27. Dinner

5.5K 304 15
                                    

This part is gonna be a looong part!Sedikit penjelasan ya. Dari part 'Conversation' itu Deva sama Livi dan beberapa teman-teman yang lain udah 17 tahun. Sengaja agak aku percepat biar gak muter-muter ceritanya, hehehe. Read and, enjoy!

***

"Temen Papa bilang, dia nggak jadi ngerayain acara hari jadi perusahaannya besok," ujar Randi sambil meminum kopinya, lalu meletakkanya di atas meja dan duduk.

Deva dan Bryan yang sedang bergelut satu sama lain sontak menoleh ke arah ayah mereka. "Lho, kenapa?"

"Katanya dia ada urusan keluarga. Jadinya harus diundur sampai minggu depan," jawab Randi.

Hubungan ayah dan anak itu sudah mulai membaik sejak Randi dan Deva berbicara tempo hari lalu. Meskipun sampai sekarang Deva masih merasa canggung, tapi melihat sikap ayahnya yang seakan-akan tidak terjadi apa-apa  diantara mereka membuat Deva jadi ikut merasa begitu.

"Wah, baguslah. Bryan juga gak tau mau pake baju apa," ujar Bryan. "Udah Dek, jangan gelitikin lagi!"

Deva tertawa. "Cuman gue sentuh doang udah geli sampe segitunya."

"Saraf geli gue itu sensitif," jawab Bryan asal, sedangkan Deva tertawa lagi.

"Papa kepikiran buat ganti acara temen Papa itu jadi acara kita," gumam Randi. "Yaa acara dinner biasa aja. Papa undang beberapa orang terdekat Papa. Kalian juga boleh ajak temen-temen kalian. Tapi yang akrab aja."

"Waw, tumben," celetuk Deva.

"Kapan?" tanya Bryan, alih-alih agar adiknya tidak mengatakan yang macam-macam.

"Hmm, lusa? Biar kamu nyari baju dulu Bry," ujar Randi. "Gimana menurut kalian?"

"Not a bad idea," tanggap Deva. "Alex sama Hexa suka makanan banyak."

"Lo sama temen-temen lo itu sama aja kalo udah soal makanan," cibir Bryan. "Sama-sama rakus."

Deva mencebik. "Kami bukannya rakus. Kami cuman punya nafsu makan yang besar."

Randi tertawa geli. "Ajak aja mereka semua. Kalo perlu sama pacar-pacar mereka juga, kalo ada."

"Whuaa mereka pasti bawa pacarnya Pa. Emmm masih gebetan sih. Nanti Deva kasih tau mereka."

"Pacar kamu juga bawa," tambah Randi. "Papa mau ketemu dia dan kamu kenalin dia sebagai pacar kamu ke Papa."

"Oke, nanti aku kenalin," jawab Deva sambil tersenyum sumringah.

"Anaknya temen Papa itu cantik lho, Bry. Gak mau Papa kenalin?" tanya Randi iseng.

"Temen yang mana? Yang acaranya batal ini?" tanya Bryan yang dijawab dengan anggukan oleh Randi. "Namanya siapa?"

"Sabrina Garvin," jawab Randi. "Kenapa ekspresi muka kamu kayak kesedak kodok gitu?"

"Itu pacarnya Bryan, Pa," ceplos Deva. Bryan melotot ke arah adiknya, sedangkan Deva nyengir tak berdosa.

"Serius?" ujar Randi excited. "Wah, bagus dong. Papa baru aja mau bilang kalo dia kuliah di jurusan yang sama kayak kamu, tapi dia kuliahnya di Jakarta. But, wait. Kalian kenal darimana?"

One and Only (STOP PERMANEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang