Chapter 22

264 15 0
                                    

"HAPPY BIRTHDAY CLOEY. WE LOVE YOU!!!" Aku dibuat kaget oleh teman2 sarap ku ini. Bagaimana tidak, aku sedang berada di kamar. Tiba2 pintunya dibuka secara kasar dan mereka berteriak dengan suara yang cempreng itu.

"Shut up. Nanti Rey bangun. Suara kalian cempreng tau." Aku memperingati mereka. Karena Rey sedang tidur. Dia kecapean.

"Damn!! Rey ada disini? Bukannya dia di Jerman."

"Joe boleh ngga suaranya di kecilin. Nanti dia bangun." Joe hanya mengankat kedua jarinya yang membentuk 'peace'.

"Aku sudah bangun." Tuh kan bangun, Joe sih-_-

"Sorry Rey kamu pasti capek ya? Kamu kok bisa ada disini?"

"Hm aku capek. Aku disini karena keinginan Cloey." Ucapnya lalu merangkulku.

"Maksud?" Ucap mereka serempak.

"Cloey mengirim pesan ke aku katanya dia menginginkan aku di sini. Karena aku tau besok--- eh ini udah jam berapa?" "Jam satu lewat 5 menit. Udah terusin, aku penasaran." Joe.

"Aku tau hari ini adalah hari ulang tahunnya. So, aku langsung memesan tiket dan terbang kemari. Pas aku sampai, aset ku di tendang Cloey." Mereka tertawa mendengar perkataan Rey.

"Kamu kok gitu sih Cloey. Kan kasian Rey nya udah jauh2 kesini juga. Terus nasib masa depan kalian berdua juga gimana?" Joe menggodaku. Tuhan kenapa aku dikelilingi oleh orang2 sarap sih?

"Siapa suruh datang kemari ngga kasih kabar. Terus masuk rumah kayak pencuri. Yaudah kan aku pikir dia orang jahat. Pas dia dibelakangku aku tendang deh." Aku bingung perasaan ngga ada yang lucu tapi kok mereka tertawa terus ya?

"Terus kamu balik ke Jerman kapan Rey? Urusan kamu disana belum selesai kan?" Dena gimana sih Rey juga belum 3 jam disini udah nanya baliknya kapan.

"Besok malam aku harus kesana. Karena aku bilang ke mereka aku hanya sebentar disini." Semua hanya ber-oh-ria. Semua kembali menggodaku. Bahkan mereka membawaku di pantai belakang dan menyirami ku dengan air, telur dan bahan2 lainnya yang membuatku seperti adonan kue.

***

"OH MY GOD!! GUYS PLEASE STOP. INI BAU BANGET. AKU KEDINGINAN TAU!!!" Yap. Teriakan ku menggelegar di udara. Bagaimana tidak, sudah jam tiga pagi dan mereka masih menahanku di pantai dan mentiramiku dengan bahan2 yang membuatku ingin muntah.

"Aduh... sorry ya princess kita. Tapi ini tu hari bahagianya kamu. Kita ingin kamu bahagia. Hahaha." Joe sarap. Bisa tidak jangan menggodaku.

"BESOK JUGA BISA BOYS AND GIRLS. AKU PENGEN TIDUR. CAPEK TAU!!" Teriaku lagi.

"Toa banget si babe. Tadi kamu nelen toa ya?" Fuck you Rey!!

"Please jangan buat aku kesel gini dong. Aku capek, mana suasana nya dingin banget lagi." Ucapku memelas dan pingsan.

Rey

Aku dan lainnya panik sekali ketika melihat Cloey yang duduk terkapar dan pingsan. Dia terlihat capek banget. Memang kami menyiramnya dari jam satu pagi dan sekarang sudah jam tiga tapi kami belum berhenti.

"Hey.. Cloey kenapa? Aduh bisa berabe ni kalau dia sakit." Joe. Kami segera menghampirinya.

Aku merasa bersalah karena hanya menggodanya tadi. Aku segera membopongnya ke kamar. Sebelumnya, aku menyuruh Dena dan perempuan lainnya untuk membersihkan Cloey dengan air hangat. Setelah selesai aku menidurkan Cloey. Dia terlihat sangat capek.

