Tell me how?

305 28 1
                                    

Sehun POV.


Aku menelan pahit ludahku. Tidak. Kumohon, tidak. Kenapa ini harus terjadi? 

Aku melampiaskan amarahku kepada dinding terdekatku. Aku betul betul marah. Kecewa. Terhadap diriku sendiri. 

Kenapa baru sekarang aku merasa menyesal? 

Bukankah ini adalah pilihan yang kumau sejak awal? 

Kenapa aku harus berada dalam posisi terdesak seperti ini? 

"Sehun-ah"

"DIAM!" teriakku. Aku tahu betul itu suara ayahku

"Kita perlu bicara" ujar Ayahku masih dengan nada pelan

"TIDAK PERLU! PERGI!" teriakku lagi 

"Hanya itu satu satunya cara" ucapnya lagi, masih dengan nada tenang 

Yang benar saja. Aku tidak mungkin melakukan itu. Mengorbankan Soojung? Aku tidak mungkin sejahat itu. Seharusnya aku sadar aku adalah bagian dari permainan ayahku dan rekannya yang berlabel dari CEO yang menaungi calon grup boybandku. Aku menyesal sudah sejauh ini mengikuti permainannya. Tapi aku tidak punya cara lain. Aku tidak bisa melakukan apapun. Bagi ayah, aku...


Hanyalah bonekanya. 


Soojung POV.

Jongin bertingkah aneh sejak semalam. Entah mungkin aku yang sedang gila karena ujian matematika yang akan datang, atau memang dari tadi malam Jongin yang sedang gila? Ia tak henti hentinya tersenyum setiap berbicara padaku. Bahkan sesekali ia iseng memelukku, bahkan mengenggam tanganku. Aku terus berupaya mengingat bahwa aku milik Sehun. Aku milik Sehun! 

"Lepaskanlah..." ujarku saat hendak mengunci kamar dan ia memelukku dari belakang 

"Tidak akan" ujarnya sembari mengecup puncak kepalaku 

"Orang orang akan lihat.." desisku pelan. Sebetulnya, aku tidak terganggu. Hanya saja aku masih memantapkan diri bahwa aku tidak boleh goyah terhadap Jongin 

Jongin hanya menghela nafasnya pelan dan melepaskan pelukannya. Ia pun berjalan menuju lift, meninggalkanku setelah ia masuk kedalamnya 

"Bagimu, ini hanya permainan ya?" ujarku sambil memasukkan kunci ke saku 

Aku menghela nafasku, "Ya.. Bagimu, ini semua hanya permainan..." 

Aku pun beranjak meninggalkan dorm dan menuju ke lift. 


Ya. semua ini hanya permainan kan? Kim Jongin?


Jongin POV. 

Aku tahu aku bertindak kelewatan, tapi entah kenapa aku tak memedulikannya. Peduli setan dengan Sehun. Toh dia tidak disini kan? Aku berarti bebas kan untuk memiliki Soojung seutuhnya saat ini? 


Aku sibuk memutar pensilku ketika semua orang sibuk memikirkan jawaban dari ujian konyol yang bernama matematika ini. Aku benci sekali matematika, seakan akan mereka adalah musuh seumur hidupku. Taemin juga tampaknya sedang sibuk berkutat dengan angka angka sial yang bertemu dengan alfabet itu. Sejak kapan matematika berhubungan dengan alfabet? Kalian akan lebih mudah jika tidak ada alfabet disamping kalian! 


"Mukamu menunjukan kau sudah menyerah" sindir Taemin 

Aku menyikut lengan Taemin pelan, "Berisik. Kerjakan saja punyamu" 

Roomates With Contracts [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang