VOTE SEBELUM BACA!
" Mimpi itu terasa semakin buruk jika terulang terus menerus..." – Abisatya Bermuda
Hari ini semua orang terlihat kaku dan canggung karena perubahan sikap Satya yang sejak masuk kantor tadi tidak bersahabat. Bahkan Galang teman dekat Satya tidak bicara dengan pria itu. Dan aku enggan bicara dengan Satya sejak kejadian kemarin karena pria itu bahkan tidak menyapa saat kami berpapasan di lift tadi.
" Sebentar lagi atasan kita yang baru mampir kesini buat nyapa kita katanya..." kata Galang yang tiba – tiba datang setelah masuk keruang direktur.
Aku hanya mengangguk sebenarnya tidak peduli karena tidak terlalu penting juga kalau seandainya atasan baru itu sama saja dengan yang kemarin. Karena sebenarnya bagi kami semua kalau atasannya masih seperti itu maka nasib kami juga tidak akan berubah.
Lihat saja Keenan yang hanya menatap bosan ruang direktur menunggu sang direktur baru keluar dari ruangannya. Lalu Gibran yang hanya bersandar santai di kursinya tanpa mengerjakan apapun. Sedangkan Satya hanya sibuk dengan ponselnya tanpa peduli dengan yang lain. Kami hanya seperti menunggu vonis pekerjaan. Karena bisa jadi setelah direktur itu muncul maka neraka pekerjaan akan dimulai seperti biasanya.
" Mba, gue dapet ID line nya Halima! Yey!" seru Keenan girang lalu menghampiriku sambil membawa ponselnya dan menunjukkan chat nya dengan temannya.
Aku tertawa kecil kemudian mengambil ponsel itu dan membaca chat mereka yang membicarakan tentang gadis yang bernama Halima itu. Dan ternyata Keenan meminta nya dari salah satu teman gadis itu.
" Kirain dapet dari orangnya langsung! Kalo gini mah aku juga bisa, Nan!" kataku lalu menyerahkan ponsel itu pada Keenan.
Gibran tertawa kecil dari kursina lalu melirik Keenan sebentar. " Paling dia juga ngga berani ngajak kenalan!"
Keenan mendelik sebal pada Gibran lalu melempar pria itu dengan sampah aqua gelas yang ada di meja nya ke wajah Gibran. Aku dan yang lain kecuali Satya tertawa melihat kelakuan ajaib kedua orang itu. Namun tawa kami berhenti saat seorang pria datang ke depan mejaku dan memperhatikan kami yang sedang tertawa dengan wajah kaku. Dan aku melirik Galang yang mengkode tanpa suara dengan bibirnya kalau itu adalah direktur baru kami. Aku mendadak terdiam dan tidak berani menatap direktur baru kami itu.
" Ehem... saya Resangga Abimana, saya akan menggantikan Ibu Mawarda sebagai direktur disini. Dan jika ada yang ingin ditanyakan silahkan langsung keruangan saya. Mohon kerja sama nya ya. Kalau gitu saya keruangan saya dulu. Terima kasih"
Aku langsung mendongakkan kepala mendengar suara direktur yang sedang memperkenalkan diri. Suaranya berbeda dengan wajahnya. Wajahnya sangat kaku namun suaranya ramah sekali. Aku tidak sengaja menatap matanya sebelum direktur baru itu berbalik badan dan aku cepat – cepat menundukkan kepalaku dan merutuki kelakuanku sendiri.
" Ah, ya. Abela, long time no see..."
Aku menoleh saat namaku di sebut oleh direktur baru dan refleks membuatku mengerutkan keningku sendiri. Dan yang lain sama penasarannya deganku karena direktur itu tahu namaku dan terlebih lagi mengatakan long time no see padahal aku baru bertemu dengannya hari ini.
" Bapak kenal saya?" tanyaku penasaran.
Direktur baru itu tersenyum kecil kemudian mengangguk. " Walaupun perubahan kamu besar, jelas saya masih kenal kamu. Adik Alexander Wijaya kan? Saya teman kuliahnya. Kalau gitu saya permisi ya, Bela..." katanya lalu pergi menuju ruangannya meninggalkan aku dan semua temanku yang melihatnya heran.
Aku hanya mengangkat bahu ketika temanku yang lain menatapku dengan pandangan bertanya. Hanya Satya yang menatap tidak suka. Aku heran harus bagaimana dengan Satya. Pria itu benar – benar belum dewasa karena sejak tadi memandang sinis siapapun yang ada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah, Pernikahan dan Sebuah Kepulangan
General FictionAbela maryam, seorang wanita muda yang menjadi muallaf. Keputusannya menjadi muallaf membuatnya di buang dari keluarganya dan harus mencoba hidup baru di Jakarta. Dia menjadi muallaf awalnya untuk seorang pria yang pergi jauh untuk menempuh pendidik...