Zayn mengantongi ponselnya karna sebentar lagi namanya dipanggil Bu Arni untuk keperluan absen.
"Zayn Zafran Zefrado?"
"Hadir, Bu Arni," jawab Zayn menambahi nama Arni setelah panggilan Bu. Tumben.
"Zena Zefanya Zahrazza?"
Zena yang baru selesai mengeluarkan buku catatan segera mengacungkan telunjuknya. "Hadir, Bu."
"Ketambahan Zena jadinya Zayn bukan urutan terakhir lagi ya," Bu Arni meletakkan buku absennya di atas meja.
"Triple Z couple, Bu. Ya gitu deeeeh," Arga menimpali dengan ledekannya pada nama lengkap Zayn dan Zena yang sama-sama memakai tiga huruf Z berurutan. Sontak dia di toyor oleh Zayn dari belakang. Sejak Zayn memutuskan pindah di sebelah Zena, Arga juga ikut berpindah tempat. Dia sekarang bersebelahan dengan Sovia, di depan Zayn dan Zena.
"Ciee-cieeee uhuii!" serta merta kelas menjadi gemuruh karna dikomando oleh Arga. Zayn lantas melambaikan tangan ala miss universe sedangkan Zena cuma diam dan nyengir.
"Husst, kalian ini kalo udah urusan kaya gitu aja langsung cepet. Pada baper ya?" kalimat gaul Bu Arni mengundang gelak tawa para muridnya. Guru cantik satu itu memang masa kini sekali.
"Baper sih enggak, Bu––"
"Cuma pengen aja. Hahaha," Arga paling bisa kalau disuruh menyambung kalimat. Barusan contohnya, dia langsung menyambar ucapan Dio yang belum lengkap.
"Udah, sekarang keluarkan catatan kalian. Ibu beri waktu sepuluh menit untuk belajar setelah itu kita ulangan."
"YAAAAHHHH!!" kebiasaan anak-anak kalau sudah mendengar kata ulangan, apalagi jika dipadukan dengan dadakan. Baper beneran.
"Nggak susah kok soalnya, cuma jawabannya aja yang harus dipikirkan."
"Yhaaa, lucu si Ibu mah," gumam Arga yang di dengar oleh Sovia. "Liatin gue mulu lama-lama bisa jatuh cinta lo, Sov."
"Gue ngeliatin bawah idung lo tuh. Ada upilnya gede."
"Demi apa?!" Arga buru-buru mengusap bawah hidungnya yang rupanya bersih. Dia mendengus kesal. Sovia mengerjainya.
"Yhaaa, bego si Arga mah."
"Pantat."
"Bau."
Jika Arga dan Sovia masih saling melempar ejekan, di belakang keadaan berbeda di tunjukkan oleh Zayn dan Zena. Zayn melirik pada Zena yang anteng membaca buku catatannya. Terlalu serius, begitu pikirnya. Maka Zayn memikirkan satu cara untuk menggoda Zena. Zayn melirik ke meja guru dan Bu Arni terlihat sibuk mempersiapkan soal. Dengan gerakan halus, dia pun mengeluarkan ponsel.
Zayn Zafran : zeze
Zayn Zafran : psstt
Zayn Zafran : zezeeee jeleeekk!
Merasakan getaran pada ponselnya, Zena meraba kantong rok seragamnya. Ponselnya menyala memunculkan pesan LINE dari Zayn. Cewek itu memicingkan mata, namun Zayn malah seenaknya buang muka. Dasar.
Zena Zefanya : apasih
Zena Zefanya : ganggu!
Zena Zefanya : zaza lebih jeleeeeeeekkkkk!!
Zayn Zafran : belajar mulu
Zena Zefanya : kan mau ulangan yaaa kuping zaza ketinggalan di rumah?
Zayn Zafran : ntar pulang sekolah jadi jalan kan ze?
Zena Zefanya : zeze atut sama pacarnya qaqa zaza :(((
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayn and Zena ✔
Roman pour Adolescents[Teenfict Story] Bagi Zayn, Zena adalah kepingan coklat di atas black forest cakenya, dan bagi Zena, Zayn adalah taburan gula halus di atas donat polosnya. Tanpa keduanya semua terasa hambar.