Galang, dan hatinya

3.8K 313 17
                                    

" Gue bukan laki – laki baik bel, gue bukan laki – laki sempurna kayak bang Muda. Gue juga ngga bisa janjiin masa depan dalam waktu dekat buat lo, tapi setidaknya kasih gue waktu.."- Abisatya Bermuda

Sejak kejadian di Dunia Fantasi pekan lalu, aku dan Satya seperti berjarak. Bukannya aku sengaja menjaga jarak hanya saja memang sepertinya kami sedang sibuk dengan urusan masing –masing terlebih lagi Satya jarang di kantor pada minggu ini. Pria itu, aku tidak bisa memandangnya tanpa memikirkan apa yang dia ucapkan pekan lalu di hadapan kami semua tentang dia yang tidak ingin menikah dan memintaku menikah dengan orang lain jika aku ingin menikah dalam waktu dekat. Sikap pria itu tidak berubah setelah kata – kata yang dia ucapkan, Satya masih rutin menghubungiku lewat chat Line dan pria itu juga mengirimkan paket makan siang untukku walaupun pria itu tidak ada dikantor.

" Dari Satya?" tanya Galang yang duduk didepanku.

Aku mengangguk kecil sambil membuka kotak makanan dari restoran siap saji yang di pesankan oleh Satya. " Seminggu ngga dikantor aku dikirim ginian terus sama dia, Alhamdulillah rejeki anak baik ya, Lang." kataku sambil tertawa kecil dan mataku berbinar melihat isi kotak makan itu.

Keenan yang duduk disebelahku tertawa kemudian memberikan satu gelas jus padaku. " Itu sih judul nya PHP mba Abela!" celetuk Keenan.

Aku tertawa kecil lalu mengangguk. " Ya namanya perempuan mah bisa apa sih?" kataku bergurau.

Galang dan Keenan menatapku prihatin, pasalnya mereka sudah tahu apa yang terjadi sebenarnya diantara aku dan Satya namun memang Satya saja yang tidak pernah sadar. Jujur saja sakit yang ditimbulkan memang tidak separah disaat aku tahu Muda akan menikah, namun tetap saja sakit karena aku hanya wanita biasa yang punya perasaan. Aku tidak ingin berjalan terlalu jauh jika memang aku sudah tahu akhirnya akan seperti apa. Aku tidak ingin berharap banyak pada Satya karena aku sudah paham apa yang diinginkan pria itu. Tapi aku tidak kuasa jika harus menjauhi pria itu dengan sengaja karena aku tidak sejahat itu.

" Kenapa sih ngga bilang jujur aja sama Satya?" tanya Galang memecahkan kesunyian diantara kami.

Aku tersenyum kecil kemudian menggeleng. " Aku udah cukup paham dan ngga mau dijelaskan untuk kedua kalinya karena aku tahu efeknya akan seperti apa, Lang. Jika memang bukan Satya mungkin ada yang lain, dan jika memang Satya sudah tidak mengharapkan aku lagi, aku tidak mundur dan tidak pula melangkah kedepan karena aku berjalan bukan untuk Satya. Aku udah belajar banyak dari kejadian Muda, dan aku ngga mau mengulang kedua kalinya. Aku tidak ingin menunggu Satya siap, karena belum tentu penantianku akan berakhir padanya dan dia untukku. Biarkan saat ini Satya melakukan semua hal yang dia suka, aku hanya disini melihat dan memperhatikan semuanya." Kataku pahit sambil menerawang jauh.

Kami semua terdiam lagi usai kalimat yang keluar dari mulutku, aku tidak ingin menambah lagi dan tidak ingin berkomentar lagi karena bagiku sudah cukup jika menyangkut Satya.

Tiba – tiba suara Ringtone sendu melagu nya Barasuara terdengar di tengah – tengah kesunyian diantara kami membuatnya semuanya menoleh pada ponselku yang tergeletak di meja. Dilayar nampak nama Abisatya Bermuda yang melakukan panggilan ke nomorku. Dengan enggan akhirnya aku jawab panggilan dari Satya itu dan anak – anak lain memperhatikanku sembari mendengarkan percakapanku.

"Assalammualaikum, Bel? Udah dimakan belum makan siang dari gue? Gue besok kerumah ya? Besok weekend kan? Nanti nonton bareng anak – anak mau?"­

Aku mendesah pelan, kemudian menatap Galang dan Keenan bergantian dengan tatapan lesu.

" Waalaikumsalam... Aku ngga bisa mas, maaf ya. Aku capek seminggu ini lembur terus jadinya pas weekend istirahat aja dirumah, Mas." Tolakku secara halus dan baru kali ini aku menolak ajakan Satya.

Hijrah, Pernikahan dan Sebuah KepulanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang