Chapter 11

336 9 0
                                    

Selesai acara, Dena membawa sahabat-sahabatnya ke rumahnya. Sesampainya mereka dirumah Dena, dia langsung meminta penjelasan kepada mereka.

"Sekarang jelasin ke aku semuanya secara detail. NOW!!!" Dena.

Cloey

"Emm... Den sebenarnya... semua ini adalah rencanaku. Aku telah menyusun rencana ini dari waktu kita di villa."

Aku ngga tau Dena akan marah atau melakukan apa... tapi aku harus mengatakan semuanya.

"Lalu sehari sehari sebelum ulang tahun kamu, aku nyuruh nenek buat panggil kamu ke Medan dengan alasan nenek sakit. Itu adalah bagian dari rencanaku..."

Flashback

Saat ini aku, Rey, Joe, Bella, Vino, Chrissy, Grace, Kevin, dan Gio sedang berada di teras belakang rumah yang menghadap langsung ke arah pantai.

"So.. rencana selanjutnya apa Cloe?" Joe.

"Pertama.. kamu harus gunting gaun merah nya Dena. Selesai gunting kamu kasih aja ditempat tidurnya Dena."

"Aku ngga mau Cloe... aku ngga tega sama Dena... pasti dia akan sedih banget." Joe

"Ini bagian dari rencana Joe. Yaudah deh kalau kamu ngga mau. Nanti kamu urusin orang-orang yang akan menjemut Dena nanti."

"Ok."

"Next plann... Chrissy. Kamu buat Dena hancurin i-phone kamu tanpa sengaja Chiss... ya gimana caranya kek. Terus kita pakai kesempatan itu buat jauhin Dena."

"Apa?! Big no!!! Aku ngga mau... kok i-phone ku yang jadi korban." Chrissy.

"I'll give your money for your new i-phone and up to you in the next plann.. satu lagi, kamu buat dia hancurin i-phone kamu di depan kita semua... dan inget kita harus marah sama dia."

Aku tau rencana ini gila banget... tapi mau gimana lagi... Dena peka banget sama segala macam situasi. Ngga boleh sembarangan ngerjain dia.

"Kalau bagian gaunnya nanti aku yang akan ambil alih. Kemarin aku memang memberikan Dena gaun dari butik. Aku akan rusakin gaun itu pada saat hari ulang tahunnya. Tepatnya saat dia mandi."

"Rey kamu urusin gedungnya ya."

"Ok babe."

"Yang akan ngurusin kue Bella sama Vino. Kalau dekorasi kamu Grace sama Gio. Kevin... kamu ngurusin undangannya"

"Aku akan coba hubungin keluarga Dena supaya mereka datang. Kalau mama sama papa nya. Setuju sama rencana kita."

Flashback off

"Jadi gitu ceritanya Den."

Aku melihat Dena yang sepertinya akan menangis.

"Congratulation... kalian berhasil buat aku uring-uringan ngga jelas." Dena.

"Maafin aku ya Den, aku dipaksa Cloey buat marah-marah sama kamu." Chrissy.

"Enak aja... ini bagian dari rencana ya."

"Tapi rencana kamu." Chrissy.

Aku hanya nyengir kuda. Kita pun membentuk grup hug.

******

Sebelum aku ke ruanganku, aku pergi ke ruangannya Tristan.

"Hey Tan."

"Kamu ngapain disini? Kalau ada perlu kamu panggil aku aja. Nanti aku yang pergi ke ruangan kamu." Tristan.

"I am not Queen. Stop perlakukan aku seperti seorang ratu. I dont like it."

Semenjak akau menggantikan papa, aku selalu dianggap sebagai ratu yang hanya duduk menunggu berkas-berkas yang perlu di tanda tanganin.

"Tapi kamu memang Ratu di Clinton Group." Tristan.

"What evs! Jumat depan kita ke Manado yuk... Aku kangen sama keluarga yang ada di sana."

Grandma memang dari Manado, tapi grandma ikut grandpa tinggal di Amerika. Jadi keluarga yang ada di Indo dari pihak mama kebanyakan di Manado.

"Boleh juga tuh... sekalian aja kamu ajak Dena... yang lain juga. Aku juga kangen sama bubur manado buatan tante N..." tante N itu adalah tante Nada. Kita keluarga memang sering mempersingkat nama, hanya dengan menyebut inisialnya.

"Kita berangkat bareng. Kamu nginap dirumah aja ya Tan... sama yang lain juga"

"Sip... Cloe sebentar kita ada meeting dan selanjutnya free."

"Ok... kamu juga free kan? Kamu ikut aku ke cafe deh. Dena sama yang lain lagi nunggu kita di cafe."

"Ok."

******

Sekarang, kita ada dirumahku. Tepatnya di pantai. Tadi kami menikmati sunset bersama, tapi sayangnya Rey ngga ikut liat sunset. Katanya dia akan nyusul karena banyak pekerjaan di kantor.

"Haii... maaf ya aku telat. Banyak berkas yang harus aku periksa." akhirnya dia datang juga, Rey berjalan ke arahku yang sedang duduk.

"Sayang maafin aku ya... aku ngga bisa nemenin kamu liat sunset tadi... aku capek banget." Rey duduk tepat didepan ku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Nyaman...

"Nyaman banget... Aku suka banget sama aroma tubuh kamu " Mukaku langsung memerah menahan malu.

"Rey... kalau kamu capek kenapa kamu kesini, bukannya pulang dan istirahat di rumah."

"Aku pengen liat muka kamu, aku pengen istirahat di pelukan kamu sayang..."

"Istirahatlah...." hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku. Aku terlalu senang dengan sikap Rey.

Tristan bangkit berdiri dari duduknya dengan wajah sebal.

"Ayo kita masuk aku ngantuk. Kalian juga sih.. pacaran ngga liat tempat disini masih ada yang jomblo. Aku jadi kambing cengo liatin kalian tau." Tristan.

"Makanya kalau kumpul sama kita bawa cewek. Cari pacar gih kamu... ngga malu apa, udah umur 22 tahun masih aja jomblo." Dena.

"Aku akan cari cewek, tapi ngga perlu pacaran langsung married aja supaya langsung bisa memilikinya seutuhnya." Tristan ih.. mesum banget.

"Jadi ceritanya kamu nyindir kita nih.. Ntar malam juga kita bisa melakukannya." Rey.

"Stop it!! Jangan mesum ok..." aku geli dengan pemrbincangan yang... eww... ini.

Kita memasuki rumah dan segera ke kamar masing-masing. Setiap pasangan satu kamar. Itu maunya mereka, bukan aku. Dan aku hanya pasrah melihat Rey yang ngotot tidur di kamarku.

Saat ini kami sedang tidur. Ya kami... aku dan Rey. Aku membuka tirai agar bisa melihat bintang yang indah dari tempat tidur. Dinding dan pintu yang menghadap pantai memang terbuat dari kaca.

Rey memelukku erat dan aku memeluknya dan bersandar di dada bidangnya.

"Ca... kamu seksi kalau hanya pakai kemeja besar seperti ini." aku memang hanya memakai kemeja yang over size dan memakai celana pendek.

"Jangan mesum Rey... udah tidur sana"

"I love you..."

"Love you more."

Lalu kita berdua langsung menuju alam mimpi kita masing-masing.

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang