4. Super Playboy

7.5K 338 6
                                    

Pagi ini menunjukkan pukul 07.30. Seperti biasa, Pak Jon menyambut kedatangan murid kesayangannya dengan wajah masam yang dibalas dengan cengiran lebar oleh muridnya itu. Kalian bisa menebak kan siapa murid yang dimaksud?

Kali ini, dia ditemani dengan Alexander Kier yang sedang menginap di rumahnya.

Setelah melalui terjangan omelan dan 2 hantaman dari penggaris kayu Pak Jon, kini mereka berakhir di taman belakang sekolah, menyapu halaman yang dijatuhi dedaunan kering dari pohon-pohon rindang disana.

"Dev, Deva," panggil Alex. Deva hanya menggumam sambil asyik menyapu.

"Yaelah ni anak malah keasikan nyapu," ujar Alex sambil manyun.

"Lo mau ngomong apaan?" tanya Deva tanpa menoleh ke arah Alex.

"Nanti malam kita clubbing yuk! Udah seminggu nih nggak kesana," ajak Alex.

"Hmmm, boleh. Jam berapa?" tanya Deva.

"Jam 9. Gue deh yang jemput lo."

"Kalo gue yang jemput gimana?" tawar Deva sambil menaikkan alisnya.

"Yakin? Nggak biasanya lo mau jemput," cibir Alex. "Oke, gue tunggu ya."

"Oke."

***

Geoffrey Club, 00:14 am.

Seharusnya, Superior sudah bisa pulang ke rumah mereka andai saja ketua mereka, Deva, tidak asyik berduaan dengan gadis-gadis di klub. Setelah memperkenalkan Zira kepada mereka semua, satu jam kemudian mereka sudah melihat Deva sedang bersama perempuan lain.

"Itu siapa sih yang sama Deva?" tanya Farhan sambil menunjuk ke arah Deva yang sedang memangku seorang gadis. Mereka kelihatan benar-benar mesra, begitu dekat seperti sudah berhubungan lama.

"Tau tuh. Tapi kayaknya anak Khatulistiwa juga deh," ujar Hexa sambil menyesap wine-nya.

"Perasaan gue deh yang ngajak kesini. Eeh malah dia yang keasikan," ujar Alex sambil menyangga kepalanya dengan tangan. Kepalanya mulai pusing karena terlalu banyak minum.

"Eh eh Vi, liat tuh si Deva!" seru Farhan tiba-tiba sambil menggoyang-goyangkan paha Alvi.

"Apaan sih Far," ujar Alvi sambil menoleh ke arah Deva. Hexa dan Alex ikut menoleh ke arah Deva. Mata mereka langsung melebar begitu melihatnya.

"Gilaaa! Si Deva mau mesumin tuh cewek!" seru Alex histeris.

"Wanjiir itu tangan Deva gatel banget!"

"Ceweknya mancing banget sih aduuh."

"Huaaa Vi, Deva out of control!"

"Kita gak bakalan pulang sampe pagi kalo nggak berhentiin dia sekarang," ujar Alvi sambil berdiri. Dia lalu berjalan mendekati Deva, disusul dengan Farhan dan Hexa, serta Alex yang berusaha menahan pusingnya.

Begitu mereka sampai, Alvi langsung menggebrak meja. Perhatian beberapa pengunjung langsung teralih ke mereka. Deva dan perempuan yang ada dipangkuannya menghentikan kegiatan mereka. Deva mengernyit memandangi teman-temannya.

"Alvi? Lo apaan sih, ngerusak aja," dengus Deva. Cewek yang ada di pangkuan Deva menyembunyikan wajahnya di balik leher Deva.

"Dia siapa?" tanya Farhan sambil menunjuk gadis itu dengan dagunya.

"Helena, cewek gue," jawab Deva sambil merangkul pinggang Helena posesif. Alex, Alvi, Hexa, dan Farhan langsung membelalak mendengarnya.

"Cewek?" ujar mereka sambil saling bertukar pandang.

One and Only (STOP PERMANEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang