PROLOG

4.5K 232 45
                                    

Sebuah kobaran api besar yang menyala membumbung tinggi memecah langit. Pohon-pohon tinggi disekitar kami satu per satu tumbang terhempas oleh amukkan seekor naga yang sangat besar. Beberapa tubuh manusia yang hangus terbakar tergeletak di tanah terguyur oleh hujan abu yang diiringi dengan percikan api dari pohon-pohon yang perlahan habis terbakar. Dorlan sang pemimpin kelompok, memimpin seluruh pasukan yang tersisa untuk maju mendekat kearah naga itu. "Tembak..!" Dorlan menginstruksikan kami untuk menembakan harpoon(1) disertai rantai pengikat kearah naga yang semakin mengamuk itu. Ibukota menugaskan kelompok kami untuk memburu seekor naga raksasa yang telah menghancurkan banyak desa di wilayah utara. Tak kusangka kami bisa menemukannya secepat ini.

Saat itu merupakan malam yang panjang bagi para pemburu naga. Kami berhasil membunuh naga itu setelah setengah mati berusaha memburunya. Kami harus membayar mahal dengan kehilangan hampir setengah dari anggota kelompok. Malam hari setelah perburuan itu, kami beristirahat dengan membuat perkemahan di lereng gunung Aldeir setelah sebelumnya mengubur mayat-mayat anggota kelompok yang tewas.  Aku berbaring di samping perapian, dan melihat kearah langit. Menikmati embus angin malam yang tersisa sebelum fajar muncul. Saat itu, aku teringat beberapa waktu lalu sebelum aku menjadi seorang pemburu naga. Dan alasan mengapa aku berada di tempat ini.

===============================================

(1) tombak panjang yang ditembakkan dengan senapan

DRACOMILLIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang