This is Unbelievable!

1.6K 225 6
                                    

A/N ;

Budayakan meninggalkan vote untuk kelanjutan cerita ya! Tolong jangan jadi silent reader T _ T Kalau bisa, vote+comment? Because i really appreciate that!


//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////


                  

'KAU?!'ujar mereka bersamaan

Soojung mengarahkan telunjuknya tepat kearah lelaki itu. Begitu juga Jongin mengarahkan telunjuknya kearah gadis yang baru saja berurusan   dengannya tadi. Fakta bahwa hari kesialan mereka sudah mencapai puncaknya, detik ini juga.

            Oh Tuhan, kenapa harus dia. Kenapa batin Soojung

            Habislah riwayatku. Satu kamar dengan gadis ini sampai lulus merupakan mimpi paling buruk  batin Jongin

Mereka berdua hening sesaat. Sampai 20 menit kemudian, tidak ada dari mereka yang menciptakan pembicaraan. Soojung kembali menyibukkan dirinya memasukkan bajunya ke lemari. Sementara Jongin hanya duduk terdiam di pinggiran kasur sembari merenung. Pikiran Jongin melayang apa yang harus ia katakan. Ia tak dapat berhenti menelan ludahnya sendiri.

            "Uh.. Hei" ujar Soojung memecah keheningan diantara mereka

            Jongin menolehkan tatapannya kearah gadis itu.

            "Aku sudah selesai merapikan bajuku di lemari, mungkin kau ingin merapikan bajumu juga?" tanya Soojung pelan

            Jongin hanya terdiam sembari menatap gadis itu.

            "Mungkin nanti? Baiklah" ujar Soojung menjawab pertanyaannya sendiri

            Soojung membalikkan badannya dan kembali berkutat pada barang barang bawaannya. Jongin menatap setiap inchi dari gadis itu dari atas sampai bawah.

            Badannya ideal. Tidak termasuk terlalu kurus, dan juga gendut. Pinggangnya terlihat ramping karena baju motif stripes nya itu yang memberi kesan ia terlihat skinny. Kulitnya putih pucat. Kakinya jenjang bak seorang model. Rambutnya sepertinya panjang se-pinggang, namun ia menguncir rambutnya membentuk konde dengan sebagian rambutnya yang berantakan membuatnya terlihat seksi, batin Jongin

            "Hei" ujar Jongin pelan

            Soojung menoleh kebelakang, "Ya?"

            "Kau.. mau ambil tempat tidur yang mana?" tanya Jongin berhati-hati

            "Aku.. Aku bisa dimana saja, di bagian atas, atau dibawah juga tidak apa apa" jawab Soojung

            "Baiklah. Apa kau keberatan kalau kau ambil ranjang yang bawah?" tanya Jongin lagi

            "Tidak masalah" jawab Soojung singkat

            Dan mereka pun kembali terhening cukup lama. Jongin pun melirik kearah jam. Pukul 14.20 KST. Ia kembali memandangi gadis itu yang baru saja merapikan meja belajar dengan mengisi pernak Pernik kecilnya diatas meja belajarnya.

            Oh Tuhan, apa aku sudah gila. Kulit putihnya membuatku hasratku tertantang untuk menjelajahi setiap inchi dari kulitnya. Kenapa kakinya begitu jenjang? Membuatku ingin melingkarkan kedua kaki jenjang itu di pinggangku

            Jongin menggelengkan kepalanya. Lagi lagi hasrat itu kembali keluar. Ia selama ini tidak pernah serius terhadap seorang perempuan. Ia hanya sebatas memiliki one night stand dan meninggalkan mereka begitu saja setelah itu. Ia juga tidak memiliki pengalaman akan jatuh cinta. Memiliki seorang kekasih pun ia tidak punya. Ia tidak biasanya menunjukkan sifat pemalunya ini terhadap seorang gadis. Entah kenapa ia merasa malu sudah memeluk Soojung dari belakang, padahal jelas jelas ia baru saja berurusan dengan gadis itu saat ia menuju kafetaria. Dan takdir menginginkan jalannya seperti ini, menjadi salah satu pria beruntung yang mendapatkan satu kamar dengan anak gadis. Ia malah terkesan seperti creepy.


Roomates With Contracts [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang