3 Random Chatting

27.4K 2.4K 41
                                    


'Kmu udh kyk beneran nyari suami deh. Ktnya mw temenan dulu? Hehe'

Wanita itu tidak membalas pesannya hingga sore esok harinya. Tentunya Rayyan tidak terlalu menghrarapkan jika Jingga akan kembali chatting dengannya. Apalagi ia setengah hati untuk pedekate online yang menurutnya seperti remaja labil, sementara usianya sudah 30 tahun.

Tanpa ia duga di siang harinya datang balasan dari Jingga.

'Adik laki2ku kasmaran! Dan dia skrg srng bengong =__='

Rayyan mengernyit dan sudut bibirnya melengkung ke atas, membaca pertanyaan yang tak terduga itu. Ia bisa menyimpulkan sekarang wanita bernama Jingga itu menerima ajakan pertemanannya. Rayyan tidak langsung membalasnya, karena sebagai produser musik sekaligus komposer, ia sedang melatih penyanyi baru menyanyikan lagu ciptaannya.

"Gimana nyanyinya Elsa, Bang?"

Rayyan mengalihkan perhatiannya pada pria yang baru saja masuk ruang kontrol musik. Manager dari penyanyi yang sedang dilatihnya itu memperhatikan seorang penyanyi muda yang kini masih melantunkan lagu di balik berbagai alat rekaman.

"Ada peningkatan. Sebentar lagi istirahat,"jawab Rayyan.

Kemudian ketika si penyanyi menghentikan suaranya di bait terakhir lagu, Rayyan tersenyum. Ia menghentikan musik dan berkata melalui microphone di hadapannya.

"Elsa, kita break dulu setengah jam,"katanya, lalu pergi keluar studio musik.

Sambil berjalan menuju ruangannya, Rayyan membalas pesan Jingga melalui aplikasi chatting di ponselnya.

'R u sure he has a crush?'

Tidak berapa lama, muncul jawaban.

'If he hasn't a crush, why would he always daydreaming?'

'Bengongnya gimana?'

'Kdg suka senyum2 sendiri, tapi tadi pulang sekolah dia malah badmood parah'

'Udh ditanya?'

'Dia gk mau cerita. Dan skrg aku bingung krn dia satu2nya laki2 di rmh kami. Dan aku gk tau bgmn menghadapi saat2 sprti ini,'

"Satu-satunya laki-laki?"gumam Rayyan lalu membuka pintu ruang kerjanya.

'Umurnya brp?'

'Thn ini 15 thn, dia kelas 1 SMA,'

Rayyan duduk di sofa ruang kerjanya dan bersandar. Ia mengernyit membaca jawaban Jingga. Sebelumnya wanita itu bilang kalau dia orangtua tunggal untuk tiga orang adiknya. Itu berarti wanita itu yatim piatu. Kemudian wanita itu kembali mengatakan hanya satu orang adiknya yang laki-laki, dan dia masih berusia 15 tahun. Bagaimana mungkin ada wanita berusia 25 tahun yang bekerja sendirian untuk menghidupi dirinya dan tiga orang anggota keluarga yang masih remaja dan tentunya sekolahnya tidak gratis?

Rayyan tidak pernah berpikir hal itu mungkin. Terlahir di keluarga kaya dan sejak kecil selalu merasakan kemewahan, membuatnya tidak mengetahui hal-hal seperti itu. Meski begitu, orangtuanya mengajarinya agar tidak sombong dan bersikap baik pada siapapun dari golongan manapun.

Jangan-jangan wanita ini penipu? Cuma mau iseng-iseng saja?

Rayyan menghela napas. Lagi-lagi ia berpikir konyol.

Kemudian ia membalas pesan Jingga.

'Aku satu-satunya anak laki-laki di keluarga, dan punya dua orang kakak perempuan. Memang sulit bicara mengenai hal sensitif seperti itu pada kakak perempuan,'

'Trus? Gimana dong??'

'Kmu bs mulai dgn mengatakan, kalau kmu bersedia menjadi pendengar jika ada yg membuat adik kmu resah. Nanti pd saatnya dia pst akan bercerita,'

Dear JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang