Aku tidak mengerti bagaimana mereka tahu tempat ini. Sedangkan Hylandir adalah tempat yang tersembunyi di dataran terlarang dan tidak ada satupun yang mendapati keberadaannya. Keheningan dan hawa dingin yang sangat menusuk mulai terasa menembus ke dalam kulit tatkala fajar sudah terlihat di sudut bukit disertai langit berwarna kebiruan. Sejak malam sampai fajar tiba, sejumlah ribuan pasukan yang ada di Hylandir telah dihimpun secepat mungkin untuk bersiap menghadapi ancaman Pasukan Infanteri Ibukota yang datang secara mengejutkan. "Pertempuran ini tidak mungkin terelakkan," ujar Goran sementara berdiri terpaku didepanku menatap ke arah perkemahan Pasukan Infanteri yang sedikit terlihat dari balik bukit-bukit kecil di timur gerbang Hylandir. "Akan menjadi pertempuran yang sulit bagi orang-orang Hylandir, terlebih lagi mereka tampak kalah dalam persenjataan dan jumlah. Lihat kamp-kamp itu, kekuatan mereka mungkin berjumlah dua ribu prajurit ... ah tidak, lebih dari lima ribu prajurit," sambungnya. Dengan kekuatan sebanyak itu menunjukan bahwa mereka sungguh-sungguh dengan ancaman yang telah mereka berikan pada Hylandir. Bibirku serta kedua tangan ini bergetar, sekuat mungkin aku menahannya namun rasa takut di dalam diriku tetap muncul. Rasa takut ini tidak beralasan. Aneh memang, padahal diluar sana mereka adalah orang-orang dari kaumku, orang-orang dari tempatku berasal. Lalu apa yang diriku takutkan? Mungkinkah aku takut melihat pertumpahan darah dan menyaksikan pembunuhan-pembunuhan antar manusia yang akan terjadi. "Mana mungkin demikian?" gumamku. Aku pernah menghadapi naga dan tidak pernah merasakan ketakutan ini sebelumnya. Entah ketakutan macam apa yang aku rasakan, namun sesungguhnya amat mencekam melihat keadaan ini sekarang.
"Goran, apa yang akan kita lakukan sekarang?," tiba-tiba Gumbedor datang bersama para Dor Uluros dan para Pemburu Naga lainnya. "Kalian dengarlah, aku tidak akan menghalangi siapa saja yang ingin pergi menuju kamp pasukan dari ibukota. Tapi ketahuilah bahwa aku akan tinggal untuk sementara waktu disini," ujarnya yang diikuti dengan raut wajah keheranan Gumbedor sembari menggaruk janggut cokelatnya yang lebat. Demikian para pemburu naga yang lain juga tampak kebingungan. Sebagian mereka tampak jelas-jelas ingin segera pulang dan menemui keluarga mereka. Itulah sebabnya juga perasaanku mengatakan bahwa hal yang paling masuk akal sekarang adalah pergi ke perkemahan Pasukan Infanteri Ibukota. "Tunggu! aku tidak melihat Findar, aku sudah mencarinya tetapi nihil," ujar Jahr, seorang Dor Uluros yang kuketahui berasal dari suku yang sama dengan Gumbedor dan mendiang Dorlan. Findar merupakan salah satu Dor Uluros di kelompok kami yang sangat cakap dalam memahami sebuah wilayah yang masih asing dan kemampuannya sebagai Dor Uluros cukup disegani.
Tak berapa lama kemudian terdengar suara dentuman keras yang cukup kuat sampai-sampai lantai batu yang tempat kami berpijak berguncang hebat. Dari arah suara itu berasal terlihat kepulan debu hitam membumbung tinggi. "Itu meriam! Mereka tampaknya benar-benar ingin menghancurkan Hylandir," ujar Goran. Ia menghunuskan Navaknya kemudian berlari ke bawah sesaat terdengar sayup-sayup suara jeritan wanita dan anak kecil yang tak jauh dari tempat kami berada. Goran tampaknya mencari sumber suara itu meninggalkan kami yang masih terperangah memandangi hancurnya sebagian dinding pertahanan Hylandir yang sebelumnya nampak begitu tinggi dan kokoh. Dinding itu runtuh bagaikan batu-batu yang berhamburan dihantam sebuah palu raksasa. "Sial, aku tidak ingin memiliki masalah yang lebih besar dari ini, lebih baik aku pergi ke tempat pasukan Ibukota ... Aku ingin segera pulang dan melupakan mimpi buruk perburuan Garakhi dan hal-hal ini dengan sebotol anggur yang enak dan keluargaku," ujar seorang Dor Uluros yang bernama Yara. Ia tampak sangat gusar melihat keadaan yang terasa makin mencekam. Jahr dan beberapa Pemburu Naga yang merupakan orang-orang Lahuri juga menyetujui pendapat Yara hingga akhirnya seluruh orang-orang kami kecuali diriku, Goran dan Gumbedor memutuskan untuk pergi dari Hylandir dengan menyelinap melalui celah-celah retakan dinding kecil berlumut yang tampak dimakan oleh usia di bagian dinding selatan. Mereka menyelinap di tempat yang tidak terlalu di jaga sebab seluruh pasukan kaum Har memusatkan perhatian mereka ke arah timur dimana meriam-meriam musuh dengan dahsyatnya meluluh-lantakan tembok-tembok pertahanan Hylandir yang megah dan kokoh itu. Tetapi aku merasa akan melakukan sebuah kesalahan jika aku ikut pergi sekarang sebab diriku sangat mengkhawatirkan orang-orang Hylandir disini. Sementara itu Gumbedor, orang yang setia kepada Goran dibandingkan Dor Uluros dan orang-orang Lahuri lainnya tetap bertahan di Hylandir bersama Goran dan menyusulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRACOMILLIR
FantasySeluas apakah dunia? Untuk apa manusia mencari tahu? Bahkan setelah ratusan tahun menginjakkan kaki di tanah ini, mungkinkah manusia lupa dengan hal-hal yang telah ditentukan untuk mereka? Sejauh apapun mencari, pada akhirnya akan kembali ke tempat...