A beautiful wedding Day

4.8K 357 18
                                    



BTW AKU MAU MINTA MAAF SEBELUMNYA KALAU ADA YANG SALAH DALAM IJAB QABUL DAN AYAT LAINNYA, CAUSE I NEVER MARRIED, I DIDN'T KNOW ITS TRUE OR NOT, I'M SORRY

" Karena tidak ada yang lebih indah daripada hubungan halal denganmu..." – Resangga Abimana

Aku memperhatikan keluargaku yang nampak sibuk sedaritadi menyiapkan keperluan untuk akad nikah yang sebentar lagi akan dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memperhatikan keluargaku yang nampak sibuk sedaritadi menyiapkan keperluan untuk akad nikah yang sebentar lagi akan dimulai. Nampak sekali raut gembira dari wajah mereka sejak semalam saat sekeluarga berkumpul untuk sekedar membicarakan akad nikah yang akan terlaksana hari ini begitu juga resepsi yang akan terlaksana hari ini sekaligus.

Sedangkan aku sejak subuh tadi sudah gugup menjelang saat bahagiaku nanti. Untuk akad nikah pagi ini aku hanya memakai kebaya berwarna putih yang dihiasi beberapa mutiara kecil dan hijab yang senada warnanya yang memang sengaja di pesan oleh ibuku kepada desaigner yang membuat kebaya ini. Sedangkan untuk resepsi nanti jujur saja aku tidak tahu apa yang dipesan oleh ibu Resangga untuk pernikahanku karena beliau bilang sudah memesan dan menyesuaikan semua ukurannya dengan kebaya yang aku pakai untuk akad nikahku. Jadi aku akan mengetahuinya nanti setelah acara resepsi akan dimulai.

Dan Resangga, sudah hampir dua minggu ini aku tidak bertemu calon suamiku itu karena kedua belah pihak keluarga setuju bahwa kami tidak diperbolehkan sampai akad nikah nanti. Dan kadang Resangga hanya mengirimi pesan singkat dan itupun kalau tidak ketahuan oleh ibunya.

" Bel, Ijab Kabul nya udah mau di mulai!" seru salah satu sepupuku yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang tersedia di masjid tempat aku dan Resangga melaksanakan akad nikah.

Aku tersenyum tipis pada sepupuku itu dan memintanya duduk tepat disampingku. Tanpa terasa rasa haru menyelimuti kami semua yang ada diruangan ini. Akupun juga begitu, bukan hanya rasa haru tapi rasa penasaran bagaimana di depan sana saat ini dan bagaimana Resangga sekarang.

Tanganku semakin dingin saat samar terdengar bahwa Ijab Qabul sudah akan dimulai. Dan suara wali hakim yang menikahkanku juga mulai terdengar. Ya Allah....

" Ya Resangga Abimana Bin Ahmad Abimana Musa, uzzawwijuka 'ala ma amarallahu min imsakin bima'rufin autasriihim, ya Resangga Abimana Bin Ahmad Abimana Musa," ucap wali hakim

"na'am" jawab Resangga

" Anakahtuka wa zawwaj-tuka makhtubataka Abela Maryam Wijaya Binti Barta Laurensius Wijaya bi mahri mushaf Al-Qur'an wa alatil 'ibadah haalan"

" Qobiltu nikaahaahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur haalan, wallahu waliyut taufiq"

" Para saksi sah?"

"SAH!"

Air mataku mengalir tanpa ku sengaja mendengar Ijab Qobul yang memang samar terdengar hingga keruanganku ini. Perasaan asing merayap di hatiku dan membuatku hendak ingin buru – buru menemui Resangga, pria yang sudah menjadi suamiku secara sah dan membawa kami ke dalam ikatan halal.

Hijrah, Pernikahan dan Sebuah KepulanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang