~Satu~

202 12 3
                                    

Tak. Tak. Tak.
Langit mulai bersemu jingga. Guratan guratan merah mulai melintang. Kakiku melangkah ke sebuah kursi taman yang terletak di samping sekolahku.
Seperti biasa, aku akan menunggu Pak Tejo untuk menjemputku. Dia pasti sedang mengantar ibu meeting.

*****

"Permisi.."
Angin berhembus pelan. Menderu mengiringi suara yang terdengar sayup sayup.
aku pun menoleh dan menatap sumber suara.

Seorang gadis berambut coklat madu terang dengan wajah polos dan kulit pucat. Rambutnya dikibarkan angin seolah dimain main kan. Terpaan sinar matahari senja membuat rambutnya terlihat berwarna keemasan. Netranya berwarna coklat gelap. Tubuhnya hanya dibalut gaun tipis seputih salju dan terlihat selembut sutra yang berkibar tertiup angin.

Aku hanya menoleh dan bergeming. Gadis itu sibuk memandangku sambil berkali kali menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga. Rambutnya yang dimainkan angin pasti lah mengganggu matanya.

"Boleh aku duduk?" tanya nya sambil langsung duduk disampingku.

Tempat ini sudah setahun kusinggahi setiap senja. Tapi Tak pernah ada yang duduk bersamaku sebelumnya. Pasti karena tempatnya yang sunyi dan terletak di sudut taman

"Anggina Lailasari. Panggil saja Anggi atau Gina" ujarnya tiba tiba bersuara.

aku bergeming. Kulihat sekelilingku dengan celingukan. Tak ada siapa siapa selain kita.

Siapa yang nanya?

"Namamu?" tanyanya lagi

Oo.. Ngajak kenalan! Kirain apa..

"Anggara. Panggil Angga" ujarku singkat sambil membaca buku.

"Baca buku apa?" ujarnya mencondongkan kepalanya menengok buku yang kupegang. Kepalanya dekat sekali dengan dadaku.

'Ini anak orang apa-apaan coba? Ga takut diculik? Deket deket amat sama orang baru kenal!' rutuku dalam hati

"Um.. Menyingkirlah" ujarku singkat berhasil membuatnya menyingkir

"Yeeeh.. Males bicara ya mas? Irit amat ngomongnya. Kaya kehabisan stok aja." celetuknya

Widiih nih cewek baru kenal udah ngerocos aja

"Wah seru ya.. Senja senja gini di taman berdua ma cowok ganteng. Susana enak lagi, ada burung burung lagi main. Ada kicauan burung yang mau pulang ke sarang. Cicitan induk burung yang ngasih makan anaknya.." celotehnya panjang lebar.

Perasaan semua ocehannya masalah burung. Nih cewek terobsesi ma 'burung' ya?

"Tinggal dimana?" tanyaku asal, yang penting nih cewek berhenti ngoceh masalah burung. (Soalnya gue ambigu sendiri)

Mulutnya menganga dan Matanya keheranan menatapku seolah mata nya berkata "kok-bisa?"

"Kok bisa?" tanyanya bergumam

Tuh kan!

"Apanya?" tanyaku heran

"Kok kamu bisa ngomong?" tanyanya membuatku kaget

Dari sejuta pertanyaan konyol yang kudengar baru kali ini ada cewek oon yang jelas jelas udah denger suaraku dari awal aku nyebutin namaku dan kaget waktu aku ngucapin dua kata.

"Ya bisa lah kan gue udah ngomong dari awal!!" -_-

"Wooow" ujarnya ternganga

Wow palelu soak! Hoy gue ngomong bukan fenomena alam cuy!

 MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang