Memories tamat di cahpter 24 ya ^^
Sebenernya tamat di chapter 22, tapi ada 2 bonus part -yang masih belum pasti- :DSo, Enjoy~
*****
Setelah hari itu, baru kali ini Angga pulang kerumah. Membiarkan Anggi beristirahat sementara. Karena, jika ia terus berada disamping gadis itu, maka dirinya tidak akan sanggup menahan rontaan jiwanya untuk menangis. Menahan rasa perih yang sedari tadi terus saja bersemayam dan menimbulkan nyeri di hatinya.
Namun~ setelah ia pulang pun, setelah ia berlalu dari sisi gadisnya itu, tak ada yang berubah. Hatinya masih perih. Seolah-olah kegelapan yang dulu pernah menelannya, kini kembali menyeruak hendak menelannya kembali seiring dengan cahaya lenteranya yang mulai meredup.
Ia berjalan lunglai ke kamar, mengabaikan semua suara disekelilingnya. Kepala nya tertunduk lesu, enggan menatap lurus kedepan.
Dengan langkah lemas itu pula, ia kembali ke peraduannya. Meringkuk bagai janin ditengah kegelapan kamar. Berusaha melarikan diri dari kenyataan yang begitu kejam.Ia kehilangan kenyamanan yang dirasakan nya belakangan ini.
Hanya dengan melihat gadis nya itu bernafas dengan tenang dalam tidurnya saja sudah membuat hatinya nyaman. Setidaknya, gadis nya itu masih bernafas. Masih ada sekelebat harapan untuk tetap bertahan disisinya.
Mengingat kata-kata Bunda Leona kemarin, yang membuatnya semakin perih.
*****
"Angga" mama Clair memanggil Angga dengan pelan. Membujuk putranya untuk bangkit dari posisi semulanya yang terus duduk di depan pintu kamar Anggi.
Namun Angga bergeming. Mengacuhkan wanita di hadapannya.
"Mama mau bicara, bangunlah nak" bujuk wanita itu lagi, sang anak hanya melihat kearahnya sekilas kemudian mengalah dan mengikuti langkah ibunya.
Setelah beberapa saat ia memaksakan kakinya untuk terus berjalan, ia dibimbing kesebuah ruangan. Bunda Leona sudah berdiri di depan sofa, dengan wajah muram dan sedih yang tertahan.
"Angga, bunda mau mengatakan sesuatu tentang Anggi" Leona membuka mulut. Angga menyimak dengan seksama, entah kenapa hatinya bergemuruh ketakutan.
"Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah berlaku egois. Saya menggunakan perasaan kalian untuk kepentingan saya sendiri. Saya tau, saya bersikap tidak memikirkan perasaan kalian~. Sebenarnya, pernikahan kalian itu hanya demi kebahagiaan Anggi semata"

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FantasyJika hidupku hanya membuatmu terluka.. Masih adakah alasan? Masih pantaskah? Jika aku berharap untuk bertahan hidup.. Hidupku ini melukaimu.. Namun, Bahkan matiku pun demikian. Mati dan hidupku melukaimu.. Apakah aku harus berharap agar aku tak pern...