYCD! Pendaftarannya ada sebentar lagi. Nanti formulirnya akan saya kasih ke kamu," kata Mr. Billy. Semua orang langsung berbisik-bisik. Direkomendasi oleh NYU? Siapa yang tidak mau?
"Saya tidak salah pilih orang," kata Mr. Billy. "Yes you are," kata Demion sambil merangkul Vina. Mr. Billy melihat jam tangannya. "Sorry, sir. But I have to leave now. So, see you soon!" kata Mr. Billy dan berlari meninggalkan mereka. Semua orang juga ikut keluar. Semua, kecuali Demion, Vina, dan Vino.
"Can you leave us?" tanya Demion pada Vino. Vino sempat memandang bingung sebelum ia mengangguk dan meninggalkan Demion dan Vina. "Gue tunggu di luar," kata Vino sebelum menutup pintu.
"So, long time no see?" tanya Vina. "Yeah," jawab Vino. "Lo dapet surat gue waktu itu kan?" tanya Vina lagi. "Surat? Yang mana?" tanya Demion pura-pura tidak tahu. "Sumpah lo belom dapet? Gila abis!" seru Vina histeris.
"Ngga lah. Gue dapet," jawab Demoin sambil cengar cengir. Vina langsung menoyor kepala Demion. Tapi tangannya ditahan tepat sebelum tangan itu berhasil menyentuh kepala Demion. Dalam sekejap, kedua tangan Demion sudah memegang kedua tangan Vina.
Demion menatap mata Vina dalam-dalam. "Dem, lo kenapa?" tanya Vina bingung. Demion hanya diam saja. Perlahan, ia memajukan wajahnya. Vina berusaha meminta pertolongan, tapi hanya ada mereka berdua. Saat jarak mereka hanya tinggal 5 cm lagi, Vina langsung menutup matanya.
Demion terus memajukan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Bibir Demion NYARIS menyentuh bibir Vina, saat ia berbisik.
"I still remember my promise, Vina," kata Demion lalu melepas cengkramannya. Vina membuka mata saat cengkramannya sudah lepas. Promise?
Tunggu.
Janji itu..
***
"Kita mau kemana?" tanya Vina. "Lokasi. Survey tempat. Sekalian ketemu penyanyinya," kata Demion. Kali ini mereka sedang dalam perjalanan menuju salah satu lokasi yang akan digunakan untuk shooting.
"Ketemu penyanyinya?" tanya Vino yang duduk di kursi belakang. Demion mengangguk. "Sabar bro. Lo ga bakal kecewa," kata Demion sambil melirik Vina. Keheningan sempat melanda, hingga Vino membuka suaranya.
"Disana ada toilet gak?"
"Gue ke toilet dulu yah!" teriak Vino saat turun dari mobil lalu berlari ke toilet umum. Vina dan Demion mendekati orang yang sedang berdiri di samping mobil putih.
"Hei," sapa Demion. Gadis itu membuka kacamatanya. Semua berubah. Tubuhnya bisa dibilang sempurna, rambut sepunggung itu jatuh sempurna. Rambut panjangnya itu diberi warna merah bata dan ikat kepala emas. Gadis itu mengenakan makeup pucat dengan merah sebagai lipsticknya, membuat gadis itu tampil menawan.
"Long time no see, best friend?" tanya Vina sambil memeluk gadis itu. "We are going work together, aren't we?" tanya Vio. "Tidak hanya kita. Tapi kami," kata Vina.
"Vio..."
Panggilan itu membuat Vio menatap sosok dibelakang Vina. Vio menarik kedua sudut bibirnya dan membentuk senyuman. "Miss me so much?" tanya Vio sambil mengaitkan tangannya pada leher Vino. "Much attractive," bisik Vino ditelinga Vio, membuat gadis itu melepas pelukannya.
"Enough for today, love birds! I have something to you!" kata Demion mengalihkan pandangan mereka. Demion memegang tangan Vina dan menatap mata gadis itu dalam-dalam.
"This day, 5 years ago. Hari yang sama dimana gue buat janji gue sama lo. Janji dimana gue bakal nembak lo kalau gue ketemu lo lagi," kata Demion. "Gue ga bakal pernah tau kapan gue ketemu sama lo lagi. Ga pernah sekalipun gue kepikiran bisa ketemu sama lo lagi.
Dan saat gue ketemu lo, gue sadar kalau gue gak bisa kehilangan lo lagi. Mungkin gue udah gila. Gila karena jatuh cinta sama lo," kata Demion. Kali ini ia menekuk satu lututnya di hadapan Vina.
"Zhevina Putri, mau kan jadi tunangan gue?" tanya Demion sambil mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. Air mata Vina mengalir begitu saja. Tidak. Ia tidak sedih. Ia menangis karena bahagia. Rasanya selama ini terbalas.
"Someone said, meeting you was fate. Being your friend was a choice. But falling in love with you," Vina sengaja menggantung kalimatnya lalu tersenyum. Ia menangkup wajah Demion dengan kedua tangannya dan mendekatkan wajahnya.
"I had no control," sambung Vina lalu mencium kening Demion lama. Vina membawa Demion bediri tanpa melepas ciumannya. Saat Demion berdiri sempurna, ia menarik wajah Vina dan menatap Vino, meminta ijin untuk mencium saudaranya. Vino tersenyum lalu mengangguk.Demion memandang Vina, meminta ijin juga. Vina menjawab dengan senyuman dan anggukan. Semua terjadi begitu saja. Demion mencium Vina, Vina membalas ciuman Demion.
Setelah berapa lama, mereka terengah-engah. "Thank you," kata Demion lalu mengecup kening Vina dan memeluknya.
"Udah kali mesra-mesraannya. Undangan ditunggu loh!" kata Vio. Vina langsung terkekeh. "Undangan pertama special buat lo deh!" kata Vio. "Lo nikah gih!" suruh Demion. "Itu pasangan udah ada di samping," sambungnya.
Vino menatap Vio. Vio hanya mengangkat sebelah alisnya. "Lo mau jadi pacar gue?" tanya Vino akhirnya. Vio mengangguk lalu memeluk Vino. "Ecie.. Nikah buru. Baru gue nikah!" kata Vina sambil melingkarkan tangannya di pinggang Demion.
"Kenapa harus gue dulu? Lo duluan aja," kata Vino. "Kan lo yang lebih tua. "Gak enak ngelangkahin yang lebih tua," kata Vina. "La elah. Beda tiga menit doang sih! Gak ngefek juga kali," kata Vino.
"Kalian tuh sumpah aneh banget. Dulu tua-tuaan. Sekarang adu siapa yang paling muda. Lucu banget," kata Demion sambil tertawa. "Udeh. Ketawa jangan kegedean. Nanti sobek tuh mulut," kata Vina. Demion menghentikan tawanya lalu mengecup pipi Vina.
'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
hai hai hai! ditengah kesibukan UTS dan sebagainya, gue update. baik kan? engga biasa aja.
biasa gue nulis itu kalo lagi suntuk dengan pelajaran.. stress iya gue. bayangin. senin bahasa indonesia sama agama. selasa ipa sama pkn. rabu bing sama ips. besok mat sama entah apa -__- bisa bayangin seberapa menderitanya gue? bagus...
udah ah.. balik belajar dulu.. HAVE A NICE DAY!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Teen FictionBagaimana kalau kau mempunyai 4 orang teman yang selalu tertawa bahagia setiap kali kalian bertemu. Pasti asik, bukan? Tapi tidak dengan Zhevino, Zhevina, Demion, dan Violet. Mereka boleh tertawa dihadapan temannya masing-masing. Tapi siapa sangka...