Chapter 12

307 5 0
                                    

Matahari masuk menerangi pasangan yang masih tertidur di ranjang.

Cloey yang merasakan sinar matahari mengenai wajahnya langsung menggeliat. Cloey mebuka matanya, dia mendapati lengan seorang lelaki sedang memeluknya erat. Cloey berusaha melepaskan tangan Rey yang melingkar di perutnya.

"Kamu udah bangun babe.." Rey.

"Iya aku udah bangun... Rey lepasin tangan kamu." Rey enggan melepaskan pelukannya.

"5 menit aja... please" Cloey tidak bisa menolak permintaan Rey... karena Cloey juga merasa nyaman dengan posisi seperti itu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka, tapi Cloey dan Rey tidak mempedulikannya karena mereka menikmati posisi berpelukan seperti itu.

"ASTAGA!! CLOEY... REY..." Cloey langsung berdiri dari posisi tidurnya. Cloey malu, semuanya ada dikamarnya. Mereka melihat Rey yang memeluk Cloey dari belakang.

"Kalian ngapain... ini udah jam 9 dan kalian.... damn!!. Apa kalian melakukannya semalam?" Gio sarap... asal jeplak aja ngomongnya. Batin Cloey.

"Gila lo man. Enak ngga..." Vino.

"Ngga... karena kalian ganggu." Cloey mencubit lengan Rey.

"Oh sorry kita ganggu em.. em.. kalian. Kalau gitu kita keluar deh.. lanjutin aja ampe puas" Tristan kamu emang sodara sableng, sarap, sinting!!!. Batin Alexa.

"Ngga... ngga... enak aja. Cepet bangun kita udah laper banget dari tadi nunggu kalian yang malah asik sendiri di kamar. Mandi sana!! Kalau mau lanjutin lain kali aja..." Dena.

"Dena aku ngga melakukan apa-apa sama Rey. Kita hanya tidur ok. Aku mau mandi kalian keluar sana..." Cloey mengusir mereka semua dari kamarnya.

"Rey juga harus keluar dong... kalau kalian mandi bareng yang ada kalian malah nerusin dan kita jadi lumutan plus kelaparan dibawah!!!" Cloey berjalan menuju ranjang dan menarik tangan Rey untuk berdiri.

"Yaudah aku mau mandi.. kamu mandi di bawah aja Rey.. sana keluar."

"Ngga mau... maunya mandi sama kamu."

Joe dan keempat lelaki lainnya menarik paksa Rey keluar. Cloey segera mengunci pintu kamarnya.

Cloey

Sekarang aku berada di dapur bersama dengan keempat gadis dan bi Sin. Laki-laki sedang nonton di ruangan tengah diatas.

"Cloe... kamu aja deh yang masak. Kamu tau kan kita ngga bisa masak. Yang ada rasanya pada ga enak semua" Diantara kita berlima, yang bisa masak itu emang cuma aku. Aku diajari masak sama mama, grandma, dan juga bi Sin.

"Terus kalian ngga kerja gitu?? Hell no... bantuin".

"Ia deh."

Selasai masak, aku dan yang lain mengatur semua makanan di meja.

"Cloey... kamu aja deh yang manggil mereka." Dena.

Aku segera naik ke ruang tengah. Ruangan ini adalah ruang nonton. Aku melihat empat lelaki sedang tidur dan tv nya mereka biarkan menyala. Tapi aku tidak melihat Rey. Rey dimana??

"Heiii wake up!! Kalian ngga mau makan. Aku udah buatin kalian ikan woku. Kita cewek-cewek akan habisin semua... kalau kalian ngga mau bangun"

Mereka langsung bangun dan pergi mencuci muka ke kamar mandi yang ada di ruangan ini.

Aku pergi ke kamar.. siapa tau aja Rey lagi tidur di dalam. Aku mendapatkan Rey yang sedang tidur di sofa yang ada di balkon kamar ku.

"Hey... Rey bangun. Aku udah masakin ikan woku untuk kalian." aku mengguncang pelan bahu Rey.