"I am sorry babe. I am wrong. Seharusnya tadi aku ngga nyuruh mereka buat lanjutinnyiram kamu. Kamu istirahat yang nyenyak ya. Love you.." setelah membisikkan kata2 itu aku mencium kening Cloey lama. Setelah itu aku segera berbaring di kasur dan segera memasuki alam bawa sadarku.

Cloey

Aktingku ternyata bagus juga ya. Sebenarnya tadi aku hanya pura2 pingsan agar mereka menghentikan kegiatan siram-menyiram. Karena aku sudah tidak tahan dengan bau yang menjijikkan ini.

Aku sempat mengintip dan melihat betapa kawatirnya mereka. Bahkan aku tidak percaya jika keempat teman perempuanku memandikanku dengan sangat hati2. Aku merasa seperti putri tidur saja. Ternyata mereka sangat menyayangiku.

"I am sorry babe. I am wrong. Seharusnya tadi aku ngga nyuruh mereka buat lanjutin nyiram kamu. Kamu istirahat yang nyenyak ya. Love you.." you not wrong Rey. Aku udah kehilangan akal untuk bujuk kalian. Ya aku pura2 pingsan aja deh. Sorry ya.. love you to...

Aku pun mulai memasuki alam bawah sadarku. Rasanya enak bisa beristirahat setelah menahan mata selama tiga jam. Maybe.

***

Paginya aku melihat Rey. Aku melihat sebuah note yang ada di nakas sebelah ranjangku. Aku membacanya.

Hey babe... Pasti kamu baru bangun tidur ya? Not bad lah. Sorry ya, aku pergi ngga bangunin kamu. Aku tau kamu pasti akan nangis. Aku ngga tega bangunin kamu, kamu tidurnya damai banget. Aku ngga ingin ganggu kamu. Mungkin saat ini aku udah di pesawat. Maafin aku C, aku ngga bisa bersamamu di hari ulang tahunmu ini. Tadi pagi aku dapat telepon dari Jerman. Mereka sangat membutukanku. Ada masalah yang sangat besar. Teman2 yang lain nganterin aku. Kamu jaga diri baik2 ya. Jangan lupa makan yang banyak. Tadi pagi aku buatin kamu sandwich. Dimakan ya. Wait me two weeks again ok. I love you. See you soon.

Your best boyfriend

Rey.

Membaca surat yang Rey tulis ini membuatku menangis dan tertawa. Dia terlalu pd. Aku segera mengambil sandwich yang dibuat Rey. Aku ngga tau dia yang buat atau siapa. Yang aku tau saat ini aku lapar.

Mengingat kejadian semalam aku jadi tertawa. Bagaimana reaksi mereka ketika melihat ku pingsan. Tapi ketika mengingat Rey yang tidak bisa berada lebih lama lagi aku jadi menangis lagi.

Setelah memakan sandwichnya. Aku segera turun mencari teman-temanku yang lain. Di kolam renang, aku melihat mereka yang sedang duduk melamun.

"Hei!! Kalian kenapa melamun? Ini hari ulang tahunku loh."

"Kamu ngga sedih Cloey?" Aku tau apa yang Grace maksud. Tapi aku harus berpura-pura senang. Aku menggelengkan kepala.

"Rey udah balik ke Jerman. Kamu ngga sedih?"

"Sedih sih iya. Tapi dia kan pergi karena harus menyelesaikan masalah yang sangat besar itu. Aku ngerti kok. Dan.... ini hari bahagiaku. Aku ingin kita bersenang-senang ok." Kataku dan menceburkan mereka satu persatu di dalam kolam. Mereka naik dari kolam dan mengejarku. Setelah mereka mendalatkanku mereka melemparkanku di kolam.

Great!! Aku senang tapi terluka. Ngga tau perasaan aku gimana. Tapi aku harus menutupi kesedihanku.

"Hey udah yuk. Dingin banget, kita belum makan kan? Aku lapar." Semua tertawa melihat Dena yang seperti anak kecil meminta makan.

"Ayo... kita masak. Semua harus ikutan masak ya. Aku ngga mau tau. Aku ngga terima kata 'ngga' ya."

Kita lalu beranjak dari kolam dan pergi mandi. Setelah mandi, kami pergi ke supermaket membeli bahan untuk memasak.

========================

No silent reader...

Happy readers:)

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang