Keenan dan Muda

8.3K 357 5
                                    

" Tidak ada yang tidak mungkin bukan? Begitu juga gue ke elo..." – Keenan

Pagi ini hujan turun sangat deras dan membuat semua orang mungkin malas bergerak dari tempat tidurnya termasuk aku, bahkan aku turun dari tempat tidur hanya untuk sholat subuh tadi dan setelah itu aku bergelung lagi di kasur. Dan yang paling pasti aku lakukan adalah membalas chat dari anak – anak kantor yang memang tergabung dalam satu grup di Line yang isi chat nya selalu membuat perut sakit karena terlalu sering tertawa.

Drrrttt....Drrrttttt

Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan setengah berlari ke lemari mencari pakaian yang cocok untuk acara yang katanya hangout ala mereka dan yang membuat ku sedikit antusias adalah Abisatya Bermuda, laki – laki itu semenjak kejadian kami di...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan setengah berlari ke lemari mencari pakaian yang cocok untuk acara yang katanya hangout ala mereka dan yang membuat ku sedikit antusias adalah Abisatya Bermuda, laki – laki itu semenjak kejadian kami di mobil waktu memang ada yang berbeda. Satya tidak pernah basa – basi lagi mengajak makan atau entah mengajak kemanapun jika kami sedang tidak bekerja dan laki – laki itu rutin mengabariku lewat chat ataupun menghubungi ponselku untuk sekedar bertanya apa yang sedang aku lakukan. Dan untungnya tidak ada yang curiga tentang kelakuan absurd kami dikantor. Dan memang aku berusaha untuk tidak memperlihatkan bahwa aku memang sedang dekat dengan Satya karena anak – anak kantor yang kalau kata Satya itu mulutnya rempong. Dan yang lebih membuatku bingung adalah Satya bilang dia tidak enak hati dengan Keenan jika ketahuan dekat denganku dan aku hanya jawab iya karena menurutku semua hal yang Keenan lakukan padaku hanya sekedar untuk lelucon dan bukan untuk hal serius terlebih lagi Keenan dan aku berbeda keyakinan. Dan mungkin semua orang kantor tahu bahwa Keenan hanya pernah menjalin hubungan dengan yang satu keyakinan dengannya.

" Halo, Assalammualaikum? " Kataku sambil tersenyum saat tahu siapa yang menghubungiku.

" Waalaikumsalam, Umi. Kok aneh ya sekarang manggil Umi hehehe... Kata Gibran kita mau ke filosofi kopi ya? Kamu mau bareng aku ngga, Bel?"

Aku mengintip sedikit jendela kamar sambil memakai sepatu kemudian terlihat hujan tidak sederas tadi lagi dan kemungkinan aku bisa mengendarai mobil. Karena jika hujan di lingkungan ini agak susah jika mengendarai mobil kemanapun.

" Ngga usah, Bang Satya. Abel bawa mobil sendiri kok, sampai ketemu disana ya!" ujarku.

Aku dapat mendengar kekehan kecil dari Satya.

" Jangan lupa pakai jaket, diluar hujan dan siap sedia payung di mobil. Siapa tahu di filosofi kopi Hujannya deras."

Aku yang terkekeh kali ini, Satya yang selalu mengingatkan hal – hal kecil yang suka tidak aku ingat membuatku mau tidak mau tersenyum.

" Iya, Bang Satya.Terima kasih sudah ngingetin ya." Lirihku.

Mungkin disana Satya tersenyum, mungkin.

" Yaudah sampai ketemu disana ya, Umi. Assalammualaikum!"

Aku tersenyum lagi hari ini, entah ini yang keberapa kali aku tersenyum jika sudah menyangkut tentang Abisatya Bermuda.

Hijrah, Pernikahan dan Sebuah KepulanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang