Multimedia : The Chainsmokers ft ROZES–Roses
Rasanya baru lima detik yang lalu Zayn memindahkan dagunya dari tangan kiri ke tangan kanan, sekarang dia sudah mengembalikan posisi dagunya seperti semula. Siapapun pasti bisa menebak apa yang ada di pikiran Zayn dari mimik yang tergambar di wajah lelah cowok itu. Zayn gusar. Dia tidak betah menunggu berlama-lama untuk sesuatu yang membuat jantungnya susah bekerja.
Zena sudah berada di kamar rawat klinik ini selama setengah jam lebih, pemeriksaan menunjukkan kalau keadaan Zena sudah kembali stabil setelah dokter memastikan racun ular di tubuh Zena telah hilang seratus persen. Berkat tindakan cepat Zayn yang menuruti perintah Ben, Zena berada dalam kondisi aman dari efek-efek yang mungkin bisa saja muncul akibat gigitan hewan melata itu. Namun yang membuat Zayn tetap tidak tenang adalah Zena belum juga sadarkan diri sampai sekarang. Tadi dokter mengatakan, selain memberi suntikan untuk mengembalikan kestabilan kondisi Zena, dokter juga mencampurkan sedikit obat tidur agar Zena dapat beristirahat sejenak.
Oke, Zena memang terlihat tenang dengan mata terpejam, tapi Zayn masih saja merasa cemas. Yang dia inginkan saat ini yaitu Zena kembali membuka mata dan menyapanya sekaligus mengatakan kepastian kalau dia benar-benar tidak lagi merasakan sakit meski hanya sedikit.
"Bangun dulu dong, Ze," ucap Zayn pelan. Tangannya menggenggam tangan Zena, sekali waktu ibu jarinya bergerak iseng membentuk pola lingkaran pada punggung tangan Zena. Sedikitpun Zayn tidak memalingkan pandangannya pada wajah Zena. Seolah dia baru tersadar kalau anak kecil yang dulu bermain dengannya saat masih kanak-kanak sekarang telah berubah menjadi sosok yang cantik.
Zena selalu terlihat sempurna baginya, tidak ada satu cewek pun yang bisa menyamai pesona Zena di hidup Zayn, tidak juga Gladys.
Omong-omong soal Gladys, Zayn jadi kepikiran kalau ternyata lepas dari cewek itu selama dua hari penuh rasanya melebihi kenikmatan surga. Kalau boleh jujur, Zayn senang karna berkat acara ini dengan peraturannya yang tidak boleh membawa alat komunikasi Zayn tidak harus mendengar ocehan Gladys.
Huh, Zayn ingat dia pernah merasakan yang namanya telinga menjadi super panas karna Gladys memaksanya untuk menemani mengerjakan tugas sampai jam dua dini hari. Zayn sudah bilang ngantuk, tapi ya... Gladys mana bisa dilawan. Ibaratnya, Gladys itu ibunya ibu tiri, jadi dia lebih menyeramkan.
Ah, kenapa malah ngomongin Gladys?
Zayn menggelengkan kepalanya cepat. Tangannya yang masih bertaut dengan Zena menjadi sarana pertama untuk menyadari bahwa ternyata Zena sudah mulai membuka mata. Gerakannya pelan, masih berada dalam zona lemah.
"Zeze, ah, ya Tuhan– akhirnya Zeze bangun," Zayn kegirangan sendiri, lebih indah melihat Zena bangun untuknya ketimbang mendapat nilai seratus dalam mata pelajaran kimia––momok paling menakutkan bagi Zayn selama ini.
"Hai, Zaza yang kayak upil."
Zayn melongo lalu menatap Zena dengan takjub. Bisa-bisanya orang yang baru sadar langsung mengatai orang lain. Dasar Zena! "Bodo deh ya mau dibilang upil, yang penting mah Zaza udah lega bisa liat Zeze bangun."
"Ih, emang dikiranya Zeze nggak bakal bangun lagi apa?" balas Zena cemberut. Duh, kok gemesin sih!
Zayn mendekatkan kepalanya ke dekat wajah Zena, menggunakan tangannya secara pelan untuk mengusap dahi Zena. Beberapa kali usapan, Zayn lantas meniupnya. "Mikirnya kok jelek amat sih. Kalo Zeze nggak bangun lagi, Zaza yang bakalan nyusulin Zeze."
"Nyusulin kemana?"
"Kemana aja, asal sama Zeze."
Sebuah senyuman terbit di wajah polos Zena. Gantian dia yang menaikkan tangannya untuk mencubit hidung Zayn. Sedekat ini dengan Zayn, mendadak otak Zena memproses kalimat yang tadi Zayn ucapkan sewaktu masih di hutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/69239874-288-k552886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zayn and Zena ✔
Teen Fiction[Teenfict Story] Bagi Zayn, Zena adalah kepingan coklat di atas black forest cakenya, dan bagi Zena, Zayn adalah taburan gula halus di atas donat polosnya. Tanpa keduanya semua terasa hambar.