Anggi sudah berpakaian rapi siang ini. Hanya pakaian santai dan sopan untuk digunakan keluar rumah. Ia memandang dirinya di cermin.
"Badanku.. Semakin kurus saja ya?" ujarnya sambil memandang tubuhnya di cermin
"Anggi..? Sudah siap sayang?" tanya Mama sambil melangkah masuk ke kamar Anggi.
Clair terpaku menatap Anggi. Seketika suasana menjadi hening.
"Sudah ma" Anggi tersenyum manis, membuyarkan lamunan sang Mama.
"Yuk deh, berangkat!" Clair tersenyum canggung sambil menggandeng Anggi.
*****
Anggi duduk di bangku belakang. Disampingnya ada mama Clair dengan jas hitam nya. Di bagian depan, ada Pak Tejo dan Angga yang duduk disamping nya.
"Nanti mamah mau langsung ngunjungin butik ya.. Angga kamu nemenin Anggi nyalon gak papa kan?" ujar Mama sambil membuka buka tasnya.
"Yaelah ma.. Masa cowok suruh nemenin cewek nyalon?! Gak banget deh kayaknya.." Angga mendengus
"Kalo gitu kamu mau biarin Anggi sendirian?!" mama mengancam dengan senyum psikopat.
"Gak juga sih.." Angga menggaruk tengkuk frustasi
"aku bisa sendiri kok ma--"
"Oke, aku temenin" tiba tiba Angga meralat sekaligus memotong kata kata Anggi.
"Cepet banget berubah pikirannya Ngga" gerutu Anggi
"Buat kamu apa sih yang nggak" gombal Angga
"Ih.. Anak mama udah bisa nge-gembel ya sekarang" Mama Clair terkikik geli
"Gombal ma. Bukan gembel -_-" Angga meralat
"Udah ganti ya? Ya itu deh pokoknya" mama Clair nampak malu-malu.
"Bukan ganti sih, dari dulu emang itu" Angga bergumam pelan. Malas mengencangkan suaranya, -malas berdebat lagi-.
"Kamu bilang sesuatu Ngga?"
"Nggak kok ma, itu ada pohon di cat warna ungu" Ngelesnya bego amat Ngga
"Mana?"
"Udah ditebang" Ngeles lagi deh tuh si Angga.
Mama Clair kebingungan menghadapi anaknya yang kadang radak konslet itu.
"Pak Tejo.. Berhenti di depan butik yang didepan sana itu ya" ujar Mama sambil menunjuk butik 'Fashion' di ujung jalan
"Pak Tejo, anterin Anggi sama Angga ke salon tempat saya biasa nyalon ya pak. Tau kan?" Mama berbicara dengan Pak Tejo sebelum keluar mobil
"Tau Nya.." Pak Tejo mengangguk paham.
"Ya udah. Baik-baik ya sayang.." mama mencium kening Anggi
"Iya ma" Anggi mengangguk. Mama Clair pun keluar dari mobil
"Serasa mak gue diambil alih ya.." Angga nge-dumel pelan.
"Emang. Bentar lagi ibu kamu aku ambil alih" Anggi menjulurkan lidah
"Ibu aku kan ibu Kamu juga." Angga menjawab santai.
Jantung Anggi langsung dangdutan lagi. Biasa deh si Angga..
"Sudah sampai den" Mobil terparkir mulus depan salon 'Cheren'
"Sip deh Pak, makasih" Angga beranjak membuka pintu.
Angga langsung turun dan menggandeng Anggi masuk ke salon. Baru masuk ke salon, sudah banyak mata jelalatan liat Angga kayak lihat mangsanya. Anggi langsung merasa panas disitu. Ia pun memeluk lengan Angga semakin erat seolah memamerkan "ini-calon-suami-gue!-mau-apa-lo?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FantasyJika hidupku hanya membuatmu terluka.. Masih adakah alasan? Masih pantaskah? Jika aku berharap untuk bertahan hidup.. Hidupku ini melukaimu.. Namun, Bahkan matiku pun demikian. Mati dan hidupku melukaimu.. Apakah aku harus berharap agar aku tak pern...