Tiba-tiba Rey langsung membawaku ke pelukannya... dan posisi aku saat ini adalah di atas tubuh Rey.

"Sayang bentar aja... kamu ngga masak bubur manado?"

"Ada kok.. aku masak bubur manado sama saus roa-nya."

"Benar-benar calon istri idaman."

"Rey udak.. kita turun. Mereka udah pada nungguin kita." aku dan Rey pun turun.

"Lama banget sih."

"Iya maaf." Dena pasti udah lapar banget.

"Rey kamu pimpin doa ya." Dena.

"Iya."

Makan siang kita berjalan dengn lancar. Kata Tristan bubur manado buatan ku ngga enak, tapi dia yang paling banyak makan sesudah Rey.

Setelah mencuci piring bekas makan. Grace mengusulkan kita untuk berenang.

"Cloe ayo dong." Rey.

"Ngga Rey... aku liatin kalian aja dari sini."

Aku memang ngga mau berenang. Saat ini aku ngga mau membasahi bajuku. Alasannya ngga logis banget kan?

"C'mon babe... temenin aku." padahal dia berenang bareng yang lain tapi harus ditemenin. Modus banget sih...

"Aduh Rey aku ngga mau." aku sedikit membentak, karena dipaksa terus.

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Rey kayaknya cemas banget deh. Rey menyentuh dahiku dengan punggung tangannya.

"Aku ngga sakit Rey. Aku cuma ngga mau aja basah-basahan."

Rey mengeluarkan senyum devilnya. Ya Tuhan... apa yang akan dilakukan Rey...

"Aaaaaa Rey. Aku jadi basah kan."

Yap... Rey membuat bajuku basah. Dia memakai bajunya yang basah lalu memelukku, dan itu membuat dress selutut yang aku pakai basah.

Rey hanya tersenyum, dan terlintaslah ide gila di pikiranku. Aku masuk kedalam dan keluar kembali dengan menggunakan kimono ku.

Mereka menatapku heran. Rey yang sedang berendam menatapku dengan senyumannya.

"Kamu lagi ngapain sih sayang?"

Aku langsung membuka kimonoku. Mata mereka langsung terbuka lebar saat melihat pakaianku. Aku sering memakainya di Amerika saat berenang.

Rey naik ke tepi kolam dan berjalan ke arahku. Wajahnya seperti sedang... marah.

Rey langsung memelukku. Mungkin dia menghindari ku dari tatapan-tatapan lapar dari yang lain.

"Jangan pernah kamu menggoda lelaki lain sayang. Aku ngga suka kamu memperlihatkan lekuk tubuhmu kepada yang lain... kecuali aku".

"Rey... aku hanya memakai singlet dan shorts."

"Kamu memakai singlet yang menampilkan perut seksimu, dan shorts yang ketat.... kali ini aku maafin kamu. Jangan ngulangin lagi ya."

Aku mengangguk... dan Rey mencium leher jenjangku karena rambutku di kuncir kuda.

"Ayo."

"Kalian jangan liatin Cloe terus nanti pacar kalian ngamuk dan congkel mata kalian mau?" kata Rey kepada Joe dan yang lain sambil memeluk pinggangku yang telanjang.

Aku dan Rey berenang bersama. Rey lalu menenggelamkan tubuh kita. Dia mencium bibirku dengan lembut.

*****

"Bagus banget!!" Dena.

"Oh my god!!! It's so really really hot!!" Joe.

Aneh banget. Kenapa dari tadi mereka semua pada bilang hot... hot... apaan sih.

"Mereka kenapa sih Rey?"

"Aku juga ngga tau." aku dan Rey memang berada di sofa depan mereka.

"Kalian lagi liatin apa sih?"

"Kita lagi liatin foto kalian." Chrissy.

"Foto apaan sih."

"Nih... kamu liat sendiri aja." Dena.

Mataku langsung melotot ketika melihat foto di kamera ku.

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang