"Oh ya, kutitipkan adikku padamu, sementara ini gantikan tugasku. Kau harus melindunginya ..." dia menunjuk seorang gadis kecil yang berdiri tak jauh darinya.
"Sudah jangan cengeng seperti itu, mana ada laki-laki sejati menangis sampai keluar ingus seperti itu. Hahaha," Lanjut perempuan berambut pirang itu sambil tertawa seolah mengejekku.
Dia adalah Lyn, satu-satunya perempuan tinggi berambut merah dari desaku yang akan pergi ke ibukota untuk menjadi anggota legiun pemburu naga. Saat ini dia telah menginjak usia 15 tahun, dan memutuskan untuk pergi ke ibukota. Meski seorang perempuan, tetapi cita-cita nya sejak dulu adalah menjadi seorang pemburu naga yang hebat seperti kakeknya.
"Sudah-sudah, aku pasti kembali ke desa ini," Ujar Lyn sambil tersenyum kepadaku.
"Ini tangis bahagia tahu! akhirnya tidak ada lagi orang gila yang suka seenaknya tidur dikamarku."
"Benarkah? Saat itu siapa ya, anak ingusan yang berkata ingin menikah denganku?" ujar Lyn sambil menarik hidungku. "Awww ... lepas! lepaskan! siapa yang berkata semacam itu? aku tidak pernah bilang seperti itu!"
Aku berusaha melepaskan tangannya dari hidungku yang sudah tampak memerah. "Haha ... dasar, Tunggulah lima tahun lagi, setelah usiamu 15 tahun jadilah pemburu naga sepertiku lalu kita akan berburu sama-sama," ujar Lyn berusaha menghiburku.
Pada saat itulah aku terakhir kali melihat Lyn di hari kepergian itu. Satu tahun setelah kepergian Lyn untuk bertugas sebagai pemburu naga, seorang pembawa pesan dari Ibukota datang menemui tetua desa. Membawa berita kematian seorang pemburu naga dari Lukaru. Seorang perempuan yang tak bisa hilang dari ingatan ini meski sudah sangat lama sejak kematiannya. Lyn dinyatakan tewas setelah seluruh kelompoknya dihabisi oleh Naga. Meski demikian tubuhnya tidak pernah ditemukan. Vineli, hanya dialah satu-satunya yang tersisa dari Lyn. Ya, aku harus menjaganya. Aku telah berjanji padanya dan diriku sendiri, aku harus melindunginya seperti apa yang Lyn katakan padaku saat hari kepergiannya.
***
"Tenggg~ Tengg~ Tengg!" Suara lonceng berbunyi terdengar dengan jelas.
"Lyn ...
uhhh, mimpi itu lagi."
Sesaat aku terbangun, Kusadari tubuh ini sedang terbaring di atas sebuah ranjang. Sinar matahari membias lewat jendela yang berada tepat disampingku.
"Sudah sadar rupanya."
Seseorang berbicara, aku baru menyadari jika ada seorang laki-laki muda yang duduk disampingku.
"Siapa kau?"
"Oh ... aku Earl, anggota legiun pemburu naga divisi peralatan dan teknis," Jawabnya.
"Kau dari suku Lukaru ya?" Sambungnya sambil menunjuk ke arah kalung yang aku pakai.
"Kalung ini?"
"Ya, beberapa orang suku Lukaru yang ada di asrama pasukan legiun mengenakan kalung yang mirip dengan milikmu ..." Ujarnya menjelaskan.
"Ngomong-ngomong, bagaimana aku bisa berada disini?" Tanyaku.
"Oh, itu.. kami menemukanmu tak jauh dari perbatasan luar Ibukota. Kau tergeletak tak sadarkan diri di tepi sungai," Jawab pria itu.
Aku melihat keadaan sekitar. Banyak ranjang, meja, sekeranjang buah, terlihat perlatan medis tergantung di dinding. "Sepertinya ini rumah seorang tabib." Pikirku dalam hati.
Terdengar samar-samar suara kerumunan orang diluar jendela, dan juga suara lonceng yang terus menerus berbunyi.
"Lonceng itu? Mungkinkah"
"Ya, lonceng api, ada bencana," Jawab Earl.
"Bencana?" Tanyaku.
"Kemarin desa-desa di utara diserang oleh naga yang sangat besar." Jawabnya mencoba untuk menjelaskan mengapa lonceng api, lonceng yang menandakan adanya sebuah bencana besar itu dibunyikan.
"Utara?? Apakah ..."
"Maafkan aku, tapi ... ya," Belum selesai aku bertanya, Earl sudah menimpalinya.
"Maksudmu?"
"Ya, desa milik suku Lukaru menjadi salah satu desa yang hancur diserang oleh naga itu," Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRACOMILLIR
FantasySeluas apakah dunia? Untuk apa manusia mencari tahu? Bahkan setelah ratusan tahun menginjakkan kaki di tanah ini, mungkinkah manusia lupa dengan hal-hal yang telah ditentukan untuk mereka? Sejauh apapun mencari, pada akhirnya akan kembali ke tempat...