Wajahnya telah pucat dan tubuhnya terbaring di peraduan. Sebuah belati terhunjam tepat di dadanya. Beberapa orang yang memang sejak awal sangat loyal kepada Dorlan, tampak sangat berduka. Hal yang tidak pernah terbayangkan oleh diriku sama sekali, dimana orang yang telah memimpin kami sampai sejauh ini tiba-tiba saja terbunuh di malam setelah perburuan hebat itu.
"Belati milik pemburu naga ..."
"Ada seorang pengkhianat di dalam kelompok ini ..." Kegaduhan terjadi diantara orang-orang yang mengetahui kejadian itu.Kegelisahan terpancar jelas, sebagaimana terlihat dari raut wajah mereka. Aku yang saat itu melihat secara langsung bagaimana keadaan Dorlan, juga merasakan hal yang sama. Siapa yang tega melakukan hal semacam ini?
Menjelang pagi kemudian, kami membawa jasadnya di tengah-tengah perkemahan. Diletakkannya jasad Dorlan di atas susunan kayu yang kemudian dilapisi dengan tumpukan jerami. Pagi itu tampak hening; tidak ada suara ingar-bingar para pemburu yang merayakan keberhasilan misi. Mereka hanya tergeming berdiri disekeliling jasad Dorlan.
"Terkutuklah orang yang melakukan hal ini!" seru Goran, salah satu orang kepercayaan Dorlan yang berdiri di tengah-tengah kerumunan. "Akan kutancapkan kembali belati itu ke jantung orang yang melakukannya."
"Ya!"
"Benar!"
"Cari tahu siapa yang pengkhianat itu!" seru para pemburu lain yang juga berdiri di tempat itu.Maka kemudian orang-orang sibuk menerka-nerka siapa pelakunya. Sebagian dari mereka tampak gaduh dan sebagian lagi tampak berbicara dengan tenang. Kemudian berlanjut ke perdebatan-perdebatan bagaimana kami kembali dan siapa yang akan memimpin kelompok ini sepeninggalan Komandan Dorlan. Sementara aku dan Earl hanya berdiri bersebelahan, menatap jasad Dorlan tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Sepertinya kita akan kesulitan untuk memilih siapa yang menggantikan Dorlan untuk memimpin sisa kelompok ini," ujar seseorang di sampingku yang ternyata adalah Calin. "Kau tahu kan Satra ..., perjalanan kembali ke Ibukota dari tempat ini bukanlah hal mudah."
"Ah, Calin! kelihatannya kau sudah pulih," ujarku kepadanya.
"Begitulah, dampak dari asap itu sudah hilang," jawabnya.
Saat itu tampak pula Qarqar dan Ythri datang. Setelah perbincangan yang panjang, kemudian upacara Idbari(1) pun dilaksanakan. Api kemudian dinyalakan, membakar kayu serta jerami-jerami tempat persemayaman jasad Dorlan. Goran yang saat itu memimpin upacara kematian kemudian mengucapkan kata-kata yang selayaknya diucapkan dalam upacara itu.
"Semoga api ini membawa jiwa nya kembali ke langit ..."
"Dan alam akan melahirkannya kembali ke tanah ini ..."Demikian setelah Goran mengucapkan kata-kata itu, dan berserulah kami: "Doma dor Areli yar Umari Harad!"(2)
Api akan membawa jasad seseorang kembali ke langit; Itulah yang suku Lahuri percayai selama ini. Kala itu kami telah melakukan upacara Idbari, serta menyanyikan syair-syair kepahlawanan milik suku Lahuri untuk menghormati jasa-jasa Dorlan. Dengan meninggalnya seorang pemimpin kelompok, maka kemudian hari itu juga harus ditentukan seseorang yang akan menggantikannya.
***
Sementara mentari telah menyingsing, kami mulai mempersiapkan diri untuk kembali ke Ibukota. Dikarenakan tidak ada orang yang menjabat sebagai pemimpin kelompok, maka kelompok dibagi menjadi dua. Kelompok pertama berisi orang-orang yang senantiasa loyal terhadap Dorlan semasa hidupnya. Bergerak terlebih dahulu dengan kuda dan peralatan mereka ke arah timur laut menuju aliran-aliran sungai Huiri; Kelompok ini dipimpin oleh Goran.
Sementara kelompok kedua mengikuti di belakang barisan-barisan kelompok pertama. Kelompok ini terdiri dari seluruh anggota Divisi Pasukan Pengintai, 17 orang Divisi Pengejar Utama, 20 orang Divisi Artileri dan 14 orang Divisi Jelajah. Termasuk diriku di dalamnya, kelompok kedua ini dipimpin oleh Qarqar. Seluruh orang yang ada di kelompok ini merupakan orang-orang yang yakin akan kemampuan Qarqar sebab sempat bertempur bersama dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DRACOMILLIR
FantasiSeluas apakah dunia? Untuk apa manusia mencari tahu? Bahkan setelah ratusan tahun menginjakkan kaki di tanah ini, mungkinkah manusia lupa dengan hal-hal yang telah ditentukan untuk mereka? Sejauh apapun mencari, pada akhirnya akan kembali ke tempat...