PERGERAKAN BESAR

867 65 20
                                    

Terbang tinggi beratapkan matahari
Dari langit memandang dunia ini
Bukan gunung emas yang dia cari
Bukan pula permata didalam peti

Sang penghancur bernafas api
Bergigi tajam melebihi belati
Kulit bagaikan ribuan zirah besi
Pedang dan tombak tiada berarti

Tak terhitung pertempuran dijalani
Tiada orang sanggup menandingi
Dia naga yang meninggalkan jejak api
Mencari kematian yang menanti ...

"Ohohoho ... selesai," Faradir melipat selembar kertas yang baru saja ditulisnya.

"Kakek tua, sepertinya aku pernah mendengarnya ..."

"Syair ini telah ada sejak dahulu, syair tentang seekor naga yang sangat ditakuti oleh manusia pada zaman itu."

"Garakhi ..." jawabku.

"Ya, Garakhi ..., Sudah sejak ratusan tahun lalu naga itu tak lagi menampakan wujudnya ... Tidak hingga kemarin aku mendapatkan kabar ini."

"Benar apa yang kau katakan Kek, kemunculan Garakhi adalah berita besar."

Aku dan Faradir berbincang-bincang di halaman markas pasukan pengintai. Hari ini tepat dua bulan sudah lamanya sejak pertama kali aku menginjakan kaki di tempat ini. Dan sekarang, telah aku kenakan seragam legiun pemburu naga dengan simbol pasukan pengintai di lengan kananku.

Oh ya, sejak kemarin kabar tersebut telah tersiar di lingkungan para pemburu naga. Tentang sosok naga yang telah memporak-porandakan banyak desa di utara Tanah Kesslein. Naga yang selama ini tak pernah terlihat sejak ratusan tahun lalu, telah dipastikan bertanggung jawab atas kehancuran di utara.

"Satra ..."

"Hei, nak ..."

"Ah, maaf Kek, ada apa?"

"Melamun lagi? Memikirkan tentang keluarga dan warga desamu?" Tanya Faradir yang melihatku termenung sambil duduk bersandar pada kursi reot disampingnya.

"Ya, begitulah ... walaupun aku telah mengetahui bahwa mereka selamat, tapi aku tetap saja mengkhawatirkan kondisi mereka ... Terutama ibu dan Vineli."

"Aku mengerti nak, tapi saat ini ada hal yang lebih penting untuk kita khawatirkan."

"Apakah mereka benar-benar akan melakukannya?" Tanyaku.

"Sudah dipastikan."

"Seperti yang kukatakan saat pertemuan semalam. Kau bersama dengan Earl, Qarqar, Calin dan Ythri akan ikut kedalam kelompok gabungan yang dibentuk oleh legiun pemburu naga untuk memburu Garakhi. Setelah fajar, kalian akan berangkat," Imbuh Faradir.

"Esok hari ..." Ah, sejak tadi tangan ini hanya menopang dagu. Sesekali aku menghela nafas sambil memikirkan hari dimana kami akan berangkat. Kami akan memburunya. Garakhi, naga yang menghancurkan desaku. Mungkin juga ini kesempatanku untuk membalaskan penderitaan warga desa akibat naga itu.

Malam harinya mata ini enggan sekali untuk terpejam. Padahal sudah semakin larut dan semakin menyisakan sedikit waktu untukku yang masih saja tak kunjung terlelap. Apakah aku sedang gugup? khawatir? cemas? takut? Ah, kurasa bukan itu. Kupaksakan mata untuk terpejam. Kubiarkan diriku terbaring, berniat agar segera menghirup udara segar pagi hari.

"BRUKKK ..."

"Uwaaaghhh ..."

"Bangunlah, pakai seragam dan peralatanmu. Kita berangkat."

"Sial kau Earl," Aku kaget setengah mati karena kukira diriku tertimpa reruntuhan atap ruangan kamar. Ternyata, Earl melemparkan sebuah tas perlatan dan seragam tepat di wajahku.

DRACOMILLIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang