SIAP TISU, SIAP JEMPOL BUAT VOTE!
" Kalau Kau hanya membiarkannya menjadi milikku sebentar saja, kenapa Kau datangkan dia padaku?" – Abela Maryam
" Jika kau rindukan aku, pandangilah langit malam ini, sayangku..." – Resangga Abimana
Aku mengelus perut ku yang sangat besar, karena Alhamdulillah aku dan Resangga di berikan anugerah memiliki dua anak sekaligus. Kembar, bayi yang ada di dalam kandunganku ini kembar. Kini sudah jalan bulan ke delapan dan suamiku makin over protective jika aku pergi kemanapun. Bahkan suamiku itu sering pulang cepat hanya untuk memastikan bahwa aku baik – baik saja padahal kami masih berkomunikasi di sela waktu kerjanya. Sungguh, hampir satu tahun lebih aku hidup dengannya membuatku sadar bahwa pria yang menjadi suamiku itu adalah sosok suami yang sempurna walaupun kadang pria itu sangat cerewet dan lebih cerewet di bandingkan ibu dan ayahku.
Hidup bersama Resangga selalu membuatku merasa di nomor satukan, aku selalu di manja dan sangat dicintai. Hidup dengan rumah tangga yang seperti ini aku pikir hanya ada dalam khayalanku saja namun sekarang aku mengalaminya dan bagaikan mimpi menjadi nyata.
" Kenapa belum tidur? Abang sama adek bergerak lagi di dalam?" tanya suamiku dengan suara serak khas bangun tidurnya.
Aku tersenyum menatap wajah tampannya lalu mengelus pelan rahang tegasnya. Dia juga ikut tersenyum dan memejamkan mata kembali ketika aku tidak dalam ekspresi kesakitan seperti biasa jika bayi – bayiku berulah didalam sana. " Aku ngga bisa tidur, entah kenapa, kayaknya emang masa – masa nervous mau melahirkan kali..."
Resangga mengangguk kemudian mengelus perutku dengan lembut dan sekali lagi membuat gelenyar nyaman yang selalu ingin kurasakan darinya.
" Kamu harus jadi ibu yang kuat untuk abang sama adek, kamu harus sayang sama mereka waktu mereka lahir nanti, kamu harus jadikan mereka seperti kamu, wanita luar biasa yang selalu aku cintai sampai akhir hayatku..." lirihnya pelan lalu menurunkan badannya hingga bisa meletakkan telinganya tepat di perutku untuk bisa mendengar bunyi detak jantung kedua anak kami.
Ya Allah, dia benar – benar suami luar biasa. Walaupun mengeluarkan sejuta kata manis sepanjang aku menikah dengannya, aku tetap tidak bosan dan makin jatuh cinta padanya di setiap hari kami membuka mata.
" Anak – anak kita akan menjadi anak yang punya hati besar dan luar biasa seperti kamu, ayahnya, aku akan selalu bercerita pada si kembar ketika mereka lahir bahwa ayah mereka adalah sosok pria penuh cinta dan bertanggung jawab, kamu akan selalu menjadi panutan untuk sikembar nanti..."
Dia mendongakkan kepalanya hingga aku bisa menatap mata teduhnya, mata yang selalu membuatku melihat cinta nyata setiap dia melihatku. Dia tersenyum lalu kembali ke posisi semula di sebelahku namun masih menatap mataku. Dia terdiam sebentar lalu kurasakan kecupan di keningku, kecupan yang sangat lama, aku memejamkan mataku meresapi kehangatan dirinya dalam kecupan yang dia berikan.
" Kamu, entah harus berapa kali lagi aku harus bilang kalau aku jatuh cinta sama kamu setiap harinya, Abela. Mimpiku seakan menjadi nyata, dan saat kamu memberikan dua malaikat ini seakan meringankan sedikit beban yang aku rasakan, jika kemarin – kemarin hanya aku sendiri yang menjagamu, nanti saat mereka hadir ke dunia, maka mereka akan menjagamu, dua malaikat yang menjadi kado terindah sepanjang hidupku dari Allah selain dirimu. Mau berjanji sesuatu padaku?"
Aku mengangguk kecil, kemudian dia membawa ku kedalam pelukannya. Pelukan yang seakan menjadi rumahku, tempat aku pulang dan tempatku menghilangkan lelah.
" Selalu sediakan aku tempat dihatimu, sayang. Selalu rasakan cintaku sepanjang waktu, dan selalu jadikan aku alasan untuk kamu bahagia. Jangan jadikan aku alasan untuk kamu menangis, dan jangan jadikan aku alasan untuk kamu merasa putus asa akan kehidupan dan takdir. Dan selalu percaya bahwa aku selalu mencintaimu, kemarin, hari ini, dan sampai akhir nanti"
![](https://img.wattpad.com/cover/57366636-288-k700250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah, Pernikahan dan Sebuah Kepulangan
General FictionAbela maryam, seorang wanita muda yang menjadi muallaf. Keputusannya menjadi muallaf membuatnya di buang dari keluarganya dan harus mencoba hidup baru di Jakarta. Dia menjadi muallaf awalnya untuk seorang pria yang pergi jauh untuk menempuh pendidik...