9. Prom Night

69 7 1
                                    

17 : 45
(Maseeh Anggi P.O.V)

Lumayan lama kami menunggu munculah mobil limosyn dari balik gerbang. Bersamaan dengan seorang supir. Limosyn hitam yang diyakini dikirim Oppa Dizza megah ini membawa kami ke sebuah gedung. Lymosin ini sempat menggegerkan jalanan, cari parkirnya juga sangat susah.

18 : 50

Sebelum turun dari lymosin aku sudah dapat mendengar riuh teriakan di sepanjang jalan menuju gedung ini. Banyak sekali wartawan yang berdiri di sisian jalan. Mobil kami melintas dan berhenti di depan jalur merah itu. Disaat aku mau keluar Angga meraih tanganku

"Nggi.." Angga meraih tanganku dan
melepas jas nya lalu memakaikannya padaku. Aku hanya melempar tatapan penuh tanya padanya.

Angga bisa semanis ini?

"Punggung mu terekspos, pakaian ini sedikit terbuka, dan kau mungkin akan kedinginan." ujarnya sangat berwibawa sambil merapikan jasnya yang kini melekat padaku.

Aku hanya diam dan memperhatikannya yang kini sedang mengamitkan tangannya padaku. Bener, Angga yang sekarang bener bener cool + so sweet.. He can make me melt right now! Kami pun akhirnya menuruni Lymosin itu dan beranjak turun. Setelah kami turun Lymosin itu beranjak pergi mrncari parkiran.

Malam yang gelap menjadi terang dengan sorot sorot lampu megah dan beberapa flash dari kamera wartawan. Banyak sekali wartawan menderet untuk menyorot Angga.
Gedung putih tulang yang besar dengan beberapa tiang megah dan karpet merah menjalar menjadi alas yang sedang kami injak ini.

"Nggi, jangan kelihatan kaku. Santai aja~" ujar Angga berbisik setelah tersenyum mengejek.

"Iya iya, kayak kamu bisa santai aja"

Sesampainya di depan pintu megah yang berdiri kokoh, dua ajudan sudah bersiap membuka pintu dan mempersilahkan kami masuk. Di dalam sangat mewah. Interior serba merah maroon corak putih yang sangat megah lagi mewah. Disatu sisi ada balok es yang di bentuk sedemikian rupa menyerupai angsa bening yang sedang berenang. Angsa itu dibuat mendangahkan dagunya sehingga terlihat elegant. Saat kami masuk, semua perhatian langsung tertuju pada kami. Semua mata berbagai warna milik berbagai pria dan wanita dengan pakaian serba mewah dan beberapa wanita sangat mengekspos bagian tubuhnya.

"Angga.. Akhirnya kamu datang juga" ujar mama sambil menghampiri kami bersama seorang pria tua yang tinggi tegap penuh aure berwibawa.

"Salam tuan Ardizza, kehormatan besar kami bisa bertemu anda" pria itu langsung memberi salam saking hormatnya.

"Hohoho~ kau bisa lebih santai Gard, oke, Angga Anggi ini Degard mitra bisnis mama, Degard, like you see.. Ini anakku, Angga dan calon istrinya Anggi" ujar mama memperkenalkan kami

"Calon istri?!!" teriakku dalam hati

Mama langsung pamit mengambil minum sambil mengedipkan mata menggoda. Taklama setelah mama pergi, beberapa pria yang terlihat umurnya tak jauh dari Angga mendekati kami. Umurnya sekitar 20-an.

Angga langsung mengencangkan pegangannya padaku. Aku yang kebingungan melihat rahang Angga mengeras. Saat aku melihat kedepan, barulah aku tau. Tatapan pria yang mengelilingi kami penuh 'maksut miring' kepadaku.

"Salam Nona Anggi" ujar salah satunya

"Kami belum banyak mendengar tentangmu, apa kalian baru kenal?" tanya yang lainnya

 MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang